Definisi E- Tourism TINJAUAN PUSTAKA

27 handphone, mereka booting dalam hitungan detik dan kebanyakan orang tidak mematikan handphone mereka bahkan ketika malam hari.[7]

2.5 Definisi E- Tourism

Konsep E-Tourism pada dasarnya merupakan konsep yang masih baru dan belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang bergerak dalam bidang pariwisata, khususnya di Indonesia. E-Tourism masih di lihat sebagai sesuatu hal yang masih perlu dikaji lebih jauh mengenai keberadaannya. Hendriksson 2005, menyatakan bahwa ada empat karateristik utama bila kita ingin mengembangkan E-Tourism yaitu : 1 produk pariwisata; 2 dampak berantai yang ditimbulkan oleh industri pariwisata; 3 struktur industri pariwisata; 4 adalah ketersediaan perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Lebih jauh Eriksson menyatakan, dalam mempersiapkan karateristik E-Tourism, maka perlu dilakukan pembangunan untuk mencapai penyempurnaan pasar elekronik, seperti : 1 warisan sistem yang telah ada; 2 keberagaman informasi; 3 tidak ada standar global dalam penukaran data; 4 operasi tanpa batas. Dalam Issues Brief UNTAD, 2005, dinyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak pada promosi, pemasaran, dan penjualan pariwisata. Dampak ini muncul akibat pemanfaatan E-Tourism dalam melakukan tranformasi radikal dalam industri pariwisata, yang disebabkan karena pada saat ini masyarakat mencari tujuan pariwisata di internet. Khusus untuk negara berkembang, tidak banyak kasus yang mengambil manfaat dari kesempatan pariwisata baru. Berdasarkan studi kasus di Afrika, pembaharuan dan pemasaran pariwisata dilakukan dalam konteks internasional, dengan mengacu pada pelayanan providers negara maju. Hal ini dapat meningkatkan transaksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28 penjualan dan menghasilkan keuntungan yang sangat besar 85. Demikian pula dengan Carabia 80, atau Asia yang ditunjukkan oleh Thailand 70 dan India 40. Berdasarkan pemahaman diatas, dengan adanya akses tanpa batas dan biaya rendah maka fokus perhatian dicurahkan pada persaingan dalam pasar global, dan pembukaan jaringan perdagangan. Oleh karena itu, UNTAD 2005, menyarankan untuk melibatkan usaha kecil menengah pariwisata dalam jaringan teknologi informasi dan komunikasi global sebagai langkah terobosan dalam kebijakan nasional. Hal ini disebakan karena E-Tourism dipandang dapat membantu negara-negara berkembang dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan selama ini sebagai peluang dalam pembangunan pariwisata.[8]

2.6 Definisi Java2 Micro Edition J2ME