usia 10-14 tahun untuk bunuh diri adalah karena beberapa alasan kejiwaan, diantaranya mereka merasa tidak berharga, merasa terperangkap dalam selimut
tebal, sampai dengan menyimpan perasaan menyesal mengapa mereka dilahirkan dalam kompasiana.com.
Dalam penelitian ini peneliti bermaksud menguji apakah pengasuhan berhubungan dengan rasa berharga pada anak kelas VI Sekolah Dasar. Anak-anak
yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar kelas VI dan berusia 11-12 tahun. Menurut Piaget 19551958 pada usia ini anak-anak telah mampu
berpikir secara abstrak dan menilai lingkungan sekitarnya dalam Berk, 2013. p. 253 dengan begitu anak- anak akan lebih mudah untuk menilai rasa berharga
pada diri mereka dari hasil menilai diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Selain itu sebagian besar anak-anak yang berusia 11-12 tahun masih tinggal bersama
dengan orang tua. Oleh sebab itu besar kemungkinan untuk melihat bagaimana hubungan pengasuhan dan rasa berharga pada anak-anak yang berusia 11-12
tahun. Peneliti menduga terdapat hubungan positif antara pengasuhan dengan rasa berharga. Meski begitu terdapat penelitian sebelumnya yang membantah dugaan
tersebut. Oleh sebab itu untuk menguji kebenaran dugaan ini maka dilakukan sebuah penelitian korelasional untuk melihat hubungan keduanya.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan positif yang empirik antara pengasuhan dan rasa berharga pada anak kelas VI Sekolah Dasar di Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa: Terdapat hubungan positif yang empirik antara pengasuhan dan rasa berharga
pada anak kelas VI Sekolah Dasar di Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat semakin memperkaya hasil penelitian dibidang psikologi perkembangan khususnya mengenai hubungan antara orang tua dan anak. Selain
itu penelitian ini juga ikut memberikan bukti empirik tentang keterkaitan antara pengasuhan dan rasa berharga yang berangkat dari keadaan dewasa ini.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini menjadi ruang bagi peneliti untuk lebih memahami bagaimana hubungan antara pengasuhan dan rasa berharga pada anak. Penelitian ini juga
nantinya dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya. b.
Bagi orang tua Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi orang tua bahwa pengasuhan yang
mereka gunakan dapat memengaruhi perkembangan rasa berharga anaknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pembuat aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat untuk membuat aturan dengan orientasi
penekanan pada pengasuhan. Misalkan diberlakukan aturan jumlah jam kerja orang tua yang semula delapan jam menjadi enam jam agar supaya orang tua bisa
lebih banyak menghabiskan waktu dengan anaknya.
Jadi, dalam penelitian ini peneliti menduga terdapat hubungan antara pengasuhan dan rasa berharga pada anak berusia 11-12 tahun. Hasil penelitian-
penelitian terdahulu menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang baik menghasilkan anak dengan rasa berharga yang tinggi pula dan hal
tersebut memengaruhi prestasi akademis, pergaulan, dan hubungan dengan orang tua. Akan tetapi terdapat pula hasil penelitian lain yang menemukan bahwa
pengasuhan tidak memiliki hubungan dengan rasa berharga karena anak dipandang sebagai agen aktif dalam pembentukan konsep diri. Rumusan masalah
yang kemudian menjadi tujuan untuk dicapai yaitu menguji apakah terdapat hubungan positif antara pengasuhan dan rasa berharga pada anak. Manfaat teoritis
dari penelitian ini adalah untuk lebih memperkaya temuan penelitian dibidang psikologi perkembangan, serta memahami hubungan antara pengasuhan dan rasa
berharga pada anak. Manfaat praktis dari penelitian ini untuk memberi masukan bagi peneliti, orang tua, dan masyarakat dalam mengasuh anak
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA