Wilayah Pengasuhan Anak childrearing

64 Kriteria aktualisasi diri yang kesembilan yang paling sering muncul adalah pembaktian pada pekerjaan. Pembaktian pada pekerjaan adalah keadaan dimana seseorang merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehingga menjadikan seseoarang bersungguh-sungguh terhadap pekerjaannya. Kriteria pembaktian terhadap pekerjaan ini misalnya diperlihatkan oleh salah satu partisipan P1 yang menyatakan bahwa ia harus bertanggung jawab pada anaknya karena partisipan merasa bagaimana cara ia mengasuh anak akan berpengaruh pada tabiat anak nanti sehingga ia merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya: “Keuntungannya bisa fokus ke anak sama keluarga, maksudnya kan kita harus bertanggung jawab untuk itu, nanti anak jadi orang baik atau orang jahat itu kan peran terbesar ada di diri kita sebagai ibu, jadi kontrol terhadap anak dan keluarga itu full di tangan saya” Kriteria aktualisasi diri yang kesepuluh yang paling sering muncul adalah kemandirian. Kemandirian adalah inisiatif seseorang untuk tidak bergantung dengan orang lain. Hal ini misalnya terlihat pada salah seorang partisipan P3, dalam aktivitas bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya ketika suami berada di luar kota: “Jadi tante gak ini ini banget ya biasa aja njalaninnya terutama karena bapak kan memang jarang pulang ya karena bapak kadang sebulan sekali kadang sebulan dua kali pulang, jadi selama nggak ada bapak ya tanggung jawab anak anak itu otomatis kan jatuh nya ke tante to selama nggak ada bapak, bapak kan ada di luar kota” Pada wilayah pengasuhan anak childrearing kriteria-kriteria aktualisasi diri paling banyak muncul pada perempuan menikah yang mempunyai anak remaja maupun anak di bawah remaja, hal tersebut wajar karena pada tahap ini orang tua masih menganggap anak pada kisaran umur ini merupakan tanggung jawab mereka dan belum sepenuhnya mandiri. Sedangkan pada perempuan menikah yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 anaknya sudah memasuki masa dewasa awal atau dewasa tidak banyak kriteria aktualisasi diri yang muncul karena kontrol dan tanggung jawab mereka terhadap anak juga makin berkurang.

4. Wilayah kehidupan sosial

Wilayah kehidupan sosial rumah tangga mencakup mengorganisasi kehidupan sosial dan menjaga relasi dengan tetangga, rekan, saudara, maupun teman. Terdapat empat kriteria aktualisasi diri yang muncul, yaitu paguyuban, hubungan interpersonal yang kuat, kebutuhan akan privasi dan struktur watak demokratis. Kriteria aktualisasi diri pertama yang paling sering muncul pada wilayah kehidupan sosial rumah tangga yang pertama adalah paguyuban. Paguyuban adalah rasa kemasyarakatan yang dimiliki oleh seseorang. Kriteria paguyuban ini misalnya terlihat pada salah satu partisipan P1 ingin melakukan sesuatu pada warga masyarakat karena mempunyai hutang budi: “ Jadi saya ada semacam hutang budi gitu lho, hutang budi sama sana yang membuat saya harus melakukan sesuatu untuk orang sana, makanya ketika arisan itu saya nggak ambil untung, jadi motivasinya itu menjalin relasi” Kriteria aktualisasi diri kedua yang paling sering muncul pada wilayah kehidupan sosial rumah tangga adalah hubungan interpersonal yang kuat. Hubungan interpersonal yang kuat merupakan sikap seseorang yang lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas suatu hubungan sosial. Kriteria hubungan interpersonal ini misalnya tercermin pada partisipan yang lebih mengutamakan hubungan secara kualitas P2: 66 “Saya emang nggak suka yang arisan yang dalam jumlah yang besar gitu...memang nggak suka...kecuali ya...kalau trah memang mau nggak mau suka nggak suka memang harus dipupuk kan kalau arisan trah itu karena kalau dalam boso jawanya itu ngumpulke balung pisah”. Kriteria aktualisasi diri ketiga yang paling sering muncul pada wilayah kehidupan sosial rumah tangga yang kedua adalah kebutuhan akan privasi. Kebutuhan akan privasi adalah ketika seseorang mempunyai perasaan nyaman ketika bersama dengan orang lain maupun ketika sendirian tanpa merasa kesepian. Hal ini misalnya terlihat dari pernyataan salah seorang partisipan P5 yang tidak mempermasalahkan ketika ia mendapat komentar karena sempat tidak ikut arisan karena alasan ekonomi, akan tetapi tetap berusaha bergaul dengan warga perumahan tempat ia tinggal: “Misalnya dulu aku pernah juga dulu waktu itu sempat nggak ikut arisan karena alasan ekonomi jadinya harus memberi alasan pada ibu lingkungan...jadi aku nggak tak..nggak tak pikir...gitu lho, jadi saya nggak mikir mau komentar apa tidak saya pedulikan..yang penting aku tidak berbuat jahat..berusaha tetep srawung di perumahan...dan berusaha yang terbaik untuk rumahku rumah tanggaku ” Kriteria aktualisasi diri keempat yang paling sering muncul pada wilayah kehidupan sosial rumah tangga adalah struktur watak demokratis. Struktur watak demokratis adalah kemampuan untuk belajar dari orang lain karena sikap rendah hati yang dimiliki. Hal ini misalnya muncul ketika salah seorang partisipan dapat mendapat nasehat dari kegiatannya mengikuti perkumpulan lansia P3: “Apalagi ditambah ikut perkumpulan lansia tante seneng sih terus terang aja, ngliatnya tuh seneng biarpun maksudnya udah tua-tua semua itu lebih kan kalau nenek lansia itu kan apa ke kita bisa nasehatin jadi kita kan bisa dapet nasehat dari yang lebih tua dari kita, tante seneng terus terang aja” Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa karier di wilayah domestik tidak menghambat seseorang untuk berelasi yang mengakibatkan rasa terisolasi. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 hasil tersebut masih dapat ditemukan bahwa perempuan menikah yang berkarier di wilayah domestik tetap dapat menjalin relasi dan dapat memenuhi kebutuhan aktualisasi diri melalui kegiatan bermasyarakat.

