Pengolahan Air Secara Bakteriologi

22 menghilangkan sebanyak mungkin gumpalan yang terapung, sementara arus air tetap lancar tanpa adanya gangguan dari gumpalan tersebut Buckle, dkk, 2007. Baik untuk air atau garam besi dosisnya bervariasi antara 0,03 hingga 0,15gl. Semakin besar kekeruhannya semakin besar jumlah pembubuhan koagulan. pH optimum untuk tawas 6-8 sedangkan untuk garam-garam besi antara 8-10. Jika pH kurang dari optimum, untuk tawas maka flok AlOH akan larut, sedangkan bila lebih besar maka flok yang terbentuk akan mengion menjadi ion aluminat yang mudah larut dalam air. Zat pembantu koagulasi coagulation aid diperlukan jika dengan cara biasa koagulasi tidak bisa berjalan dengan baik, artinya sukar terbentuk flok-flok Budiono dan Sumardiono, 2013.

2.2.4.3. Pengolahan Air Secara Bakteriologi

Suatu tingkatan pengolahan untuk membunuhmemusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung di dalam air yakni dengan carajalan membubuhkan kaporit atau zat desinfektan Sutrisno dan Suciastuti, 2004. Desinfeksi merupakan pembasmian hama pada air hampir selalu dilakukan dengan menggunakan gas atau senyawa klorin. Cara-cara lain yang mungkin digunakan kadang-kadang termasuk penggunaan ozon dan sinar ultraviolet. Sasaran klorinasi pada air adalah penghancuran bakteri melalui daya germisidal dari klorin terhadap bakteri. Ada beberapa kegunaan skunder yang penting dari klorinasi termasuk oksidasi besi, mangan dan hidrogen sulfida, penghancuran senyawa-senyawa tertentu yang menghasilkan rasa dan bau, pengendalian Universitas Sumatera Utara 23 ganggang dan organisme-organisme lumpur dalam tempat-tempat penanganan, dan sebagai bahan mempermudah terjadinya koagulasi Buckle, dkk, 2007. Air alam merupakan larutan yang kompleks dari banyak senyawa, dimana sebagian besar dapat diabaikan tetapi sebagian mempengaruhi klorinasi sebagai berikut : 1.Padatan tersuspensi dapat melindungi bakteri terhadap klorin. 2. Bahan organik dapat bereaksi dengan klorin bebas sehingga klorin mempunyai sifat yang lemah sebagai pembasmi hama atau bahkan sifat tersebut hilang sama sekali. 3. Amonia bereaksi dengan klorin bebas membentuk kloramin atau kombinasi sisa klorin yang mempunyai sifat sebagai pembasmi hama yang lebih rendah dari pada sisa klorin bebas. 4. Air dengan kebasaan rendah yang mempunyai pH kurang dari 7,2 lebih muda dibasmi daripada yang mempunyai pH di atas 7,6. 5. Nitrit bereaksi dengan menghilangkan klorin bebas dan dapat juga menghasilkan warna yang menyimpang dengan pereaksi ortholidin kecuali jika diguanakan uji ortholidin-arsenit untuk memperbaiki kesalahan semacam itu. 6. Mangan membentuk warna yang menyimpang dengan uji ortholidin yang lama meskipun uji ortholidin-arsenit dapat membetulkan kesalahan semacam itu. Universitas Sumatera Utara 24 7. Zat besi, bila ada dalam konsentrasi di atas kira-kira 1 mg menyebabkan kesalahan dengan uji ortholidin yang lama yang dibenarkan dengan uji ortholidin-arsenit. Zat besi dan mangan juga bereaksi dengan klorin bebas dalam keadaan tereduksi dan oleh karenanya menambah jumlah klorin yang dibutuhkan untuk pembasmian Buckle, dkk, 2007. Prinsip dari pembebasan sisa atau pemecahan klorinasi ialah menambah klorin yang cukup untuk mengadakan oksidasi semua bahan-bahan organik, zat besi, mangan dan bahan-bahan lain yang tereduksi di dalam air yang sedang diolah dan juga untuk mengoksidasi amonia bebas di dalam air mentah, sehingga sisa klorin yang masih tertinggal dan tersedia sebagai sisa klorin yang kurang aktif atau kloramin. Hal ini dapat dicapai dalam dosis klorin ditingkatkan dengan sistem coba-coba sampai uji ortholidin-arsenit menunjukkan bahwa sisa klorin ada dalam bentuk sisa klorin yang bebas dan bukannya dalam bentuk kombinasi sisa klorin Buckle, dkk, 2007. 2.3.Tawas Alum Alumunium sulfat atau biasanya disebut sebagai tawas. Bahan ini banyak dipakai, karena efektif untuk menurunkan kadar karbonat. Bahan ini paling ekonomis murah dan mudah didapat di pasar serta mudah disimpan. Bentuknya serbuk, kristal, koral Sutrisno dan Suciastuti, 2004. Tawas alum dapat terdiri dari:Al SO .11 H O, atau .14 H O, atau .18 H O ; komposisi tawas sebagai hasil tambang adalah Al SO .14H O; Kristal dengan mutu p.a bersifat 18 H O Alaerts dan Santika, 1984. Universitas Sumatera Utara 25 Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas merupakan salah satu senyawa kimia yang dibentuk dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al SO . Tawas kalium juga sering dikenal sebagai alum, mempunyai rumus formula yaitu K SO .Al SO .2 4H O Http:id.wikipedia.orgwikiTawas. Tawas telah dikenal sebagai flokulator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Tawas sering digunakan sebagai penjernihan air, kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan pada proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana Alaerts dan Santika, 1984.

2.4. Pembuatan Tepung Tapioka

Pembuatan tepung tapioka bisa dilakukan dalam skala kecil atau rumah tangga dan skala besar atau industri.

2.4.1. Pembuatan Tepung Tapioka Skala KecilRumah Tangga

Hal pertama yang dilakukan untuk membuat tepung tapioka adalah penyediakan singkong yang telah dikupas. Kegiatan berlanjut dengan menggiling singkong, tambahkan air lalu peras dan saring dengan kain saring. Disimpan hasil saringan Universitas Sumatera Utara