Metode Pengurangan Biaya dalam

26 3. Melakukan evaluasi terhadap penentuan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan, dengan membandingkan biaya produksi dengan target cost . Jika biaya produksi lebih besar dari target cost maka perusahaan tersebut belum menerapkan target costing dalam penentuan harga pokok produksi. Untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu “Bagaimana penerapan target costing dalam penentuan harga pokok produksi? “, maka penulis menggunakan analisis sebagai berikut: 1. Setelah target cost diperoleh maka selanjutnya akan dibandingkan biaya produksi menurut perusahaan dengan target cost , jika dari hasil perbandingan antara target cost dengan biaya produksi menurut perusahaan terdapat selisih dimana biaya produksi menurut perusahaan lebih besar daripada target cost maka perusahaan perlu melakukan usaha untuk mengefisiensikan atau pengurangan biaya agar target cost dapat tercapai. 2. Agar target cost dapat dicapai, maka perusahaan dapat menggunakan value engineering , dengan melakukan menghapuskan biaya yang tidak bernilai tambah, melakukan survei pada produk pesaing untuk dikaji atau perbaikan desain. 27

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Pabrik Gula Madukismo atau PG. Madukismo telah berdiri sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, pada saat itu terdapat kurang lebih 17 pabrik gula yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain PG. Padokan, PG. Ganjuran, PG. Kedaton, PG. Melati, PG. Cebongan, PG. Mendari, PG. Gesikan dan lain sebagainya. Semua perusahaan tersebut dipegang oleh pemerintahaan Hindia Belanda. Pada tahun 1942, tentara Jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih seluruh pabrik gula tersebut. Karena pada saat itu situasi masih terjadi peperangan, maka dari 17 pabrik gula yang ada di Yogyakarta, hanya tersisa 12 pabrik yang masih aktif beroperasi. Namun keduabelas pabrik tersebut tidak semuanya menggiling tebu, karena lahan pertanian untuk menanam tebu telah digunakan oleh tentara Jepang untuk menanam tanaman selain tebu. Keadaan ini berlangsung sampai diproklamasikan kemerdekanaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu pemerintah Republik Indonesia merebut kembali semua pabrik gula dari tangan Jepang dan dibumihanguskan hingga hanya tertinggal puing-puingnya. PT. Madubaru didirikan pertengahan tahun 1955 tepatnya pada tanggal 14 Juni dengan akte pendirian nomor 11, notaris Raden Mas Soerjanto Partaningrat, SH di Yogyakarta, pendirian ini diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono