Subjek dan Objek Penelitian

28 IX. Pada tanggal 29 Mei 1958 pabrik gula ini diresmikan oleh presiden RI pertama, Ir. Soekarno dan telah mendapat pengesahaan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor J.A 5683 tanggal 10 Agustus 1958 mengenai anggaran dasar perusahaan, setelah pabrik tersebut diresmikan pada tahun 1958, pabrik gula mulai beroperasi, karena pabrik gula ini baru pertama kali berproduksi, maka operasinya belum lancar oleh karena itu peralatan dan mesin-mesin serta teknisinya masih bekerjasama dengan pemerintah Jerman timur. Namun akhirnya tebu yang siap digiling terpaksa dialihkan ke pabrik gula Gondang Baru di Klaten. Untuk mengatasi hal tersebut beberapa mesin disempurnakan pengoperasiannya dan menambah tenaga kerja yang terlatih untuk menanganinya. PG. Madukismo dapat beroperasi dengan lancar dan sempurna pada tahun 1960 atau kurang lebih 2 tahun setelah pendirian PG. Madukismo. Pada saat itu kapasitas mesin dalam melakukan operasi penggilingan tebu sebesar 18.000 kwintal tebu per 24 jam. Tahun 1962 Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih semua perusahaan yang ada baik milik asing, swasta dan semi swasta, sehingga pada tahun tersebut PG. Madukismo berubah status perusahaan negara. Suatu badan dibentuk dengan tujuan memimpin pabrik-pabrik tersebut, badan tersebut diberi nama Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara BPUPPN. Serah terima PG. Madukismo kepada Pemerintah Republik Indonesia dilakukan pada tanggal 11 Maret 1962 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku direktur pabrik gula PT. Madubaru. Pada tahun 1975 PG. Madukismo mengadakan ekspansi dan menyempurnaan produksi dengan menambah peralatan produksi dari inggris 29 sehingga kapasitasnya dapat melebihi kapasitas sebelumnya. Pada tahun 1984 atas persetujuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX PG. Madukismo kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia yaitu di bawah departemen pertanian dan departemen perkebunan dengan minyak PT. Rajawali Nusantara Indonesia untuk mengadakan kontrak manajemen yang ditandatangani pada tanggal 4 Maret 1984 oleh direktur utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia yaitu Mohammad Yusup dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, selaku pemegang sero terbesar. Kontrak tersebut selama 10 tahun sampai tahun 2004. Pada tahun 1998 sesuai akta perubahaan nomor 1 tertanggal 7 September 1998, notaris Dara Wardhani, SH, P2G Madubaru berubah menjadi PT. Madubaru.

B. Lokasi Perusahaan

PT. Madubaru menempati lahan seluas 185.572 m 2 , yang berkantor pusat di Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi adalah sebagai berikut: 1. Lokasi berdekatan dengan kota, sehingga memperlancar pengadaan alat- alat yang dibutuhkan. 2. Lokasi berdekatan dengan daerah penghasil bahan baku utama sehingga kelancaran proses produksi dapat dijaga. 3. Lokasi berdekatan dengan sumber air sungai untuk kebutuhan pabrik, terutama air pengisi ketel dan proses. 4. Tenaga kerja mudah diperoleh, baik tenaga ahli maupun tenaga biasa.