Transportasi Pengembangan Wilayah Pertanian Kelapa Sawit Rakyat

82 kegiatan ekonomi di daerah ini yang berhubungan dengan semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit. Sehingga, jelaslah bahwa ekonomi dapat mempengaruhi masyarakat.

4.2.2 Transportasi

Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Lancarnya lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan perekonomian suatu daerah. Apabila prasarana jalan diibaratkan sebagai urat nadi maka prasarana pengangkutan diibaratkan seperti darah yang mengalir melalui urat nadi tersebut. Setelah berkembangnya pertanian kelapa sawit serta menunjang perekonomian masyarakatnya, maka jalur transportasi pun sudah semakin baik. Perkembangan ini tidak terlepas dari peran serta pemerintah melalui pola PIR, di mana dengan dibukanya Perkebunan Inti Rakyat, maka dibuka pula lah jalur transportasi atau infrastruktur di daerah ini untuk pengangkutan hasil perkebunan kelapa sawit. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebelum perkebunan kelapa sawit di buka di daerah ini, jembatan yang berada di daerah kota pinang belum dibangun, sehingga menuju Riau dari arah Sumatera Utara harus memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari karena harus menggunakan sampan atau getek, dan dengan menempuh rute perjalanan yang lebih jauh. Namun, lambat laun keadaan pun semakin berubah, seiring perkembangan daerah ini baik khususnya dari sisi ekonomi. Di kecamatan Bagan Sinembah sendiri sudah memiliki prasarana jalan yang cukup baik, di mana jalan-jalannya sudah diaspal sehingga memberi kemudahan serta kelancaran pada arus transportasi terlebih ketika perkebunan kelapa sawit sudah berkembang di daerah ini. Alat transportasi yang kebanyakan digunakan di daerah ini adalah kendaraan bermotor Universitas Sumatera Utara 83 baik roda dua, roda tiga becak maupun roda empat. Becak merupakan alat transportasi yang paling mudah ditemui di daerah ini, karena memiliki jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan dengan angkutan kota angkot yang hanya sedikit jumlahnya. Kepadatan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya di kecamatan Bagan Sinembah ini tidak terlepas dari pengaruh jalan atau jalur transportasi yang sudah cukup baik untuk dilalui.

4.2.3 Pengembangan Wilayah

Suatu daerah tertentu dapat disebut sebagai sebuah wilayah atau suatu kesatuan administratif pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia apabila daerah tersebut memiliki unsur-unsur seperti ruang, berupa bentangan geografi dengan batas-batas jelas beserta infrastruktur di dalamnya dengan udara di atasnya sesuai yang diakui secara hukum yang berlaku, memiliki sumber daya baik sumber daya alam atau kekayaan-kekayaan alam yang dapat menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk melakukan pengembangan wilayah itu yaitu sumber daya manusia serta pelaksana administrasi atau pemerintah yang bertugas melaksanakan pengaturan yang diperlukan bagi keberadaan wilayah tersebut. Pengembangan perkebunan kelapa sawit, baik dengan pola PIR, transmigrasi maupun dengan pola-pola lainnya merupakan pengembangan ‘kota skala mini’ dengan berbagai fasilitas di dalamnya. 56 56 Jurnal Penelitian Kelapa Sawit, 2007, 152. hal. 104. Sejalan dengan itu, pengembangan kelapa sawit rakyat di daerah pengembangan baru harus didukung dengan konsep perencanaan wilayah yang matang dan terpadu, tidak hanya memperhatikan potensi sumber daya alam dan sosial ekonomi, tetapi perlu juga memperhatikan aspek perencanaan infrastruktur dan tata lingkungan. Dalam Universitas Sumatera Utara 84 konteks perkelapasawitan, budidaya kelapa sawit di kawasan transmigrasi harus menjadi economic generator yang menggerakkan sektor-sektor lain dalam pembangunan wilayah. Pengembangan wilayah regional development merupakan seluruh tindakan pemerintah yang akan dilakukan bersama-sama dengan pelakunya dalam rangka memanfaatkan potensi-potensi wilayah yang ada untuk mendapatkan kondisi-kondisi atau tatanan kehidupan yang lebih baik bagi kepentingan masyarakatnya. 57 Konsep pengembangan wilayah di kecamatan Bagan Sinembah ini dimulai dari sektor perkebunan yang terus berkembang sehingga wilayahnya juga turut berkembang. Dan Upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena kondisi sosial ekonomi, budaya dan geografis yang sangat berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Konsep pengembangan wilayah berbeda dengan konsep pembangunan sektoral, karena pengembangan wilayah sangat berorientasi pada permasalahan pokok wilayah yang saling terkait, sementara pembangunan sektoral sesuai dengan tugasnya, yang bertujuan untuk mengembangkan sektor tertentu misalnya pada sektor perkebunan rakyat. Meskipun kedua konsep tersebut berbeda, namun keduanya saling melengkapi, dalam arti bahwa pengembangan wilayah tidak mugkin terwujud tanpa adanya pembangunan sektoral. Begitu juga sebaliknya, pembangunan sektoral yang tidak diikuti oleh pengembangan wilayah, maka pembangunan sektoral tersebut dapat dikatakan tidak berhasil dalam menjalankan perannya. Dengan demikian, dengan adanya pembangunan sektoral diharapkan mampu mengembangkan suatu wilayah. 57 Mulyanto, Prinsip-prinsip Pengembangan Wilayah, Yogyakarta: Graha ilmu, 2008. Hal.1. Universitas Sumatera Utara 85 perkembangan kecamatan Bagan Sinembah ini tidak terlepas dari campur tangan pemerintah, masyarakat, serta dunia usaha atau pemilik modal yang disebut sebagai pelaku-pelaku pengembangan wilayah. Pemerintah bertugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan di dalam proses pengembangan suatu wilayah, menciptakan iklim sosial dan politik serta keamanan yang baik sehingga turut menunjang pengembangan suatu wilayah. Selain itu, di dalam melaksanakan pengembangan wilayah, masyarakat berfungsi sebagai penyedia sumber daya manusia, pengawas bahkan sebagai penyedia sebagian modal yang diperlukan bagi pengembangan suatu wilayah. Serta dunia usaha atau pemilik modal yang berperan sebagai pemasok jasa, keahlian, dana maupun material yang diperlukan di dalam proses pengembangan suatu wilayah. Di dalam menyusun perencanaan bagi pengembangan wilayah Bagan Sinembah ini masyarakat dan dunia usaha diberikan keleluasaan dalam berinisiatif yang didasarkan pada kebutuhan mereka dan orientasi pasar. Universitas Sumatera Utara 86 Proses Perkembangan Wilayah Sumber: Buku Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah: Konsep dan Pengembangan, oleh Urbanus M. Ambardi, Socia Prihawantoro, hlm 62. Migrasi Sumber Daya Manusia Pertambahan Penduduk Alami Potensi Sumberdaya Alam Aliran Investasi dan Teknologi Perkembangan Sumberdaya Manusia Perkembangan Ekonomi Wilayah PENGARUH EKSTERNAL WILAYAH: -Globalisasi Ekonomi FDI -Kerjasama Ekonomi antar Negara KESR KEBUTUHAN PEMBANGUNAN RUANG DAN PRASARANA WILAYAH POLA INTENSIFIKASI POLA INVASI Metropolitan AreaMega Urban POLA EKSTENSIFIKASI KAW. PERKOTAAN KAW. PEDESAAAN KAW. PERKOTAAN KAW. PEDESAAN Universitas Sumatera Utara 87 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa proses perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai aspek yang bersifat internal maupun eksternal. Perkembangan suatu wilayah yang disebabkan oleh aspek yang bersifat eksternal atau yang berasal dari luar wilayah tersebut dapat terlihat dari perkembangan sumber daya manusia SDM baik dalam bentuk migrasi sumber daya manusia maupun pertambahan penduduk alami dan perkembangan kegiatan ekonomi wilayah baik dari potensi sumber daya alam maupun aliran investasi dan teknologi. Kerja sama ekonomi yang dimaksud dari gambar tersebut ialah kerja sama secara tidak langsung dalam bentuk CPO crude palm oil yang merupakan hasil dari pertanian kelapa sawit di Kecamatan Bagan Sinembah diekspor ke berbagai negara dalam bentuk kerja sama ekonomi antar negara. Aspek yang bersifat internal atau yang berasal dari dalam wilayah itu sendiri, yang menyebabkan perkembangan suatu wilayah terlihat dari kebutuhan akan pengembangan ruang dan prasarana wilayah baik dengan pola intensifikasi, ekstensifikasi maupun pola invasi. Pola intensifikasi yang dimaksudkan ialah memanfaatkan lahan-lahan yang sudah ada, misalnya dengan berkebun tanaman pangan di sekitar perkebunan kelapa sawit sebagai penghasilan tambahan, bisa juga melalui beternak sapi atau kambing dengan memberi mereka rumput-rumput di sekitar pertanian kelapa sawit. Ekstensifikasi merupakan perluasan lahan, misalnya dengan cara membuka hutan karena semakin meningkatnya pertanian kelapa sawit sehingga wilayah-wilayah yang sudah ada dianggap sudah tidak cukup lagi sehingga dibukalah hutan baik untuk pertanian kelapa sawit maupun sebagai tempat tinggal penduduk dan semakin luaslah wilayah ini. Dari pola ekstensifikasi ini, terlihat adanya perbedaan antara wilayah lama dengan wilayah-wilayah yang baru dibuka, yakni adanya kawasan Universitas Sumatera Utara 88 perkotaan pusat kota, yang merupakan wilayah lama yang sudah banyak penduduknya dan kawasan pedesaan pinggiran atau pedalaman, yang merupakan wilayah-wilayah yang barru dibuka. Kemudian, dengan adanya pembukaan hutan ini, maka terjadilah invasi atau perpindahan penduduk karena adanya perkembangan ekonomi perkebunan di suatu daerah yang menyebabkan adanya penyebaran penduduk, wilayah yang awalnya sepi menjadi ramai karena adanya invasi ini. Pertumbuhan suatu wilayah atau daerah dipengaruhi oleh mekanisme pasar, dimana orang akan mencari pekerjaan di tempat yang memberikan imbalan tertinggi untuk jasa atau kemampuan yang dimilikinya. Adanya mekanisme pasar tersebut cenderung menguntungkan wilayah-wilayah yang menjadi tempat pengelompokan kegiatan manusia. Proses ini apabila berlangsung terus dapat menyebabkan daerah yang baik khususnya secara ekonomi akan semakin berkembang, sementara daerah yang kurang baik akan semakin ketinggalan. Pembangunan perkebunan khususnya kelapa sawit umumnya dilaksanakan di kawasan baru, yang relatif belum diusahakan oleh manusia secara teratur. Dengan kata lain, kawasan tersebut merupakan kawasan yang belum berkembang dan jauh dari pusat keramaian. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya usaha perkebunan ini dapat mengembangkan ekonomi wilayah dengan cara menciptakan usaha-usaha baru yang terkait dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat perkebunan maupun di luar perkebunan. Pengembangan ekonomi wilayah juga diharapkan dapat tercapai karena perkebunan kelapa sawit banyak yang dikembangkan di wilayah marginal yang selama ini kurang produktif. Universitas Sumatera Utara 89 Oleh karena itu, pengembangan pertanian kelapa sawit di suatu kawasan biasanya terdiri atas dua komponen pembangunan fisik, yakni pengembangan kebun itu sendiri dan pembangunan komponen prasarana dan sarana seperti jalan, jembatan, gedung sekolah, tempat ibadah dan sarana lainnya. Dalam hal ini biasanya muncul kawasan perkotaan yang baru yang merupakan pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang lengkap dengan sarana perbelanjaannya seperti toko dan warung, pusat perdagangan seperti pasar, pusat kesehatan, lembaga keuangan, lembaga pendidikan, olahraga, hiburan dan lain-lain. Kondisi demikian akan dapat menciptakan rasa kerasan pada diri para pekerja perkebunan baik yang berasal dari penduduk lokal maupun pendatang. Untuk mengembangkan suatu wilayah secara optimal, dibutuhkan intervensi dan kebijakan pemerintah agar mekanisme pasar tidak menimbulkan dampak-dampak negatif terhadap lingkungan. Kebijakan tersebut meliputi upaya-upaya pengembangan kegiatan- kegiatan sosial ekonomi di kawasan-kawasan yang terdapat di dalam wilayah tersebut. Kebijakan pengembangan wilayah berupa arahan-arahan pengembangan kawasan-kawasan produksi, pusat pemukiman, transportasi serta jaringan infrastruktur pendukungnya yang sesuai dengan tujuan pembangunan sosial ekonomi. Perkembangan pertanian kelapa sawit di Kecamatan Bagan Sinembah ini membawa perubahan yang bersifat positif dalam segala bidang yakni kemajuan dalam segi ekonomi, pertambahan dan keanekaragaman penduduknya, infrastruktur yang baik, adanya pembangunan puskesmas atau klinik dalam bentuk pelayanan kesehatan yang sudah memadai, adanya penyediaan bidang pendidikan baik oleh pemerintah maupun swasta Universitas Sumatera Utara 90 dengan dibangunnya sekolah dari tingkat SD sampai perguruan tinggi serta yang terpenting dan terlihat jelas adalah perkembangan desanya yang cukup pesat.

4.2.4 Pendidikan