Penentuan harga pokok produksi menurut perusahaan

50 10.500.059 kg dengan harga Rp 9.200,00, maka elastisitas permintaan dapat dihitung sebagai berikut: Elastisitas permintaan = perubahaan persentase jumlah permintaan Perubahaan persentase harga Elastisitas permintaan = 11.121.625 - 10.500.05911.121.625 Rp 8.900,00 – Rp 9.200,00Rp 8.900,00 Elastisitas permintaan = 0,06 0,03 Elastisitas permintaan = 2 Berdasarkan sifat elastisitas permintaan apabila elastisitas 1, maka permintaan gula pasir PG. Madukismo dapat dikatakan elastis yaitu perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar. 2. Harga jual Menurut bagian pemasaran harga jual yang PG. Madukismo sebelum menetapkan target costing adalah Rp 9.200,00, sedangkan harga jual gula 1 kg merek Gunung Madu adalah Rp 9.100,00 data ini diperoleh dari wawancara pada beberapa pedagang dan survei pasar. 3. Penentuan harga jual produk menurut perusahaan target price Sebelum menentukan harga jual, langkah yang dilakukan adalah melakukan survei pasar. Menurut hasil riset yang dilakukan perusahaan, harga pasar untuk gula pasir kemasan 1 kg tahun 2011 adalah Rp 9.000,00-Rp 12.000,00. 51 harga jual gula pasir kemasan 1 kg yang ditetapkan PG. Madukismo adalah Rp 9.000,00. 4. Penetapan laba yang diharapkan target profit Penentuan target profit ditetapkan berdasarkan analisa laba jangka panjang yaitu sebesar 7. Jumlah ini diambil dari rencana manajemen yang dinyatakan oleh manajer keuangan perusahaan. Target laba = 7 x Rp 9.000,00 = Rp 630,00 5. Perhitungan target cost Target price atau harga jual yang ditargetkan sebesar Rp 9.000 per kg, target profit Rp 630,00 atau 7. Maka perhitungan target cost adalah sebagai berikut: Target cost = target price- target profit = Rp 9.000,00 – Rp 630,00 = Rp 8.370,00 6. Membandingkan drifting cost dengan target cost Setelah menghitung target cost maka langkah selanjutnya adalah membandingkan antara drifting cost dengan target cost , drifting cost yang diperoleh adalah Rp 8.523,00, sedangkan target cost adalah Rp 8.370,00 maka selisih antara drifting cost dan target cost adalah sebagai berikut: Selisih = drifting cost – target cost = Rp 8.523,00 – Rp 8.370,00 = Rp 153,00 52 Agar profit yang diinginkan perusahaan tercapai, maka biaya untuk memproduksi gula pasir harus sama atau kurang dari target cost, karena drifting cost lebih besar dari target cost maka perusahaan belum mencapai target laba yang diinginkan yaitu sebesar Rp 630,00, dengan demikian perlu melakukan perancangan produk atau value engineering . C. Pembahasan Fungsi value engineering adalah untuk menekan biaya dengan tetap mempertahankan fungsi maupun produk yang bersangkutan, sehingga biaya produksi akan menjadi lebih rendah dari biaya produksi sebelumnya atau nilai drifting cost lebih kecil atau sama dengan nilai target cost . Usaha yang akan dilakukan selanjutnya adalah melakukan analisa biaya produk dengan melihat kembali biaya bahan baku dan biaya proses. Hasil dari survei yang dilakukan, ternyata terdapat beberapa biaya yang dapat ditekan seperti: 1. Tebang dan muatan tebu Pada proses pengangkutan tebu ke pabrik, PG. Madukismo membutuhkan truk untuk mengangkut tebu ke pabrik, truk tersebut diperoleh dari kontrak atau pinjaman. Satu truk rata-rata memiliki kapasitas angkut 60 kw, hal ini bergantung pada keadaan lahan yang ditempuh, biaya untuk menyewa truk sebesar Rp 3.000.000,00 dan upah supir Rp 40.000,00orang, satu truk terdapat3 orang, berikut adalah perhitungannya: Diketahui: kapasitas pabrik = 35.000 kwhari Kapasitas angkut truk = 60 kwtruk Jumlah truk = = 583 truk 53 Biaya angkut = Rp 3.000.000,00 truk x 583 truk = Rp 1.750.000.000,00 Upah supir = Rp 40.000,00orang x 3 orang supir x 583 truk = Rp 70.000.000,00 Total biaya = Rp 1.750.000.000,00 + Rp 70.000.000,00 = Rp 1.820.000.000,00 Selama pengangkutan tebu dari sawah ke pabrik, truk mampu mengangkut tebu 70-75 kw dengan tambahan biaya sebesar Rp 100.000,00-Rp 150.000,00, hal ini juga dipengaruhi keadaan lahan yang ditempuh, jika PG. Madukismo menetapkan untuk setiap truk mengangkut tebu sebanyak 70 kw dengan biaya kontrak ditambah Rp 100.000,00 menjadi Rp 3.100.000,00 maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Perhitungkan truk Diketahui: kapasitas truk = 35.000 kwhari Kapasitas angkut truk = 70 kwtruk Jumlah truk = = 500 truk Biaya angkut = Rp 3.100.000,00 x 500 truk = Rp 1.550.000.000,00 Upah supir = Rp 40.000,00 x 3 x 500 truk = Rp 60.000.000,00 Total biaya = Rp 1.550.000.000,00 + Rp 60.000.000,00 =Rp 1.610.000.000,00 54 Perhitungan biaya muatan tebu di atas dapat dibandingkan sebagai berikut: Kapasitas pabrik 35.000 kw Kapasitas truk 60 kw 70 kw Jumlah truk yang dibutuhkan = kapasitas pabrikkapasitas truk 583 truk 500 truk Biaya kontrak penyewaan truk Rp 3.000.000,00 Rp 3.100.000,00 Jumlah biaya angkut Rp 1.750.000.000,00 Rp 1.550.000.000,00 Upah supir 1 truk ada 3 supir Rp40.000,00 Minimal 1 truk ada 3 orang, upah Rp40.000 per orang Rp 70.000.000,00 Rp 60.000.000,00 Total biaya Rp 1.820.000.000,00 Rp 1.610.000.000,00 Dengan demikian penghematan PG. Madukismo dapat menghemat biaya sebagai berikut: Jenis biaya Sebelum penghematan Sesudah penghematan Selisih Biaya tebang dan muatan tebu Rp 1.820.000.000,00 Rp 1.610.000.000,00 Rp 210.000.000,00 2. Biaya tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung yang ada di PG. Madukismo terdiri tenaga kerja pelaksana dan KKWT, tenaga kerja KKWT merupakan tenaga kerja yang bekerja pada musim tertentu. Tenaga KKWT terdiri tenaga kerja bagian pabrikasi, tata usaha, tebu giling dan tebang angkut. Pada masa panen, PG. Madukismo membutuhkan tenaga tebang, upah tenaga tebang untuk setiap tenaganya adalah Rp 40.000,00 rata-rata pekerja bekerja dari jam 06.00-16.00 dengan kapasitas tebang 10 kw per orang dalam satu hari, oleh karena itu perhitungan tenaga kerja adalah sebagai berikut: Diketahui: kapasitas pabrik = 35.000 kwhari Kapasitas tenaga tebang = 10 kworang 55 Jumlah tenaga kerja = = 3.500 orang Biaya upah tenaga kerja = Rp 40.000,00 orang x 3.500 orang = Rp 140.000.000,00 Selama proses panen berlangsung, buruh tebang mampu menebang lebih dari 10 kw, rata-rata tebang 13-15 kw per hari dan PG. Madukismo memerlukan biaya tambahan untuk buruh tebang yang mampu menebang lebih dari 10 kw, Rp 5.000,00-Rp 15.000,00, jika dalam proses tebang PG. Madukismo menetapkan buruh tenaga agar menebang 14 kw per hari dengan menambah upah tebang Rp 10.000,00 menjadi Rp 50.000,00orang maka biaya upah tenaga kerja sebagai berikut: Perhitungan tenaga kerja Diketahui: kapasitas pabrik = 35.000 kwhari Kapasitas tenaga tebang = 14 kworang Jumlah tenaga kerja = = 2.500 orang Upah tenaga kerja = Rp 50.000,00orang x 2.500 orang =Rp 125.000.000,00 Perhitungan biaya tenaga tebang di atas dapat dibandingkan sebagai berikut: Kapasitas pabrik 35.000 kw Kapasitas tenaga tebang per orang 10 kw 14 kw Jumlah tenaga kerja = kapasitas pabrikkapasitas tebang 3.500 2.500 Upah tenaga tebang per orang Rp 40.000,00 Rp 50.000,00 Total upah tenaga tebang per hari Rp 140.000.000,00 Rp 125.000.000,00 Masa tebang 10 minggu Rp 1.400.000.000,00 Rp 1.250.000.000,00 56 Dengan demikian penghematan PG. Madukismo dapat menghemat biaya sebagai berikut: Jenis biaya Sebelum penghematan Sesudah penghematan Selisih Biaya upah tebang Rp 1.400.000.000,00 Rp 1.250.000.000,00 Rp 150.000.000,00 3. Biaya overhead pabrik a. Bahan bakar Bahan bakar yang digunakan oleh pabrik gula madukismo antara lain adalah kayu, tatal kayu, solar dan minyak fuel oil FO. Bahan bakar ini dibutuhkan untuk proses produksi dari start giling hingga penyelesaian. Kapasitas normal produksi per hari 35.000 kw, proses produksi selama 165 hari maka jumlah tebu yang perlu digiling PG. Madukismo 5.775.000 kw. Berikut ini adalah perhitungan bahan bakar yang digunakan untuk proses produksi: 1 Kayu bakar

Bagian Instalasi Kg

1. Pemanasan 100.000 2. Start giling 50.000 3. Proof stoom 150.000 4. Penyelesaian 2 x 24 jam x 6.250 kg 300.000 Suplesi giling tiap 100 ton molen wash butuh kayu = 35 kg 577.500100 x 35 kg 202.125 202.125 kg x 10 molen wash 2.021.250 Total 2.621.250 Jumlah seluruhnya 2.621.250 x Rp 407,00 Rp 1.066.848.750,00 57 2 Minyak Fuel Oil FO Jumlah tebu giling = 577.500ton Setiap 100 ton tebu membutuhkan FO = 100 liter FO yang dibutuhkan : LITER 577.500100 x 100 liter = 577.500 Suplesi FO untuk start giling 6 jam x 4 = 24 24 jam x 4 x 100 liter = 9.600 Suplesi FO untuk afwerken 36 jamx 4 = 144 144 x 4 x 100 liter = 57.600 Suplesi untuk molen wash 6 jam x 3 = 18 18 x 5 x 2.500 liter = 225.000 Total 869.700 Jml seluruhnya 869.700 x Rp 5.060,00 = Rp 4.400.682.000,00 3 Minyak Solar Pemakaian solar dalam masa giling DMG Liter Untuk cuci mesin 5.777 Untuk pompa air 416 Diesel genset DMG 30 x 6bulan x 1.000 liter 180.000 Total 186.192 liter 186.192 liter x Rp 8.745,00 Rp 1.628.252.010,00 4 Tatal kayu Jumlah tebu giling = 577.500 ton, setiap 100 ton membutuhkan tatal kayu sebanyak 1 ton, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Tatal yang dibutuhkan = 577.500 : 100 x 1 ton = 5.775 ton Total tatal kayu = 5.775 x Rp 264.000,00ton = Rp 1.524.600.000,00 58 5 Minyak pelicin Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian minyak pelicin atau gemuk adalah Rp 1.001.068.240,00. Maka total biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar adalah sebagai berikut: Bahan bakar Biaya bahan bakar Kayu bakar Rp 1.066.848.750,00 Minyak FO Rp 4.400.682.000,00 Solar Rp 1.628.252.010,00 Minyak pelincin Rp 1.001.068.240,00 Tatal kayu Rp 1.524.600.000,00 Jumlah Rp 9.621.451.000,00 Kapasitas produksi per hari 35.000 kw, proses produksi selama 165 hari. Total tebu yang diproduksi = 35.000 kw x 165 hari = 5.775.000 kw. Ampas tebu yang dihasilkan = 5.775.000 x 30 = 1.732.500 kw atau 173.250.000 kg, jika selama proses produksi PG. Madukismo memanfaatkan seluruh ampas tebu yang tersisa sebagai bahan bakar tambahan, bahan bakar dapat dihemat 50-80. Jika PG. Madukismo ingin mengurangi pemakaian bahan bakar sebanyak 30 pada pemakaian kayu dan tatal dan 20 pada minyak FO dan solar dengan memanfaatkan seluruh sisa ampas tebu yang ada, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: 1 Kayu bakar Jumlah kayu bakar yang dibutuhkan = 2.621.250 kg Penghematan pemakaian kayu 30 = 2.621.250 kg x 30 Jumlah pengurangan kayu = 786.375 kg Kayu yang digunakan 2.621.250 kg - 786.375 kg = 1.732.500 kg 59 Harga kayu per kg Rp407,00 = 1.732.500 kg x Rp 407,00 Biaya yang harus dikeluarkan = Rp 746.794.125,00 2 Tatal kayu Jumlah tatal kayu yang dibutuhkan = 5.775 ton atau 5.775.000 kg Penghematan pemakaian tatal kayu = 5.775 ton x 30 Jumlah pengurangan kayu = 1.732,5 ton Tatal kayu yang digunakan 5.775 ton - 1.732,5 ton = 4.042,5 ton Harga tatal kayu per ton Rp 264.000,00 = 4.042,5 ton x Rp 264.000,00 Biaya yang harus dikeluarkan = Rp 1.067.220.000,00 3 Minyak FO Jumlah minyak yang dibutuhkan = 869.700 liter Penghematan pemakaian minyak 20 = 869.700 liter x 20 Jumlah pengurangan minyak = 173.940 liter Minyak FO yang digunakan 869.700 liter - 173.940 liter = 695.760 liter Harga minyak per kg Rp 5.060,00 = 695.760 liter x Rp 5.060,00 Biaya yang harus dikeluarkan = Rp 3.520.545.600,00 4 Solar Jumlah minyak yang dibutuhkan = 186.192 liter Penghematan pemakaian minyak 20 = 186.192 liter x 20 Jumlah pengurangan minyak = 37.238 liter Solar yang digunakan 186.192 liter - 37.238 liter = 148.954 liter Harga minyak per kg Rp 8.745,00 = 111.715 liter x Rp 8.745,00 Biaya yang harus dikeluarkan = Rp 1.302.602.611,00 60 Bahan Bakar Sebelum Penghematan Setelah Penghematan Kayu bakar Rp 1.066.848.750,00 Rp 746.794.125,00 Tatal kayu Rp 1.524.600.000,00 Rp 1.067.220.000,00 Minyak Fo Rp 4.400.682.000,00 Rp 3.520.545.600,00 Solar Rp 1.628.252.010,00 Rp 1.302.602.611,00 Minyak pelincin Rp 1.001.068.240,00 Rp 1.001.068.240,00 Total Rp 9.621.451.000,00 Rp 7.638.229.576,00 b. Pembungkusan PG. Madukismo memiliki 2 jenis kemasan gula pasir yaitu kemasan bulk 50 kg dan kemasan 1 kg. Jenis kemasan yang digunakan adalah polipropoline PP, sedangkan untuk pendistribusian kemasan 1 kg PG. Madukismo menggunakan karung plastik jenis polipropoline dengan ukuran 25 kg. Harga plastik polipropoline PP 50 kg dan 25 kg adalah Rp 3.365,00lembar dan Rp 2.280,00lembar, dari hasil produksi gula pasir tahun 2011 sebanyak 13.394.000 kg, gula pasir yang menjadi kemasan bulk sekitar 73 dari total hasil produksi dan 27 untuk gula pasir kemasan 1 kg dari total hasil produksi. Berikut ini adalah perhitungan biaya pemakaian pembungkus gula: 1 Pembungkusan gula kemasan bulk 50kg - Jumlah gula = 13.394.000 kg x 73 = 9.777.720 kg - Jumlah lembar karung per 50 kg = 9.777.720 kg : 50 kg = 195.554 lembar. - Biaya pemakaian karung plastik 50 kg = 195.554 x Rp 3.365,00 = Rp 658.040.625,00. Karung plastik tersebut memerlukan tambahan plastik untuk melapisi bagian dalam karung plastik agar kualitas gula tetap terjaga. Plastik yang 61 digunakan untuk melapisi bagian dalam polipropoline PP dalam bentuk rol, 1 rol dapat digunakan untuk melapisi 300 lembar karung plastik. Harga 1 rol polipropoline PP adalah Rp 1.600.000,00. - Jumlah rol polipropoline = 195.554 lembar : 300 lembar = 652 rol. - Biaya penggunaan rol plastik PP = Rp 1.600.000,00 x 652 lembar = Rp 1.042.956.910,00. Karung tersebut membutuhkan benang untuk menjahit karung, biasanya 1 rol dapat digunakan untuk menjahit 300 unit karung. Harga rol per unitnya Rp 6.377,00. - Jumlah rol yang dibutuhkan adalah 195.554 : 300 = 652 rol. - Biaya penggunaan rol benang = Rp 6.377,00 x 652 rol = Rp 4.157.096,00. Jadi biaya yang harus dikeluarkan untuk pembungkusan gula kemasan bulk sebagai berikut: Jumlah biaya penggunaan kemasan = Rp 658.040.625,00 Jumlah biaya penggunaan rol PP = Rp 1.042.956.910,00 Jumlah biaya penggunaan rol = Rp 4.157.096,00 Total biaya yang harus dikeluarkan = Rp 1.705.154.631,00 2 Pembungkusan gula kemasan 1 kg Jenis kemasan yang digunakan polipropoline dengan ukuran 3,9 m x 1000 m, ketebalan 70 mikron. 1 rol plastik polipropoline dapat digunakan untuk 3,5 ton atau 3.500 kg gula pasir. Harga 1 rol polipropoline adalah Rp 1.680.000,00.