5. Pembicaraan yang terjadi lebih terkendali dan terseleksi.
6. Menggunakan televisi pada saat tidak bersama kelompoknya, pada
hari libur dan malam hari.
2.4 Pengertian Mendidik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendidik memiliki arti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Dari kata mendidik, muncul kata pendidikan yang memiliki arti hampir sama, yaitu proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang di usahanya untuk mendewasakan manusia melalui usaha pengajaran dan pelatihan.
Mendidik juga dapat diartikan sebagai upaya menyiapkan sebuah kerangka berpikir pada anak didik agar mampu menampung semua
informasi, mengolah dan memilih untuk dijadikan pedoman dimasa mendatang www.edu BENCHMARK.com
Pendidikan terbagi ke dalam dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan segenap bentuk
pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum atau yang bersifat khusus, dimana
lembaga-lembaga pendidikan yang berhak memberikannya. Sedangkan untuk pendidikan informal merupakan pendidikan atau pelatihan yang
terdapat di keluarga atau masyarakat di bentuk yang tidak terorganisir di luar pendidikan formal.
Mendidik merupakan tugas berat yang harus dilakukan pasangan suami istri karena sudah merupakan kewajiban terhadap anak-anaknya.
Anak-anak akan dapat mengerti dan memahami suatu perbedaan bila dalam proses perkembangannya mereka dapat didikan yang baik dan
mereka diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya terhadap sesuatu. Maka peran suami istri dalam mendidik anaknya merupakan suatu
pendidikan yang sifatnya informal, karena pendidikan awal dari seseorang berasal dari keluarga atau lingkungannya bukan dari lembaga pendidikan.
2.5 Strategi Komunikasi
Sondang P. Siagian 1985:21 berpendapat bahwa strategi adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh
suatu hubungan untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi.
Adapun Pearce dan Robin 1997:20, mendefinisikan strategi sebagai suatu kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan
perumusanformulasi dan pelaksanaan implementasi rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran.
Sesuai dengan pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa strategi adalah suatu cara atau taktik rencana dasar
yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah hubungan untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa
sasaran.Tunggal, 1995:130
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengubah sikap how to change the attitude
2. Mengubah opini to change the opinion
3. Mengubah perilaku to change behaviour
Masih menurut Effendy 1981:44 efek komunikasi yang timbul pada komunikan seringkali di klasifikasikan sebagai berikut :
a. Efek Kognitif : terkait dengan pikiran nalar atau rasio.
Misalnya komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.
b. Efek Afektif : efek yang berkaitan dengan perasaan.
Misalnya komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang.
c. Efek Konatif : efek yang berkaitan dengan timbulnya keyakinan
dalam diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesan atu
message yang ditransmisikan, sikap dan perilaku komunikan pasca proses komunikasi juga tercemin dalam efek konatif.
Gejala-gejala psikis komunikan sangat perlu diketahui oleh seorang komunikator. Gejala-gejala psikis tersebut dapat dipahami bila
diketahui pula lingkungan pergaulan komunikan yang dalam hal ini biasanta disebut situasi sosial.
Jika sudah tahu sifat-sifat dari komunikan dan tahu pula efek apa yang dikehendaki dari mereka, memilih cara mana yang akan diambil
untuk berkomunikasi sangatlah penting, karena ini ada kaitannya dengan media yang harus digunakan.
Cara bagaimana berkomunikasi how to communication bisa mengambil salah satu dari dua tatanan berikut ini :
a. Komunikasi tatap muka face to face communication
Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila mengharapkan adanya efek perubahan tingkah laku
behaviour change dari komunikan. Mengapa demikian
karena sewaktu berkomunikasi memerlukan umpan balik langsung immediate feedback . Dengan saling melihat
seorang komunikator bisa mengetahui pada berkomunikasi apakah komunikan memperhatikan komunikan dan
mengerti apa yang komunkan komunikasikan. Jika umpan baliknya positif akan mempertahankan cara berkomunikasi
yang dipergunakan dan memeliharanya supaya umpan balik tetap menyenangkan. Bila sebaliknya seorang komunikator
mengubah teknik komunikasinya bisa dinyatakan berhasil. b.
Komunikasi bermedia mediated communicate
Komunikasi bermedia banyak digunakan untuk komunikasi informatif karena tidak begitu ampuh untuk mengubah
tingkah laku.Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasive. Sedangkan kekuatannya ialah dalam hal
keampuhan mengubah tingkah laku komunikan Onong, 2008 : 31-32
2.5.1 Tujuan Strategi Komunikasi
Menurut R.Wayne Pace, Brent D M.Dallas Burnett dalam bukunya Techniques For Effective tujuan strategi komunikasi tersebut
sebagai berikut : 1.
To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam
berkomunikasi 2.
To establish acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik
3. To motive action
Penggiatan untuk memotivasinya 4.
The goalswhich the communicator sought to achieve Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh
pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
2.5.2 Strategi Komunikasi Dalam Mempertahankan Hubungan Pernikahan
Berdasarkan alasan-alasan mempertahankan hubungan pernikahan yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini akan dibahas tentang strategi
komunikasi dalam mempertahankan hubungan pernikahan. Menurut Devito dalam sebuah hubungan romantic, diperlukan adanya romantic
rules agar hubungan yang dijalani tetap menyenangkan dan intimacy dengan pasangan tetap terjaga. Romantic Rules disini ada beberapa aturan-
aturan yang dibuat dan disepakati oleh pasangan. Aturan-aturan ini pula yang digunakan untuk mencegah munculnya serta mengatasi masalah yang
datang yang dapat mengurangi efektifitas komunikasi serta mempererat intimacy
dalam sebuah hubungan. Ketika komunikasi dan intimacy dapat terjaga, maka hubungan akan cenderung dapat bertahan lama Ayu, 2007 :
34-35 Mendukung pernyataan Devito tersebut, Wood mengemukakan
bahwa mempertahankan hubungan agar tetap dekat dan berlangsung lama merupakan suatu tantangan tersendiri. Ada beberapa hal yang biasa
dilakukan agar hubungan yang tetap dijalani dapat berlangsung lama antara lain membangun iklim yang mendukung terciptanya suatu
hubungan yang harmonis, menjadi pendengar yang baik bagi pasangan, adanya keterbukaan dalam hubungan, manajemen konflik yang baik,
adanay respon yang baik terhadap pasangan serta adanya variasi dalam aktifitas hubungan Wood, 2004 : 320-322
Lebih lanjut Devito juga menyebutkan beberapa strategi komunikasi yang dilakukan oleh pasangan agar hubungan yang mereka
jalani dapat bertahan lama antara lain : 1.
Be Nice : menjadikan hubungan yang dijalani sebagai suatu
hubungan yang menyenangkan. 2.
Communicate : komunikasi menjadi hal yang sangat
penting dalam suatu hubungan. 3.
Be Open : dalam sebuah hubungan diperlukan adanya
keterbukaan untuk salinh berbagi dengan pasangan. 4.
Give Assurances : adanya jaminan dalam sebuah hubungan
misalnya menempatkan pasangan sebagai individu yang istimewa.
5. Share Joint Activities
: dalam suatu waktu pasangan biasanya meluangkan waktu mereka untuk beraktivitas
bersama disela-sela aktivitas pribadi 6.
Be Positive : selalu berpikir positif tehadap pasangan dan
hubungan yang dijalani. 7.
Focus on Improving Your Self : berusaha menyenangkan
pasangan dengan terlihat menarik didepan pasangan Devito, 2007 : 263-264
2.6 Kerangka Berpikir
Pernikahan merupakan penyatuan dua individu dengan segala perbedaan yang ada didalamnya untuk membina suatu rumah tangga.
Rumah tangga yang kokoh berawal dari suami istri dalam menerapkan komunikasi diantara mereka berdua yang kemudian akan berlanjut pada
cara mereka dalam mendidik anak-anak mereka. Pernikahan yang dilangsungkan oleh dua individu yang memiliki kesamaan budaya yang
sama sudah jelas banyak perbedaan, apalagi jika pernikahan tersebut dilakukan oleh dua individu dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Benturan-benturan budaya, banyaknya perbedaan yang mencolok akan sangat terlihat, terjadinya kesalah pahaman dan terjadinya konflik akan
sering dan mudah muncul apabila pasangan suami istri yang berbeda budaya ini tidak saling menghargai, menghormati, terbuka, mau menerima
kelebihan dan kekurangan masing-masing dan menerapkan komunikasi yang baik dalam mengurus rumah tangga mereka termasuk dalam hal
mendidik anak, dan anak-anak yang akan menjadi korban dari bias budaya yang ada dalam keluarganya, dikarenakan karena ayah dan ibunya
memilikiperbedaan budaya suku dimana akan muncul beragam kebiasaan yang berbeda.
Tujuan dari komunikasi keluarga, khususnya suami istri yang menjalani pernikahan beda budaya bukanlah sekedar menyampaikan
informasi, melainkan membangun suatu bentuk hubungan yang harmonis di atas semua perbedaan yang ada. Sebab kualitas dari hubungan suami
istri tergantung dari kesanggupan tiap pasangan untuk menyatakan diri kepada pasangannya. Mereka, pasangan suami istri yang dapat
berkomunikasi secara terbuka dan jujur akan terhindar dari kesulitan hidup bersama meskipun banyak perbedaan, namun kesulitan dan konflik akan
sulit dihindari bila pasangan suami istri tidak dapat berkomunikasi secara jujur dan terbuka. Dengan kata lain, kecakapan komunikasi antara suami
istri memegang peranan penting dalam menentukan kebahagiaan pasangan dalam menjalani hidup berumah tangga Kuntaraf, 1999: 1-2
Komunikasi interpersonal dinilai paling efektif dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku. Karena komunikasi
interpersonal umumnya terjadi secara tatap muka. Komunikasi yang efektif ditandai dengan komunikasi interpersonal yang terjalin dengan
baik. Menurut Effendy, karena efektifitasnya komunikasi interpersonal ini, maka jenis komunikasi interpersonal dianggap cara komunikasi yang
paling ampuh untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena itu
terjadilah kontal pribadi, yaitu pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi dalam sebuah interaksi pribadi
antara suami istri, ayah dan anak, ibu dan anak, dan antara anak dengan anak Djamarah, 2004 : 46
Oleh karena itu pasangan suami istri perlu membangun komunikasi yang baik melalui komunikasi interpersonal yang intens. Lewat
pembicaraan pasangan suami istri tidak hanya bertukar informasi melainkan juga dapat menyatakan perasaan hati, menjelaskan pikiran, dan
menyampaikan ide. Dengan ini pasangan suami istri bisa sama-sama belajar akan perbedaan satu sama lain, meluangkan waktu untuk bersama,
dan melepas ketegangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi bukan hanya sekedar bertukar informasi, melainkan
mempunyai peran penting dalam terciptanya hubungan harmonis antara suami istri yang menjalani perbedaan budaya.
Perbedaan budaya suku
Pasangan suami istri beda
budaya Strategi komunikasi
suami istri beda budaya dalam
mendidik anak
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Konseptual