Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pengertian Anak

suatu ilmu dan mempelajari lingkungannya. 7. Fungsi Imajinatif. Fungsi bahasa untuk melayani, penciptaan system atau gagasan yang bersifat iamajinatif. Setelah mengetahui pengertian bahasa dan fungsi bahasa itu sendiri diharapkan pasangan suami istri yang berbeda budaya suku dapat melakukan komunikasi secara efektif untuk menjalani, membangun dan mendidik anak-anak mereka agar tercipta hubungan keluarga yang harmonis diatas perbedaan- perbedaan yang ada. Dengan adanya fenomena tersebut diatas maka penulis tertarik menjadikan “Strategi Komunikasi Suami Istri Beda Budaya Dalam Mendidik Anak ” sebagai topic penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang berbeda budaya dalam mendidik anak mereka.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang berbeda budaya dalam mendidik anak mereka, bagaimanakah pasangan suami istri mendidik anak mereka dan mengatasi hambatan komunikasi diantara keduanya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat umum tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang berbeda budaya dalam mendidik anak mereka. 11 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal atau lebih dikenal dengan komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal Mulyana : 2006 Kebanyakan komunikasi antar personal berbentuk verbal dan disertai dengan ungkapan-ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan. Cara tertulis diambil sejauh diperlukan, misalnya memo,surat,atau catatan Hardjana, 2003 Dalam buku Joseph A.Devito yang berjudul Essensial Of Human Communications edisi kelima,ia menerapkan bahwa komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan yang jelas Devito, 2002 : 134 Komunikasi antarpribadi juga dapat dibagi dalam tiga rancangan utama yaitu : 1. Definisi berdasarkan hubungan diadik dua orang. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang memiliki hubungan yang menetap dan jelas 1. Definisi berdasarkan perkembangandevelopmental Komunikasi antarpribadi adalah akhir dari perkembangan komunikasi yang bersifat tidak pribadi impersonal. Pada suatu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim orang lain 2. Definisi berdasarkan komponen componential Definisi ini menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utama. Dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera Devito, 2002 : 231 Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri yang tetap yaitu : 1. Komunikasi interpersonal adalah komunikasinya dikemas dalam bentuk verbal ataupun non verbal. Dalam mencakup dua unsur pokok isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun non verbal. Untuk efektifnya kedua unsur itu sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi,kondisi dan keadaan penerima pesannya. 2. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu. Perilaku dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan non verbal. Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal : 1. Perilaku spontan adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor. Artinya perilaku ini terjadi begitu saja. Jika verbal perilaku ini spontan bertanda awal bunyi. Misalnya “hai”, “aduh”,”hore”. Perilaku spontan non verbal, misalnya meletakkan telapak tangan pada dahi waktu sandar,telah berbuat keliru atau lupa,melambaikan tangan pada waktu berpapasan dengan teman, atau menggebrak meja dalam diskusi ketika tidak setuju atas pendapat orang 2. Perilaku menurut kebiasaan script behavior adalah perilaku yang dipelajari dari kebiasaan. Perilaku itu khas,dilakukan pada situasi tertentu dan dimengerti orang. 3. Perilaku sadar contrived behaviour adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang sebelumnya dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi. 3. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan. Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan. Komunikasi itu berkembang berawal dari saling pengenalan yang diangkat,berlanjut makin mendalam . Tetapi juga dapat putus sampai akhirnya saling melupakan. 4. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik,interaksi dan koherensi. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena itu kemungkinan umpan balik feedback besar sekali. Dalam komunikasi itu penerima pesan terjadi interaksi yang satu mempengaruhi yang lain dan kedua- duanya saling mempengaruhi dan memberi. Pengaruh itu terjadi pada dataran kognitif-pengetahuan, efektif-perasaan, dan behavioral-perilaku. Semakin berkembang komunikasi interpersonal itu semakin intensif umpan balik dan interaksinya karena peran pihak-pihak yang terlibat berubah peran dari penerima pesan menjadi pemberi pesan dan sebaliknya Hardjana,2003 Dari beberapa penjelasan tersebut peneliti berkesimpulan bahwa komunikasi interpersonal merupakan sebuah bentuk proses pertukaran pesan yang dilakukan setidaknya dua orang sebagai perwujudan dari bentuk komunikasi diadik. Dalam proses komunikasi ini masing-masing peserta komunikasi dapat menafsirkan pesan yang dikirim secara langsung sehingga umpan balik bersifat langsung.