5. Wilayah manajemen operasional dan keuangan

Wilayah manajemen operasional dan keuangan mencakup pengelolaan keuangan, keputusan tentang perawatan dan mengatur penyedia layanan formal seperti perawat dan pembantu untuk datang ke rumah, membayar tagihan keuangan dan bantuan keuangan langsung. Kriteria aktualisasi diri yang muncul di wilayah ini adalah kreativitas, kesederhanaan, kemandirian, dan yang terakhir adalah pembaktian pada pekerjaan. Kriteria aktualisasi diri pertama terbanyak yang muncul adalah kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu menjadi lebih beragam. Dalam hal ini, kreativitas misalnya muncul pada aktivitas bantuan keuangan langsung misalnya dengan cara berjualan perlengkapan bayi oleh salah satu partisipan P1: “Kalau yang online kan tidak terbatas ya...dari instagram...dari olx...itu bisa dari mana-mana ya...dari luar kota gitu...kalau yang dari sini ya tetangga-tetangga sekitar gitu..keuntungannya kalau yang online itu customer saya tidak terbatas...jadi mereka bisa dari Indonesia dari manapun mereka tahu saya lagi jualan....terus ini customer- customernya baik yang tupperware atau baby shop ini juga sebagian besar customer nya dari link dari tempat kerja saya gitu.” Kriteria aktualisasi diri kedua yang paling sering muncul adalah kesederhanaan. Kesederhanaan adalah karakteristik yang ada pada seseorang untuk bersikap apa adanya dan tidak dibuat-buat. Kriteria ini misalnya terwujud PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 dalam pengaturan keuangan keluarga dengan berhemat yaitu dengan tidak mengadakan jasa asisten rumah tangga P6: “Meskipun saya mungkin tidak bisa menghasilkan uang dari rumah tetapi paling tidak misalnya dengan tidak usah menggunakan pembantu saya itu sudah menghemat uang...misalnya kan seperti itu..itu kan berarti tidak menghambat ” . Kriteria aktualisasi diri ketiga yang paling sering muncul adalah kemandirian. Kemandirian merupakan inisiatif seseorang untuk tidak bergantung dengan orang lain. Di dalam wilayah manajemen operasional dan rumah tangga, kemandirian diwujudkan misalnya yang diungkapkan oleh seorang partisipan P4 yang mencari tambahan penghasilan dengan cara menitipkan makanan-makanan kecil ke warung: “Ada usaha lain, he-em, ya bikin kue, pernah bikin telor asin, terus buat manisan, saya titipkan warung-warung. Ya alasannya supaya saya selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga tapi saya juga ada masuka n, bukan hanya dari suami saja.” Kriteria aktualisasi diri keempat yang paling sering muncul adalah pembaktian pada pekerjaan. Pembaktian pekerjaan merupakan situasi dimana seseorang merasakan kenikmatan dan tanggung jawab akan pekerjaan tersebut. Kriteria pembaktian pada pekerjaan ini misalnya terungkap pada salah satu partisipan P6 yang merasa senang untuk membantu mengelola keungan karena selain sudah terbiasa mengelola uang, yang mencarikan uang adalah suaminya: “Ya kebetulan karena saya dari dulu sudah terbiasa mengelola uang ya senang, bisa membantu mengelola uang karena suami yang cari uang”. Dari wilayah manajemen operasional dan keuangan, dapat diketahui jika pada zaman sekarang, di wilayah domestik, kesempatan seseorang untuk melakukan aktivitas bantuan keuangan menjadi lebih terbuka dengan adanya pekerjaan yang tidak terikat waktu atau ruang. Di sisi lain, walaupun batas publik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 dan domestik menjadi lebih terbuka karena adanya perkembangan teknologi atau pekerjaan yang dapat melampaui batas publik dan domestik, pekerjaan operasional seperti membayar pajak masih sering dilakukan oleh orang lain seperti suami sehingga kriteria aktualisasi diri di wilayah ini tidak terlalu tampak.

D. Pembahasan

Bagian ini akan dimulai dengan pembahasan terkait dengan aktualisasi diri perempuan menikah di wilayah domestik yang terdiri dari pekerjaan rumah tangga household chores, perawatan keluarga family day care, pengasuhan anak childrearing, kehidupan sosial, dan yang terakhir adalah manajemen operasional dan keuangan rumah tangga. Setelah itu, akan dibahas mengenai miskonsepsi aktualisasi diri dan karier domestik. Terakhir, akan dibahas mengenai peluang aktualisasi diri di wilayah domestik yang meluas karena dikotomi wilayah publik- domestik yang semakin cair.

1. Aktualisasi diri di wilayah domestik

Dalam wilayah pekerjaan rumah tangga household chores, kriteria aktualisasi diri yang muncul adalah kreativitas, pembaktian pada pekerjaan, kemandirian, berpusat pada tugas, persepsi yang lebih efisien akan kenyataan, spontanitas, penghargaan yang selalu baru, dan diskriminasi cara dan tujuan. Di antara kedelapan kriteria aktualisasi diri yang muncul di bidang pekerjaan rumah tangga, kriteria yang paling sering muncul adalah kreativitas. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian sebelumnya oleh Daniel, Gutmann, dan Raviv 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI