73
diduga menjadi penyebab kriteria-kritteria ini tidak ditemukan di wilayah domestik. Faktor pertama adalah rasa kriteria rasa humor filosofis sulit untuk diceritakan
kembali karena pada kriteria ini sifatnya tidak berulang. Artinya, pengalaman ini merupakan suatu pengalaman unik yang terjadi pada situasi tertentu dan pada waktu
tertentu, sehingga sulit untuk diungkapkan dan diceritakan lagi kepada peneliti. Kriteria kedua adalah tidak mengikuti enkulturasi atau pembudaayaan. Bisa
dimengerti mengapa kriteria ini tidak muncul karena menurut Hollows 2008 budaya domestik sering direpresentasikan sebagai ‘outside’ dari modernitas dan
malah sering diasosiasikan mempunyai peran kunci sebagai tempat untuk memproduksi modernitas. Artinya, wilayah domestik bukan sebagai objek dari
pembudayaan atau enkulturasi tetapi malah sebagai penghasil kebudayaan sehingga kriteria aktualisasi diri dari Maslow, tidak mengikuti enkulturasi kurang relevan
jika diterapkan sebagai kriteria aktualisasi diri pada konteks domestik. Yang terakhir adalah pengalaman puncak. Pengalaman puncak dalam penelitian ini juga
tidak muncul. Akan tetapi Maslow mengatakan bahwa pengalaman puncak bukan merupakan kriteria yang membedakan antara orang yang mengaktualisasi diri dan
tidak mengaktualisasi diri Feist Feist, 2006. Kriteria-kriteria aktualisasi diri Maslow juga tidak semuanya dapat muncul
di setiap wilayah domestik yang terdiri dari wilayah pekerjaan rumah tangga household chores
, perawatan keluarga family day care, pengasuhan anak childrearing
, kehidupan sosial, dan manajemen operasional dan keuangan. Hal ini disebabkan setiap bidang kehidupan rumah tangga mempunyai ‘jenis karier’ nya
sendiri-sendiri sehingga ada kriteria-kriteria yang tidak dapat muncul di wilayah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
domestik. Secara lebih jelas persebaran aktualisasi diri perempuan menikah di wilayah domestik akan digambarkan di Tabel 5.
75
Tabel 5. Persebaran aktualisasi diri perempuan menikah di wilayah domestik Kriteria aktualisasi diri
Wilayah Karier Domestik Pekerjaan Rumah
Tangga
Household chores
Perawatan Keluarga
Family day care Pengasuhan
Anak
Childrearing Kehidupan sosial Manajemen
operasional dan keuangan rumah
tangga
Persepsi yang lebih efisien akan kenyataan
P1, P2, P5 P5
P1, P2, P5 -
-
Spontanitas, kesederhanaan, dan kealamian
P2, P6 P5
P2, P5 -
P6
Kreativitas P1, P2, P3, P4, P5,
P6 -
P1, P2, P5 -
P1, P3, P4, P5 Penghargaan yang selalu baru
P3, P5 P3, P5, P6
- -
- Struktur karakter demokratis
- P5
P1, P2, P5 P3
- Diskriminasi cara dan tujuan
P1, P3 -
P1 -
- Tidak mengikuti enkulturasi
Hubungan interpersonal yang kuat
- P6
- P2
- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gemeinschagefuhl Paguyuban
- -
- P1, P3, P5, P6
-
Kebutuhan akan privasi -
P6 -
P5 -
Penerimaan akan diri, orang lain, dan alam
- P5
- -
-
Berpusat pada tugas P3,P4,
P1, P4 P6 P1,P2, P3, P5
- -
Kemandirian P1, P3, P4, P6
P3 -
- P4,P6
Rasa humor yang filosofis .
Pengalaman puncak Pembaktian pada pekerjaan
P1, P3, P4, P5, P6 P2,P5,P6
P1 -
P1, P6
Tidak muncul kriteria sama sekali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Miskonsepsi aktualisasi diri dan karier domestik
Dari hasil penelitian, ditemukan kriteria-kriteria orang-orang yang mengaktualisasi diri dalam setiap bidang kehidupan di wilayah domestik yang
terdiri dari pekerjaan rumah tangga household chores, perawatan keluarga, pengasuhan anak childrearing, kehidupan sosial, dan manajemen operasional dan
keuangan keluarga. Artinya adanya miskonsepsi tentang aktualisasi diri yang berkembang di masyarakat dan membuat orang beranggapan bahwa seolah-olah
aktualisasi diri hanya dapat dipenuhi di wilayah publik dapar dipertimbangkan kembali. Hal ini sesuai dengan teori awal Maslow tentang aktualisasi diri yang
menyatakan bahwa aktualisasi diri dapat dilakukan oleh siapa saja Feist Feist, 2006. Bahkan penelitian-penelitian sebelumnya seperti penelitian yang diteliti oleh
Daniel, Gutmann, dan Raviv 2011 menemukan bahwa aktualisasi diri dapat dicapai dengan cara memasak. Sedangkan Rubin Wooten 2007 menemukan
bahwa para perempuan menikah yang berkarier di wilayah domestik dapat memenuhi kebutuhan untuk perkembangan diri melalui kehidupan sosialnya.
Di dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa para perempuan menikah yang berkarier di wilayah domestik juga dapat menemukan dirinya puas, bangga,
bersyukur dan bahagia yang menurut Maslow merupakan kriteria seseorang yang mengaktualisasi diri yaitu bebas dari psikopatologi Feist Feist, 2006. Akan
tetapi ada temuan yang cukup menarik dari penelitian ini. Perempuan menikah yang berkarier di wilayah domestik yang berusia relatif lebih muda, mempunyai
kesempatan untuk mengaktualisasikan diri yang lebih luas karena mereka sudah mengenal teknologi yang memungkinkan mereka dapat melampaui batas publik
atau domestik. Lebih lanjut, perempuan menikah juga dapat mencari informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
lebih lanjut cara pengasuhan anak melalui internet atau buku. Hal ini hampir sama dengan temuan penelitian sebelumnya dimana perempuan menikah berpendidikan
dapat mestimulasi secara intelektual melalui membaca buku Rubin Wooten, 2007. Bahkan di zaman sekarang perempuan menikah juga dapat mengembangkan
diri pada pekerjaan domestik seperti memasak secara lebih luas misalnya dengan melihat dan mempraktekkan cara memasak melalui video tutorial maupun resep
karena kemudahan informasi di jaman sekarang. Selanjutnya, adanya miskonsepsi lain tentang perempuan menikah yang
berkarier di wilayah domestik adalah 1 uang yang diberikan orangtua untuk pendidikan akan terbuang sia-sia, 2 sedikit kesempatan untuk mengembangkan
dan berkreasi, dan 3 kehidupan ibu rumah tangga penuh dengan hal yang membosankan. Terkait pendidikan, dalam penelitian ini semua partisipan
menyatakan bahwa pendidikan bermanfaat bagi mereka dalam melatih cara berpikir yang dapat diterapkan dalam pengasuhan anak, cara menghadapi suami, dan
mengatur rumah tangga mereka. Selain itu, mereka merasa bahwa dengan pendidikan membuat mereka dapat berpikir jernih ketika ditimpa masalah di dalam
keluarga. Hal ini sejalan dengan pendapat Kanwar 2014 yang mengatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk melatih cara berpikir. Selanjutnya,
miskonsepsi bahwa sedikit kesempatan untuk mengembangkan diri dan berkreasi juga tidak sepenuhnya benar karena berkat adanya banyak waktu luang, partisipan
dapat mencoba hal-hal baru yang biasanya tidak dilakukan seperti misalnya membuka toko online atau mencoba berbagai resep makanan. Hal ini sesuai dengan
teori Maslow bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk mejadikan sesuatu yang biasa menjadi unik dan bermakna Feist Feist. 2006. Jadi,
79
kreativitas tidak tergantung tempat seseorang untuk berkarier. Miskonsepsi bahwa kehidupan ibu rumah tangga penuh hal yang membosankan juga tidak sepenuhnya
benar karena para partisipan merasa ketika mereka berkarier di wilayah domestik mereka merasa puas melihat perkembangan anak mereka atau bersyukur dapat
meluangkan waktu untuk mengurus anak yang perlu perhatian lebih. Bahkan, salah seorang partisipan merasa bahwa ia dapat melakukan hobi dan kegiatan yang tidak
dapat ia lakukan ketika ia berkarier di wilayah publik. Selain itu beberapa partisipan juga mengatakan bahwa karier domestik melebihi karier publik karena dalam karier
domestik pekerjaan mereka seperti tidak pernah selesai dan waktunya tidak terbatas. Temuan ini hampir sama dengan temuan Kanwar 2014 bahwa para
perempuan yang berkarier di wilayah domestik menemukan mereka sibuk layaknya perempuan yang berkarier di wilayah publik.
