Komunikasi Keluarga Suami Istri

Chauvimisme. Sikap ini tentu tidaklah baik sebab akan menjadikan suatu kelompok menjadi tertutup bagi keberagaman yang dimiliki kelompok lainnya. Oleh karena itu yang terpenting dalam menjalin komunikasi dengan orang dari budaya berbeda adalah menempatkan etnosentrisme terhadap kebudayaan itu pada posisinya dan bukannya menjadikan diri tertutup bagi kebudayaan yang berbeda.

2.1.3 Komunikasi Keluarga Suami Istri

Komunikasi keluarga adalah salah satu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan suami istri dalam berkeluarga. Tanpa komunikasi keharmonisan akan hilang. Akibatnya kerawanan hubungan antara suami istri, orang tua dan anak akan sulit dihindari. Oleh karena itu komunikasi antara suami istri, orang tua dan anak perlu dibangun dengan baik dan harmonis dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam keluarga Djamarah, 2004 : 38. Komunikasi interpersonal sering dilakukan dalam keluarga, kapan atau dimanapun, komunikasi interpersonal merupakan komunikasi keluarga yang berlangsung secara silih berganti dan timbal balik, baik itu antara suami dan istri, orang tua dan anak. Komunikasi antara suami istri yang baik merupakan kunci dari keadaan keluarga, karena peran suami istri sebagai orang tua sangat penting sehingga komunikasi yang berkualitas baik harus diterapkan suami istri, agar kelak anak dapat mengambil contoh untuk bisa berkomunikasi dengan baik dengan lingkungan. Menurut Galvin 1999 : 218, komunikasi yang efektif dibutuhkan untuk membentuk keluarga yang harmonis, selain factor keterbukaan, otoritas, menghargai kebebasan dan privasi antar anggota keluraga. Tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering suami istri melakukan komunikasi interpersonal, maka makin baik hubungan mereka. Persoalannya bukan berapa sering komunikasi dilakukan, tapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Hal ini berarti bahwa dalam komunikasi yang diutamakan adalah bukan kuantitas dari komunikasi, melainkan kualitas dari komunikasi yang dilakukan oleh suami istri Rakhmat, 2002 : 129 Factor pendukung komunikasi agar berlangsung secara efektif yaitu : 1. Sikap saling percaya. Apabila tidak ada unsur saling mempercayai komunikasi tidak akan berhasil. Sebab kedua belah pihak dikuasai oleh perasaan curiga. 2. Pertalian. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi tengah berlangsung. Misalanya situasi sedang kacau, maka komunikasi akan terhambat sehingga komunikasinya tidak berhasil. 3. Keterbukaan. Bersikap terbuka berarti rela mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan sesama. 4. Dukungan Situasi keterbukaan belum cukup apabila komunikasi berada dalam tekanan dan ketakutan. Apabila seseorang tahu akan dikritik, maka orang tersebut akan segan untuk berbicara. Oleh karena itu situasi yang mendukung keberhasilan dalam melakukan komunikasi.

2.2 Pernikahan