11
nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi, secara garis
besar cara memproduksi dibagi menjadi dua yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi proses.
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan kos produksinya dengan menggunakan metode kos pesanan. Dalam metode ini biaya-
biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan, sedangkan perusahaan yang berproduksi dengan metode
proses biaya-biayanya dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk untuk yang dihasilkan dalam periode tersebut.
3. Elemen Biaya Produksi
Menurut Supriyono 1999: 19-21, elemen-elemen biaya produksi dapat digolongkan menjadi:
a. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang
dipakai di dalam pengolahan produk. b.
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti
jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. c.
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi, selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
12
Elemen-elemen biaya overhead pabrik ini dapat digolongkan menjadi: 1
Biaya bahan penolong 2
Biaya tenaga kerja tidak langsung 3
Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik 4
Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik 5
Biaya listrik, air pabrik 6
Biaya asuransi pabrik 7
Biaya overhead lain-lain Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya-
biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada
pekerjaan pada setiap periode, berikut adalah rumusnya Hansen dan Mowen, 2009: 62:
Biaya bahan baku Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx +
Total biaya produksi Rp xxx
Persediaan barang dalam proses awal xxx +
Total biaya produksi Rp xxx
Persediaan barang dalam proses akhir xxx -
Jumlah harga pokok produksi Rp xxx
13
C. Sistem Akuntansi Biaya Traditional
1. Penentuan Harga Pokok dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya ke produk berdasarkan unit, biaya bahan baku, jam kerja langsung maupun jam mesin. Dimana semua
biaya tersebut dicatat, dikumpulkan dan digolongkan berdasarkan pusat pertanggungjawaban. Menurut Mulyadi 2005: 200-203, ada beberapa macam
dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk adalah:
a. Satuan produk merupakan metode yang paling sederhana dan
langsung membebankan BOP pada produk. Rumus tarif BOP untuk tiap produk:
Biaya bahan baku, dasar ini dipakai jika biaya overhead yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku. Semakin besar biaya bahan baku
yang dikeluarkan dalam pengolahan produk, semakin besar pula biaya overhead yang dibebankan, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Biaya tenaga kerja langsung, jika biaya overhead pabrik masih
berhubungan dengan jumlah tenaga kerja langsung, maka biaya overhead dari taksiran BTKL yang dipakai dapat dirumuskan sebagai
berikut:
14
c. Jam tenaga kerja langsung, metode ini muncul karena ada kaitannya
dengan jumlah jam kerja, sehingga biaya overhead per JTKL dapat dirumuskan sebagai berikut:
d. Jam mesin, biaya overhead yang bervariasi dengan waktu penggunaan
mesin, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
D. Harga jual
1.
Pengertian harga jual
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya Swastha dan Irwan, 1985: 241. Harga
jual adalah sejumlah satuan moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang dan jasa yang dijual atau diserahkan.
2.
Faktor penentuan harga jual produk
Menurut Swastha dan Irwan 1985: 242 penentuan harga jual produk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Keadaan perekonomian
Faktor kondisi ekonomi akan mempengaruhi tingkat harga jual yang berlaku, misalnya krisis ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga.