Deskripsi Data mengenai Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi
Tabel V. 6 Penghasilan Orang Tua Siswa
Penghasilan Orang Tua Siswa Frekuensi
Persentase
Rp 892.660,00 47
70 Rp 892.660,00 – 1.700.000,00
10 15
Rp 1.700.000 10
15
Jumlah 67
100
Sumber: data diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa orang tua ayah atau
ibu siswa sebanyak 47 70 berpenghasilan kurang dari Rp892.660,00, sebanyak 10 15 berpenghasilan antara Rp
892.660,00 – Rp1.700.000,00 dan sebanyak 10 15 berpenghasilan lebih dari Rp1.700.000. jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penghasilan orang tua siswa berpenghasilan kurang dari Rp892.660,00 yaitu sebanyak 47 orang tua siswa atau sebesar 44.
Status sosial ekonomi orang tua dalam penelitian ini masih berupa data mentah. Oleh karena itu, data mentah tersebut akan
disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data yang telah digolong- golongkan ke dalam kategori-kategori yang disebut tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel V. 7 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Status Sosial
Ekonomi Orang Tua Frekuensi
Persentase Kategori
5 8
Tinggi 12
18 Sedang
50 74
Rendah 67
100 Sumber: data diolah, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 50 orang tua siswa atau sebesar 74 berstatus sosial ekonomi rendah. Artinya, sebesar 50
siswa memiliki orang tua dengan latar belakang pendidikan SD atau SMP, berpendapatan UMR dan pekerjaan orang tua yang masuk dalam
golongan A, B, C. Sebesar 12 orang tua siswa atau sebesar 18 berstatus sosial ekonomi sedang. Artinya sebesar 12 siswa memiliki
latar belakang pendidikan SMA, berpendapatan sesuai UMR dan termasuk dalam golongan pekerjaan D, E, F. Sedangkan sisanya sebesar
5 orang tua siswa atau sebesar 8 berstatus sosial ekonomi rendah. Artinya sebesar 5 siswa memiliki orang tua dengan latar belakang
pendidikan SD atau SMP, berpendapatan UMR dan pekerjaan orang tua yang masuk dalam golongan A, B, C.
3. Analisis responden menurut Konformitas Teman Sebaya
Tabel V. 8 Konformitas Teman Sebaya
Frekuensi presentase
Kategori
6 9
Rendah 9
13 Sedang
52 78
Tinggi 67
100 Sumber: data diolah, 2012
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebesar 6 siswa atau sebesar 9 siswa yang termasuk dalam kategori konformitas teman sebaya
rendah. Artinya kecenderungan siswa untuk menerima dan mengikuti standar atau aturan yang ditetapkan oleh kelompok tentang persepsi,
pendapat, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan standar atau
norma yang ada dalam kelompok tidak memberikan kontribusi kepada siswa dalam pengambilan suatu keputusan. Sedangkan 9 siswa atau
13 termasuk dalam kategori konformitas teman sebaya sedang. Artinya kecenderungan siswa untuk menerima dan mengikuti standar
atau aturan yang ditetapkan oleh kelompok tentang persepsi, pendapat, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan standar atau norma yang ada
dalam kelompok cukup memberikan kontribusi terhadap siswa dalam pengambilan suatu keputusan. Sisanya yaitu 52 atau 78 siswa
tergolong dalam kategori konformitas teman sebaya tinggi. Artinya kecenderungan siswa untuk menerima dan mengikuti standar atau
aturan yang ditetapkan oleh kelompok tentang persepsi, pendapat, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan standar atau norma yang ada
dalam kelompok sangat memberikan pengaruh terhadap siswa dalam pengambilan suatu keputusan.
4. Analisis responden menurut Keputusan Siswa Setelah Lulus Sekolah
kategori kecenderungan variabel sebagai berikut :
Tabel V. 9 Keputusan siswa setelah lulus sekolah
Frekuensi presentase
Jenis Keputusan
46 69
Bekerja 21
31 Melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi 67
100 Sumber: data diolah, 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 46 siswa atau 69 siswa mengambil keputusan paling banyak untuk bekerja. Artinya
mereka dirasa sudah cukup siap untuk langsung terjun ke dunia kerja,
keterbatasan biaya juga ikut memberikan kontribusi terhadap keputusan siswa untuk bekerja. Dan sisanya sebanyak 21 siswa atau 23 siswa
mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Artinya mereka dirasa mampu dalam biaya dan mungkin juga
latar belakang keluarga dan lingkungan ikut memberikan pengaruh terhadap keputusan siswa.
Keputusan siswa setelah lulus sekolah dapat dikarenakan adanya kemampuan yang ditunjukkan oleh kematangan fisik dan
mental, pengalaman belajar yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan.
Kemampuan tersebut
mencakup pengetahuan,
ketrampilan, sikap nilai dan mental. Hal tersebut dikarenakan kurikulum di SMK Sanjaya menyiapkan peserta didiknya untuk
langsung bekerja, sehingga sebagian siswa lebih banyak yang tertarik untuk langsung bekerja.