memprediksi perkembangan anak dalam hal kompetensi sosial, perfomansi akademik, perkembangan psikososial, dan perilaku bermasalah. Pengasuhan
dapat memperlihatkan bagaimana cara orang tua mengasuh anaknya dapat memprediksi keadaan psikologis bahkan rasa percaya diri anak di berbagai
budaya dan lingkungan yang berbeda-beda di bumi ini Steinberg Silk, 2002. Oleh sebab itu, secara keseluruhan pengasuhan merupakan model atau
cara yang didalamnya terdapat berbagai perilaku, pengkondisian, penguatan reinforcement, dan perasaan yang digunakan orang tua dalam mengasuh
anaknya.
2. Perilaku, pengkondisian, penguatan reinforcement, dan perasaan orang
tua dalam proses pengasuhan anak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI perilaku didefinisikan sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan atau lingkungan.
Dalam proses pengasuhan anak, perilaku adalah tindakan atau respon yang diperlihatkan orang tua saat mendidik anak. Pada saat mengasuh anak orang
tua menunjukkan berbagai perilaku yang dapat berdampak positif dan negatif bagi perkembangan anak.
Contoh-contoh perilaku yang dapat memberi dampak negatif bagi anak antara lain membuat segala sesuatu mudah bagi anak. Apabila anak jarang
mengalami frustasi, kekecewaan, dan kecemasan maka pada saat beranjak dewasa ia belum sepenuhnya siap untuk menghadapi berbagai masalah dalam
hidup, pekerjaan, dan hubungan dengan orang lain. Contoh kedua adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang tua menunjukkan perilaku marah pada anak dengan mengeluarkan kata- kata negatif tentang anak.
Menurut John Chirban seorang psikolog di Harvard Medical School pada saat anak dimarahi menggunakan kata-kata yang kasar hal itu diingat terus
oleh anak dan membekas di hatinya hingga ia beranjak dewasa. Hal itu kemudian berdampak pada rasa percaya dirinya. Contoh perilaku lainnya
adalah orang tua terlalu berlebihan dalam memuji anaknya. Orang tua yang terbiasa memuji anaknya karena talenta atau
kepandaiannya dibandingkan memuji karena usaha juang si anak cenderung menghasilkan anak yang nantinya suka berbohong untuk dapat keluar dari
masalah dan tidak bertanggung jawab. Penelitian yang diadakan di Universitas Standford menemukan bahwa kecenderungan memuji usaha juang dari pada
talenta atau kepintaran pada anak berusia 1-3 tahun berdampak pada anak- anak tersebut lebih baik dalam mengatasi kondisi yang menantang dan
memiliki motivasi yang tinggi. Adapun contoh-contoh perilaku yang dapat memberi dampak positif bagi
anak antara lain; memberitahu ekspektasi yang dimiliki orang tua kepada anak secara jelas. Orang tua sebaiknya mengkomunikasikan dengan anak harapan
atau keinginan yang mereka miliki. Menurut Burke 1997 hal ini bisa dilakukan dengan menuliskan daftar keinginan orang tua pada anak dalam hal
prestasi, kebersihan, hubungan sosial, dan keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam prosesnya orang tua bisa mengajak anak untuk belajar melakukan daftar ekspektasi tersebut melalui permainan ataupun dengan diskusi
mengenai apa yang dirasakan oleh si anak. Contoh perilaku lainnya adalah orang tua bersikap tenang dan dapat mengontrol emosi pada saat anak
membuat marah. Pada saat keadaan seperti ini terjadi orang tua harus menyadari batas kemampuan mereka dalam menahan rasa marah karena
terkadang pada keadaan seperti ini sulit untuk berpikir jernih. Oleh sebab itu orang tua sebaiknya hanya berfokus pada perilaku yang ditunjukkan oleh anak
dan tidak memasukkan ke dalam hati kata-kata si anak yang membuat kesal Burke, 1997.
Memberi ganjaran pada anak secara konsisten saat anak melakukan kesalahan juga dapat membantunya dalam menghormati orang lain dan
disiplin dalam berperilaku. Apabila orang tua tidak konsisten dalam memberi ganjaran pada anak saat melakukan kesalahan maka anak akan menganggap
orang tua tidak berpendirian teguh dan serius Braga, 1975. Meski demikian memberi pujian pada anak karena dia sudah berusaha adalah perilaku penting
untuk dilakukan karena memberi pujian pada anak baik bagi sisi emosionalnya. Seperti yang dikatakan Hurlock 1990 bahwa “alasan utama
pemberian pujian agar rasa percaya diri semakin tinggi, merasa puas dengan apa yang dimiliki diri, dan mampu merasa aman”.
Pengkondisian merupakan
suatu keadaan
pembelajaran yang
menggunakan pemberian imbalan ataupun hukuman untuk membentuk perilaku tertentu. Perilaku tertentu yang diulang berkali-kali dalam
membentuk perilaku anak dapat berubah menjadi penkondisian, akan tetapi kondisi tersebut terkadang bersifat negatif dan menghasilkan perilaku yang
tidak diharapkan. Anak yang terbiasa dipukul oleh orangtuanya lambat laun mengasosiasikan kehadiran orangtuanya dengan rasa sakit secara fisik dan
psikologis. Hal ini kemudian berdampak pada pengkondisian yang negatif bagi anak dan efek negatif dari kondisi ini dapat terbawa hingga ia beranjak
dewasa Pearl, 1994. Penguatan reinforcement adalah pemberian stimuli atau konsekuensi oleh
orang tua terhadap anak yang dapat menguatkan atau melemahkan perilaku tertentu. Terdapat dua macam penguatan yaitu penguatan positif dan
penguatan negatif. Cara kerja penguatan positif adalah dengan menghadirkan stimulus penguatan pada anak setelah perilaku yang diinginkan muncul. Hal
ini dilakukan agar supaya perilaku yang diinginkan oleh orang tua pada anak dapat muncul kembali kedepannya. Contohnya orang tua memberi pujian pada
anak karena ia telah selesai mengerjakan pekerjaan rumah atau anak diberi hadiah untuk hasil belajar yang baik di sekolah.
Penguatan negatif muncul pada saat stimulus tertentu dihilangkan setelah perilaku tertentu muncul agar supaya perilaku tertentu ini bisa muncul ke
depannya karena konsekuensi negatif dihilangkan. Contohnya apabila anak sulit untuk diajak makan bersama, maka orang tua memperlakukan anaknya
dengan cara memintanya untuk makan beberapa sendok makanan baru setelah itu ia bisa bermain atau melanjutkan aktivitas lainnya bcotb.comthe-
difference-between-positivenegative-reinforcement-and-positivenegative- punishment.
Perasaan merupakan pengalaman subjektif sadar mengenai emosi yang dimiliki orang tua pada saat mengasuh anaknya. Pada saat menjadi orang tua
berbagai perasaan dan emosi akan muncul. Mulai dari merasa kasih sayang, sukacita, dan kebanggaan karena menjadi orang tua. Akan tetapi terdapat
beberapa perasaan lain juga yang bisa menjadi sangat kuat seperti; rasa marah, panik, bahkan merasa tidak dihargai oleh anak. Lepas dari setiap perasaan
yang dialami, orang tua harus mengingat dan menjaga sikap mereka terhadap anak karena perasaan yang dimiliki oleh orang tua dan tercermin dalam
perilaku yang ditunjukkan pada anak dapat berdampak positif atau negatif bagi perkembangannya.
3. Dampak pengasuhan