3. Dikotomi wilayah karier domestik-publik
Wilayah publik dan domestik sudah menjadi perdebatan sejak jaman dahulu yang membuat kaum feminis memperjuangkan kesetaraan perempuan dengan
caranya masing-masing, mempertentangkan bagaimana perempuan menikah mencapai kesetaraan yaitu apakah dengan menghargai karier di wilayah domestik
atau dengan mendapatkan ruang sebanyak-banyaknya di wilayah publik. Di satu sisi, ada feminis-feminis yang mengangkat kesetaraan perempuan dengan cara
menghargai karier domestik seperti feminis Marxis dan feminis domestik Hollows, 2008: Tong, 2011. Di sisi lain, ada feminis-feminis lain yang memahami bahwa
kesetaraan antara perempuan dan laki-laki hanya bisa dicapai jika perempuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diberikan ruang di publik seperti feminis liberal yang mengingkan ruang publik serta pekerjaan yang digaji Friedan, 1973.
Adanya tuntutan perempuan terhadap ruang publik sendiri sebenarnya karena kaum feminis, khususnya feminis liberal dan feminis sosialis kebanyakan
merupakan kaum kelas menengah yang banyak dipengaruhi produk publik seperti pendidikan. Oleh karena itu, pembagian peran publik dan domestik di Barat
menurut Handayani dan Novianto 2004 tidak relevan jika diterapkan di Indonesia, terutama terjadi pada masyarakat Jawa golongan petani dan pedagang karena dalam
masyarakat golongan ini wanita mengurus rumah tangga domestik sekaligus mencari nafkah ekonomi-publik.
Akan tetapi, ada temuan menarik di dalam penelitian ini terkait pembagian wilayah karier domestik dan publik. Di zaman sekarang perempuan menikah
memiliki peluang yang lebih luas untuk mengembangkan diri dan tidak dibatasi wilayah karier publik atau domestik karena wilayah publik dan domestik yang
semakin cair. Misalnya, di wilayah karier domestik perempuan menikah dapat membuka pekerjaan yang tidak terbatas ruang dan waktu bahkan salah satu
partisipan di penelitian ini mengatakan bahwa pendapatan yang didapat ketika berkarier di wilayah publik dibandingkan dengan pendapatan di wilayah domestik
lebih besar ketika ia berkarier di wilayah domestik. Hal ini disebabkan adanya perkembangan teknologi ataupun perkembangan pekerjaan-pekerjaan yang tidak
terikat ruang dan waktu yang membuat pembagian wilayah domestik dan publik menjadi semakin cair sehingga perempuan menikah di jaman sekarang sebenarnya
dapat melampaui batas publik dan domestik dengan tidak sepenuhnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
meninggalkan karier domestiknya. Artinya pada jaman sekarang, definisi berkarier dan tidak berkarier juga semakin melebur.