13
konsentrasi yang cukup besar. Karena alasan inilah US Public Health Service Standard menyatakan satu batas yang tinggi 250 mgl dalam air yang akan
digunakan untuk konsumsi manusia. Sulfat penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena kecenderungan air untuk mengandungnya
dalam jumlah yang cukup besar untuk membentuk kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas. Sulfat merupakan suatu bahan perlu
dipertimbangkan, sebab secara langsung merupakan “tanggung jawab” dalam dua masalah yang serius yang sering dihubungkan dengan penanganan dan
pengolahan air bekas Sutrisno dan Suciastuti, 2004. 3. Sulfida H S
Adanya H S maupun dalam air bisa merupakan kelanjutan dari terdapatnya
SO dalam air tersebut yang telah direduksi oleh bakteri-bakteri anaerob. H S merupakan gas yang beracun dan berbau busuk, sehingga kehadirannya dalam
air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut. Selain itu, dalam jumlah besar dapat memperbesar keasaman air sehingga dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa logam Sutrisno dan Suciastuti, 2004.
2.2.1.2. Bahan-bahan beracun
Bahan-bahan yang kemungkinan besar dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan apabila terdapat air di dalam pipa dengan jumlah yang melebihi tingkat
konsentrasi tertentu. Bahan-bahan kimia dapat menimbulkan kesulitan. Bahan- bahan kimia tertentu yang mungkin terdapat di dalam persediaan air minum yang
melalui pipa, meskipun tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan orang-orang
Universitas Sumatera Utara
14
yang meminum air tersebut, tetapi dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan tertentu apabila terdapat dalam jumlah yang berlebihan. Berikut ini batas toleransi bahan-
bahan beracun dalam persediaan pipa dapat lihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Batas toleransi untuk bahan-bahan beracun dalam persediaan pipa Bahan
USPHS 1962 Dinas kesehatan masyarakat A
merika Dasar- dasar pertimbangan
untuk penolakan persediaan
WHO 1971 Batas-batas
bahaya yang sebenarnya
WHO Eropa 1971 Dasar-dasar
pertimbangan untuk penolakan
persediaan
Timbel Pb Arsenik As
Selenium Se ChromiumCr
Air Raksa Hg Kadmium Cd
Sianide CN Barium Ba
Perak Ag 0,05
0,05 0,01
0,05
- 0,01
0,2 1,0
0,05 0,01
0,05 0,01
0.05
0,001 0,01
0,05 1,0
- 0,01
0,05 0,01
0,05
- 0,01
0,05 -
-
Sumber : Buckle, dkk, 2007
2.2.1.3. Kriteria Bakteriologi
Organisme yang merupakan petunjuk adanya polusi kotoran faeces. Bahaya terbesar sehubungan dengan air adalah bila air tersebut telah tercemar oleh bahan
buangan atau kotoran manusia, bahkan bahaya polusi hewan juga tidak boleh dianggap ringan. Bila pengotoran semacam itu baru saja terjadi dan bila hal
tersebut disebabkan oleh penderita atau pembawa penyakit menular seperti demam usus atau disentri, air tersebut mungkin mengandung bibit-bibit penyakit
yang masih hidup. Air semacam itu dapat berakibat timbulnya penyakit. Meskipun metode-metode bakteriologis modern telah memungkinkan penemuan
bakteri-bakteri penyebab penyakit tersebut di dalam saluran buangan dan saluran Batas maksimum konsentrasi yang diperkenankan mgl
Universitas Sumatera Utara
15
terusan dari pembuangan, tidaklah praktis kalau kita berusaha mencoba mengisolasi bakteri-bakteri tersebut sebagai suatu pekerjaan rutin terhadap contoh
air. Bila organisme patogen terdapat di dalam faeces atau kotoran buangan jumlahnya hampir selalu lebih jauh sedikit daripada jumlah organisme kotoran
yang umum, dan organisme yang umum ini lebih mudah dikenali di dalam air. Kalau organisme yang umum ini tidak ditemukan di dalam air, pada umumnya
dapat disimpulkan bahwa organisme penyebab penyakit juga tidak ada, dan penggunaan organisme kotoran yang umum sebagai suatu petunjuk adanya polusi
kotoran sudah dianggap cukup aman Buckel, dkk, 2007.
2.2.2. Pengaruh Aktivitas Air Pada Tekstur Bahan Pangan