2.1.2 Komunikasi Antar Budaya

Perspektif komunikasi antar budaya menekankan bahwa tujuan komunikasi antar budaya adalah mengurangi tiingkat ketidakpastian tentang orang lain. Gudykunst dan Kim oleh Alo Liliweri menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak kita kenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas realisasi antar pribadi. Usaha untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni : Schramm, oleh Susanto yang dikutip dari Gatra-Gatra Komunikasi antar budaya, mengemukakan efektivitas komunikasi antara lain tergantung pada situasi dan hubungan sosial antara komunikator dengan komunikan terutama dalam lingkup referensi maupun luasnya pengalaman di antara mereka. Liliweri,2001:171. Sedangkan Schramm, oleh Mulyono yang dikutip dari Gatra-Gatra Komunikasi menyebutkan, komunikasi antar budaya yang benar-benar efektif harus memperhatikan empat syarat, yaitu: a. Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia b. Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang kita hendaki. c. Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara kita bertindak d. Komunikator pra kontrak atau tahap pembentukan kesan melalui symbol verbal maupun non verbal.. initial contact and impression, yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang muncul dari kontak awal tersebut. Closure, mulai membuka diri yang semula tertutup melalui atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Konsep penting dalam Komunikasi Antar Budaya : 1. Kebudayaan Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan symbol,pemaknaan dan penggambaran imej, struktur aturan, kebiasaan, nilai, pemprosesan informasi dan pengalihan pola-pola konvensi antara para anggota suatu system sosial dan kelompok sosial. 2. Etnosentrisme Konsep etnosentrisme seringkali dipakai secara bersama- sama dengan rasisme. Konsep ini mewakili sebuah pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras mempunyai semangat bahwa kelompoknyalah yang lebih superior dari kelompok lain. 3. Prasangka Prasangka adalah sikap antipasti yang didasarkan pada kesalahan generalisasi yang tidak luwes yang diekspresikan lewat perasaan. Prasangka merupakan sikap negative atas suatu kelompok tertentu dengan tanpa alasan dan pengetahuan atas sesuatu sebelumnya. Prasangka ini juga terkadang digunakan untuk mengevaluasi sesuatu tanpa adanya argument atau informasi yang masuk. Efeknya adalah menjadikan orang lain sebagai sasaran, misalnya mengkambinghitamkan sasaran melalui stereotip, diskriminasi, dan penciptaan jarak sosial Bennet da Janet,1996 4. Stereotip Stereotip berasal dari kecenderungan untuk mengorganisasikan sejumlah fenomena yang sama atau sejenis yang dimiliki oleh sekelompok orang ke dalam kategori tertentu yang bermakna. Stereotip berkaitan dengan konstruksi imej yang telah ada dan terbentuk secara turun-menurun menurut sugesti. Ia tidak hanya mengacu pada imej negative tetapi juga positif. Misalnya masyarakat Batak memiliki sikap kasar dan tegas sedangkan masyarakat jawa dikenal sebagai masyarakat yang luwes,lemah dan penurut. Dalam berkomunikasi dengan individu yang berbeda budaya, pasti akan menemukan banyak hambatan. Dalam komunikasi antar budaya dikenal istilah Above The Waterline dan Below The Waterline. Istilah Above The Waterline itu sendiri mengacu pada rintangan yang nampak atau berupa hambatan fisik. Sementara Below The Waterline menjelaskan tentang hambatan-hambatan yang tidak kasat mata dan biasanya ada dalam diri masing-masing individu Chaney Martin,2004:11-12 Berikut hambatan yang dapat dikategorikan Above The Waterline : a. Budaya : Contoh hambatan dalam hal budaya adalah perbedaan suku,agama,ras,etnis antara satu dengan lainnya. Sebagai contoh seorang dari Batak kemungkinan akan lebih nyaman berkomunikasi dengan sesama orang Batak dibandingkan dengan orang Jawa, sebab mereka memiliki kebiasaan yang berbeda. Orang Batak lebih terus terang, sementara orang Jawa berupaya menyampaikan sesuatu dengan cara lebih santun sehingga terlihat berbelit-belit. b. Agama : dalam hal ini perspektif perbedaan agama dengan latar belakang budaya yang berbeda seringkali memicu timbulnya konflik antar individu yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan berdampak negative dalam melakukan proses komunikasi sehari-hari. c. Persepsi : setiap orang memiliki persepsinya masing- masing ketika mereka melihat sesuatu hal. Oleh karena itu persepsi yang berbeda membuka kemungkinan untuk timbulnya perbedaan antara seorang dengan