Berikut ini adalah skema sederhana yang menunjukkan ciri-ciri perilaku dari masing-masing golongan aktor tersebut diatas beserta kritik-kritik yang
dilontarkan orang terhadapnya.
Tabel 1
Aktor-aktor yang terlibat Dalam Proses Kebijaksanaan Dan perilakunya
Sumber: Charles O. Jones, An Introduction to the Study of Public Policy, Wodsworth, Belmont, CA., 1970 halaman 32
2.2.5 Model – model implementasi Kebijaksanaan publik
2.2.5.1 Teori Donald S. Van Meter dan Carl E.Van Horn
Van Meter dan van Horn dalam Winarno 2007:155 menawarkan suatu model dasar dalam implementasi kebijakan, yaitu mempunyai enam variable yang
KARAKTERISTIK
Golongan actor
Peran Nilai - nilai
Tujuan Kritik
Gaya Kerja
Rasionalis
Teknisi
Inkrement alis
Reform is Analis
Kebijaksana- an
Perencana ahli
Spesealis Polit isi
Pelobi M et ode
Pendidikan keahlian
St at us quo Perubahan
sosial Dapat
dit et apkan sebelum nya
Dit et apkan pihak lain
Karena t unt ut an
baru karena M asalah
m endesak Kom prehensif
Eksplisit
Juru t aw ar Akt ivis
Tidak m em aham i
ket erbat asa n m anusia
Terlam paui picik
Konservat if Tidak
realist is t ida k kenal
kom prom i
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
membentuk kaitan linkage antara kebijakan dan kinerja performance. Dimana menjelaskan implementasi kebijakan Negara dalam hubungan – hubungan antara
variable-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan implementasi
Dengan menggunakan pendekatan seperti ini dalam pandangan van Meter dan van horn, mempunyai harapan yang besar untuk menguraikan proses-proses
dengan cara melihat bagaimana keputusan-keputusan kebijakan dilaksanakan dibandingkan hanya sekedar menghubungkan variable bebas dan variable terikat
dalam suatu cara yang semena- mena. Implementasi yang berhasil seringkali membutuhkan mekanisme-mekanisme dan prosedur-prosedur lembaga.
Variabel-variabel tersebut diklasifikasikan menjadi 6 enam kategori, yaitu:
1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan;
2. Sumber-sumber kebijakan;
3. Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan:
4. Karakteristik-karakteristik badan-badan pelaksana;
5. Kondisi-kondisi ekonomi, sosial, dan politik;
6. Kecenderungan pelaksana-pelaksana.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Gambaran mengenai model implementasi kebijakan ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
Gambar 2 Variabel-variabel Implementasi Kebijakan
Ukuran-ukuran Dasar dan tujuan
Tujuan komunikasi antar Organisasi dan
Kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Kebijaksanaan Kinerja
Karakteristik-karak kecenderungan Teristik dari badan pelaksana-
Badan pelaksana pelaksana
Sumber- Sumber
Kondisi-kondisi Ekonomi,social
Dan politik
Sumber : Van Meter dan Van Horn dalam Winarno 2007:157
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut Van Meter dan van Horn dalam Winarno 2007:156-165, variable- variabel yang mempengaruhi proses kebijakan tersebut, dijelaskan sebagai
berikut: 1. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan
Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan berguna didalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh.
Disamping itu, ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan merupakan bukti itu sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam beberapa kasus.
2. Sumber-sumber kebijakan Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana atau perangsang
incentive lain yang mendorong dan memperlancar implementasi yang efektif.
3. Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksananan Komunikasi didalam dan antara organisasi-organisasi merupakan
suatu proses yang kompleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan kebawah dalam suatu organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasi
lainnya, para komunikator dapat menyimpannya atau menyebarluaskannya, baik sengaja atau tidak sengaja. Lebih dari itu, jika sumber-sumber
informasi yang berbeda memberikan interpretasi-interpretasi yang tidak konsisten, terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan atau jika
sumber-sumber yang sama memberikan interpretasi-interpretasi yang bertentangan, para pelaksana akan menghadapi kesulitan yang lebih besar
untuk melaksanakan maksud-maksud kebijakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dalam hubungan-hubungan antar organisasi maupun antar Pemerintah, dua tipe kegiatan pelaksanaan yaitu :
a. Nasihat dan bantuan teknis yang diberikan; b. Atasan dapat menyandarkan pada berbagai sanksi, baik positif maupun
negative 4. Karakteristik badan pelaksana
Struktur birokrasi diartikan sebagai karakteristik-karakteristik norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam
badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan, baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dengan menjalankan
kebijakan. Beberapa unsur yang mungkin berpengaruh terhadap suatu
organisasi dalam mengimplementasikan kebijakan: a
Kompetensi dan ukuran staf suatu badan; b
Tingkat pengawasan hierarkis terhadap keputusan- keputusan sub unit dan proses-proses dalam badan-badan
pelaksana; c
Sumber-sumber politik suatu organisasi misalnya dukungan diantara anggota-anggota legislative dan eksekutif;
d Vitalitas suatu organisasi;
e Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang didefinisikan
sebagai jaringan kerja komunikasi horizontal dan vertical secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
bebas serta tingkat kebebasan yang secara relative tinggi dalam komunikasi dengan individu-individu diluar organisasi;
f Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan “pembuat
keputusan” atau “pelaksana keputusan”. 6. Kecenderungan pelaksana
Arah kecenderungan-kecenderungan pelaksana terhadap ukuran- ukuran dasar dan tujuan-tujuan juga merupakan suatu hal yang sangat
penting. Para pelaksana mungkin gagal dalam melaksanakan kebijakan- kebijakan dengan tepat karena mereka menolak tujuan-tujuan yang
terkandung dalam kebijakan-kebijakan tersebut. Dan sebaliknya, penerimaan terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan
akan menjadi pendorong bagi implementasi kebijakan yang berhasil. Penggunaan model-model diatas, sedikit banyak akan tergantung
pada kompleksitas permasalahan kebijakan yang dikaji. Dalam menganalisa implementasi kebijakan Undang-undang No.13 Tahun 2003,
tentang penerapan Tenaga Kerja Waktu Tertentu pada PT.Inti Cakrawala Citra INDOGROSIR Surabaya, menggunakan model Van Meter dan
Van Horn. Mengingat masalah ketenagakerjaan diIndonesia merupakan masalah yang sangat kompleks, sehingga diperlukan model yang relatif
operasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2.2.5.2 Faktor penghambat dan pendukung implementasi kebijakan