2.2.5.2 Faktor penghambat dan pendukung implementasi kebijakan
Hogwood dan Gunn dalam Wahab 2002 : 61 membagi pengertian kegagalan kebijaksanaan policy failure kedalam 2 dua kategori yaitu non
implementation tidak terimplementasikan dan unsuccessfull implementation
implementasi yang tidak berhasil. Sedangkan implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi manakala telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,
namun mengingat kondisi eksternal tidak menguntungkan, kebijaksanaan tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak atau hasil akhir yang
dikehendaki. Kemudian Suharto 2005 : 136 mengemukakan bahwa kegagalan
pelaksanaan kebijakan itu seringkali terjadi bukan karena adanya kebijakan sosial itu sendiri, melainkan bersumber pada beberapa faktor, seperti :
1. Mekanisme dan proses perumusan kebijakan tidak tepat; 2. Tidak sejalannya perencanaan dan implementasi kebijakan;
3. Orientasi kebijakan tidak sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat;
4. Kebijakan yang terlalu kaku dan mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat sampai yang sekecil-kecilny;.
5. kebijakan yang bersifat` top down ` dan elitis dalam arti hanya melibatkan kelompok tertentu saja yang dianggap ahli.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Tanpa adanya implementasi kebijakan, sebuah keputusan
kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan kecil diatas meja para pejabat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Implementasi kebijakan yang berhasil menjadi faktor penting dari keseluruhan proses kebijakan. Untuk memperbaiki implementasi kebijakan ada beberapa
langkah yaitu 1.dalam mengusulkan langkah-langkah perbaikan harus dipahami lebih dulu hambatan yang muncul dalam proses implementasi dan
mengapa hambatan tersebut timbul, 2.mengubah keadaan yang menghasilkan faktor penghambat tersebut Winarno,2007:217
Selain faktor penghambat pelaksanaan kebijakan juga dikemukakan faktor pendukung pelaksanaan suatu kebijakan. Hal ini dikemukakan oleh Soenarko
2000:186 yaitu: a
Persetujuan, dukungan dan kepercayaan masyarakat. b
Pelaksanaan haruslah mempunyai cukup informasi, terutama mengenai kondisi dan kesadaran masyarakat yang menjadi kelompok sasaran
c Desentralisai komunikasi yang berkesinambungan tentang saluran
transmisi pada setiap lini pemahaman yang konseptual.
2.2.6 Pengertian Tenaga Kerja