yang lainnya. d. Motivasi : hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari para pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan dalam komunikasi e. Pengalaman : pengalaman dapat menjadi hambatan karena setiap individu memiliki pengalaman hidup yang berbeda- beda. f. Emosi : sebagai bagian dari pribadi seseorang, emosi memegang peranan dalam menentukan bagaimana seorang melakukan komunikasi. Jika emosi seseorang sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi cenderung akan semakin besar karena tidak dapat berpikiran dengan terbuka dan mempertimbangkan semua hal menggunakan rasio. Hal yang berbeda tentu akan dijumpai ketika seseorang sedang memiliki emosi yang stabil maka dapat mengambil keputusan setelah proses pertimbangan yang matang. g. Bahasa atau verbal : dengan total 485 suku bangsa yang memiliki 583 bahasa daerah yang berbeda daerah satu dengan lainnya. Indonesia adalah contoh nyata bagaimana bahasa mungkin saja menjadi penghambat dalam proses komunikasi antar budaya. Berikut hambatan yang dapat dikategorikan Below The Waterline : a. Persepsi Perceptions b. Norma Norms c. Stereotip Stereotypes: kesan atau pandangan yang dibangun mengenai kelompok lain yang belum pasti kebenarannya. d. Filosofi Philosophy e. Aturan Rules f. Jaringan Networks g. Nilai Values : nilai yang dianut h. Grup cabang Subcultures group Untuk bisa mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi antar budaya yang timbul dalam konteks komunikasi interpersonal seperti contoh di atas, maka poin penting yang harus dilakukan adalah memahami peran budaya di dalam komunikasi itu sendiri. Prinsip utama yang patut diperhatikan dalam melakukan komunikasi antar budaya : a. Mendidik diri sendiri Cara terbaik untuk mempersiapkan sebuah komunikasi antar budaya adalah melengkapi diri dengan pengetahuan tentang budaya dari orang lain. Selain itu individu tudak hanya perlu untuk menambah pengetahuan terkait kebudayaan yang berbeda tersebut yang tidak kalah pentingnya adalah mengenali dan memahami ketakutan-ketakutan yang ada pada diri sendiri yang kelak akan menghalangi suatu komunikasi antar budaya yang efektif. b. Mengurangi ketidakpastian Semua bentuk komunikasi akan berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan ambiguitas. Oleh karena itu seiring dengan besarnya perbedaan yang terjalin dalam suatu komunikasi antar budaya maka ketidakpastian itu akan cenderung membesar jika dibandingkan dengan komunikasi dalam suatu budaya tertentu. Namun hal itu bukannya tidak dapat diatasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan apakah dengan aktif mendengarkan dan juga dengan mengecek kembali persepsi yang ada pada diri sendiri. c. Mengenali perbedaan Dalam hal ini harus bisa memamahi perbedaan apa yang terbentang antara budaya yang satu dengan budaya yang lain ketika melakukan komunikasi. d. Menghadapi stereotip dalam diri sendiri Stereotip adalah suatu kesan yang dibangun suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lainnya yang biasanya belum tentu tepat dan benar. Dalam komunikasi antar budaya stereotip ini memegang peranan yang cukup penting karena mempengaruhi persepsi individu terhadap orang lain sehingga akhirnya mempengaruhi pula tindakan dan perlakuan individu kepada orang dari budaya yang berbeda. e. Menyesuaikan cara berkomunikasi Penyesuaian adalah prinsip penting kelima dalam melakukan komunikais interpersonal. Hal ini karena tidak ada dua orang di dunia ini yang memiliki kesamaan identik dalam memaknai sesuatu hal. Jika dalam suatu budaya yang sama saja masih ada perbedaan dalam memaknai sesuatu maka prinsip ini memegang peranan yang lebih penting dalam komunikasi antar budaya f. Kurangi sikap etnosentrisme Etnosentrisme dapat dipahami sebagai suatu kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan,dan perilaku dari kebudayaan sendiri sehingga akan menjadi lebih baik. Namun etnosentrisme terkadang akan berkembang menjadi sikap yang begitu mengagungkan kebudayaannya sendiri dan di lain pihak cenderung merendahkan budaya yang berbeda dengan budayanya yang dalam ilmu sosial lainnya dikenal dengan istilah Chauvimisme. Sikap ini tentu tidaklah baik sebab akan menjadikan suatu kelompok menjadi tertutup bagi keberagaman yang dimiliki kelompok lainnya. Oleh karena itu yang terpenting dalam menjalin komunikasi dengan orang dari budaya berbeda adalah menempatkan etnosentrisme terhadap kebudayaan itu pada posisinya dan bukannya menjadikan diri tertutup bagi kebudayaan yang berbeda.

2.1.3 Komunikasi Keluarga Suami Istri

Komunikasi keluarga adalah salah satu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan suami istri dalam berkeluarga. Tanpa komunikasi keharmonisan akan hilang. Akibatnya kerawanan hubungan antara suami istri, orang tua dan anak akan sulit dihindari. Oleh karena itu komunikasi antara suami istri, orang tua dan anak perlu dibangun dengan baik dan harmonis dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam keluarga Djamarah, 2004 : 38. Komunikasi interpersonal sering dilakukan dalam keluarga, kapan atau dimanapun, komunikasi interpersonal merupakan komunikasi keluarga yang berlangsung secara silih berganti dan timbal balik, baik itu antara suami dan istri, orang tua dan anak. Komunikasi antara suami istri yang baik merupakan kunci dari keadaan keluarga, karena peran suami istri sebagai orang tua sangat penting sehingga komunikasi yang berkualitas baik harus diterapkan suami istri, agar kelak anak dapat mengambil contoh untuk bisa berkomunikasi dengan baik dengan lingkungan. Menurut Galvin 1999 : 218, komunikasi yang efektif dibutuhkan untuk membentuk keluarga yang harmonis, selain factor keterbukaan, otoritas, menghargai kebebasan dan privasi antar anggota keluraga. Tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering suami istri melakukan komunikasi interpersonal, maka makin baik hubungan mereka. Persoalannya bukan berapa sering komunikasi dilakukan, tapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Hal ini berarti bahwa dalam komunikasi yang diutamakan adalah bukan kuantitas dari komunikasi, melainkan kualitas dari komunikasi yang dilakukan oleh suami istri Rakhmat, 2002 : 129 Factor pendukung komunikasi agar berlangsung secara efektif yaitu : 1. Sikap saling percaya. Apabila tidak ada unsur saling mempercayai komunikasi tidak akan berhasil. Sebab kedua belah pihak dikuasai oleh perasaan curiga. 2. Pertalian. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi tengah berlangsung. Misalanya situasi sedang kacau, maka komunikasi akan terhambat sehingga komunikasinya tidak berhasil. 3. Keterbukaan. Bersikap terbuka berarti rela mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan sesama. 4. Dukungan Situasi keterbukaan belum cukup apabila komunikasi berada dalam tekanan dan ketakutan. Apabila seseorang tahu akan dikritik, maka orang tersebut akan segan untuk berbicara. Oleh karena itu situasi yang mendukung keberhasilan dalam melakukan komunikasi.

2.2 Pernikahan

Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah yang perlu dijaga oleh kedua belah pihak suami istri. Pernikahan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Pernikahan memerlukan kematangan dan persiapan fisik mental karena menikah adalah status yang sacral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam perspektif islam, pernikahan diartikan sebagai akad yang sangat kuat mitsaqad ghalizan yang dilakukan secara adat oleh seorang laki-laki dengan seorang perempuan untuk membentuk keluarga yang pelaksanaanya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak. Karena itu pernikahan bukanlah ibadah dalam arti kewajiban, melainkan hubungan sosial kemanusiaan semata, pernikahan akan bernilai ibadah jka diniatkan untuk mencari ridha Allah SWT Monit Nurcholis,2006:13 Menurut kejadian fisik pernikahan adalah perpaduan emosi dua pribadi yang saling berfungsi, meskipun keduanya berbeda dan tetap memegang teguh jati diri masing-masing. Pernikahan merupakan suatu anugerah sekaligus persembahan diri sendiri kepada pasangan, dimana salah satu tujuan pokok pernikahan adalah usaha suami istri yang untuk saling menyelamatkan. Keseluruhan hidup dalam pernikahan hendaknya diresapi oleh cinta kasih yang tak berkesudahan berkembang menjadi semakin sempurna dan kuat dengan segala usaha serta upaya untuk saling berbagi segalanya menuju penyatuan seluruh hidup mereka sampai akhir Norwan,2007:105.

2.2.1 Pengertian Keluarga Suami Istri

Suami istri dalam keluarga adalah satu kesatuan yang saling mendukung. Suami istri adalah dua orang yang terciri dari pria dan wanita yang hidup bersama diikat secara sah oleh hukum dan agama. Sebagai satu kesatuan, suami istri harus memiliki rasa cinta,saling percaya,saling menghormati satu sama lain dan adanya sikap saling berharap juga merupakan salah satu unsur yang penting dalam suami istri untuk membina rumah tangga Suhendi, 2001 : 42 Suami dan istri mempunyai peran masing-masing dalam kehidupan berumah tangga. Peran tersebut adalah : a. Peran suami 1. Sumber kekuasaan,tanggung jawab ekonomi 2. Penghubung dengan dunia luar 3. Pelindung dari ancaman luar 4. Pendidik segi rasional b. Peran istri 1. Sumber kasih sayang 2. Tempat mencurahkan isi hati 3. Pengatur kehidupan rumah tangga 4. Pendidik segi emosional

2.3 Pengertian Anak

Anak merupakan satu individu yang berusia 6-12 tahun, yang masih tinggal dengan orang tua yang masih lengkap ataupun salah satunya ayah atau ibunya meninggal atau berpisah. Dalam satu rumah dan memiliki hubungan darah secara langsung masih butuh perhatian lebih dari orang tua, karena pada usia tersebut anak mengalami perubahan dalam hal berpikir, berperilaku, juga meniru apa yang mereka lihat. Harus disadari bahwa pemikiran anak berbeda dengan pemikiran orang dewasa. Untuk menjelaskan bagaimana anak tumbuh berkembang dalam berpikir, berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya. Perkembangan anak dibagi dalam tiga tahap : 1. Tahap Sensorimotor dari lahir hingga usia 2 tahun 2. Tahap Pre- Operational usia 2-7 tahun 3. Tahap Concrete Operation usia 12 tahun Uraian singkat perkembangan anak diantaranya mengatakan bahwa sering bertambahnya usia, kemampuan berpikir dan daya imajinasi anak akan semakin menonjol. Anak-anak semakin tidak mudah terpaku pada kesan yang nampak, dan mampu mengkoordinasikan berbagai dimensi dan fenomena. Perkembangan anak menurut psikologi perkembangan dikategorikan dalam dua tahap yaitu : masa kanak-kanak 2 - 6 tahun dan akhir masa kanak-kanak 6 - 12 tahun. Pada masa akhir kanak-kanak mempunyai sifat sebagai berikut : 1. Sepanjang akhir anak-anak penambahan kosakata umum terjadi tidak teratur. Dari berbagai pelajaran sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain dan usahanya melalui media massa. 2. Kesalahan kata-kata sedikit. 3. Meningkatnya komunikasi dengan anggota kelompoknya. 4. Anak - anak dapat berbicara apa saja tetapi pokok - pokok pembicaraan yang digemari bila bercakap-cakap dengan temannya mengenai pengalaman sendiri, keluarga dan permainan. 5. Pembicaraan yang terjadi lebih terkendali dan terseleksi. 6. Menggunakan televisi pada saat tidak bersama kelompoknya, pada hari libur dan malam hari.

2.4 Pengertian Mendidik