Kesehatan Agama Pertanian Kelapa Sawit Rakyat

91 sekolah, terdiri dari 13 Taman Kanak-kanak, 66 Sekolah Dasar Negeri dan Swasta, 22 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama baik Negeri maupun Swasta, 9 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas baik Negeri maupun Swasta, bahkan sampai perguruan tinggi seperti ULB universitas Labuhan Batu, STAIR, dan UT. Oleh karena semakin baiknya tingkat perekonomian di daerah ini, maka semakin besar pula kemauan serta kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka bahkan sampai ke perguruan tinggi. Karena semakin tingginya kebutuhan akan pendidikan, yang diikuti dengan semakin tingginya minat anak-anak untuk sekolah, maka tidak jarang masyarakat di Kecamatan Bagan Sinembah ini menyekolahkan anak-anak mereka ke luar daerah yang merupakan kota-kota besar misalnya di Medan, PekanBaru, Padang, bahkan sampai Pulau Jawa. Awalnya di Kecamatan ini, banyak terdapat lulusan SD, bahkan banyak pula yang tidak mengecap pendidikan sama sekali. Namun, seiring perkembangan pertanian kelapa sawit yang diikuti oleh peningkatan taraf kehidupan maka kebutuhan akan pendidikan pun semakin meningkat, terlihat dari jumlah lulusan yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kualitas yang dimaksud disini ialah dilihat dari tingkat pendidikannya baik di tingkat SMA maupun lulusan perguruan tinggi.

4.2.5 Kesehatan

Tidak hanya di bidang pendidikan, perkembangan perkebunan ini juga berpengaruh terhadap pembangunan bidang kesehatan. Penyediaan sarana kesehatan ini bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah serta tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai tingkat kesehatan masyarakat yang baik, yang pada gilirannya dapat Universitas Sumatera Utara 92 menjadikan masyarakatnya menjadi masyarakat yang sehat dan produktif. Di Kecamatan Bagan Sinembah sendiri sudah terdapat 5 praktek dokter, 14 tempat praktek bidan, 2 poliklinik desa, 42 posyandu, 1 Puskesmas, dan 2 Rumah Sakit

4.2.6 Agama

Agama mayoritas di kecamatan ini ialah agama Islam, kemudian diikuti oleh agama Kristen Protestan, Katolik, Budha dan agama minoritas adalah agama Hindu. Di dalam bidang keagamaan, pembangunan rumah ibadah bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh kebebasan dan kemudahan dalam memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan sarana ibadah pada masing- masing agama. Di Kecamatan Bagan Sinembah terdapat 99 mesjid, 126 mushola, karena seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas bahwa di daerah ini agama mayoritasnya ialah muslim sehingga tidak heran jika jumlah tempat ibadahnya cukup banyak dibandingkan dengan tempat ibadah agama lain. Kemudian terdapat 54 gereja protestan, 2 gereja katolik, 1 pura dan 1 vihara. Pengembangan perkebunan kelapa sawit dengan program pemerintah yakni melalui pola Perkebunan Inti Rakyat PIR ini mampu memperbaiki kesejahteraan ekonomi petani peserta khususnya dan masyarakat kecamatan Bagan Sinembah pada umumnya. Pola ini telah berhasil mengembangkan perkebunan, mengingat sifat dari usaha perkebunan yang banyak menyerap tenaga kerja dan mampu mengangkat kehidupan para petani serta berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat di kecamatan Bagan Sinembah baik dari segi ekonomi maupun sosialnya yang selanjutnya berpengaruh terhadap perkembangan wilayahnya. Universitas Sumatera Utara 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perkebunan di Indonesia hadir sebagai sebuah sistem perekonomian baru yang belum dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bangsa ini hanya mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian tradisional, yang kegunaannya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari atau yang lebih dikenal dengan ekonomi subsisten dan dikerjakan dengan pola-pola tradisional. Keadaan ini berubah setelah Belanda datang ke Indonesia dengan membawa sistem perekonomian kolonialnya. Sehingga kedatangan Belanda tersebut telah mengubah sistem perekonomian Indonesia dari subsisten menjadi komersial. Oleh karena itu, ketika kita berbicara mengenai sejarah perkebunan di Indonesia, maka kita juga berbicara mengenai kedatangan Belanda ke Indonesia. Karena sejarah perkebunan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kedatangan Belanda. Perkebunan mempunyai peran yang cukup signifikan dan membawa suatu perkembangan unik dalam sejarah ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, penyebaran dan komposisi penduduk serta perkembangan suatu daerah. Hal ini sangat berkaitan dengan perkebunan yang sering disebut dengan agen pembangunan agent of development pada suatu wilayah baik desa, kota, maupun Negara. Pertanian kelapa sawit telah membawa perkembangan yang unik dalam perkembangan Kecamatan Bagan Sinembah pada tahun 1981-2000, khususnya pada pertanian kelapa sawit rakyat. Kecamatan Bagan Sinembah merupakan salah satu kecamatan Universitas Sumatera Utara 94 di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Daerah ini merupakan pintu gerbang masuk ke wilayah provinsi Riau dari arah Sumatera Utara. Awalnya daerah ini merupakan kawasan yang sepi yang banyak kawasan hutannya. Namun seiring perkembangan perkebunan kelapa sawit rakyat yang dikaitkan dengan pola PIR, maka daerah ini semakin ramai ditandai dengan pertambahan serta keanekaragaman penduduknya. Ditambah lagi dengan adanya pertambahan jumlah tenaga kerja serta pola PIR yang dikaitkan dengan transmigrasi yang merupakan program pemerintah dalam hal penyebaran penduduk khususnya yang berasal dari pulau Jawa yang terkenal dengan kepadatan penduduknya. Sesuai dengan salah satu tujuan yang ditetapkan dalam pengembangan perkebunan pola PIR, yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani peserta khusus untuk komoditas kelapa sawit Elaeis guineensis. Dan terbukti, melalui proyek ini pendapatan petani meningkat, petani memiliki kebun sendiri, kemudian lahan yang diusahakan petani yang selama ini seolah-olah diterlantarkan lebih bermanfaat dan dalam skala nasional akan meningkatkan produksi perkebunan serta meningkatkan devisa Negara. Dengan melihat hasil yang dicapai oleh perkebunan kelapa sawit pola PIR tersebut, maka pertanian kelapa sawit rakyat perorangan pun semakin berkembang. Perkembangan pertanian kelapa sawit rakyat di Bagan Sinembah yang telah berlangsung cepat, baik dari aspek luas areal maupun produksinya ini sejalan dengan perkembangan wilayahnya yang ditandai dengan pertambahan, penyebaran serta keanekaragaman penduduknya. Banyak masyarakat yang mulai tertarik dengan pertanian kelapa sawit karena telah menunjukkan peningkatan dalam segi ekonomi, baik yang berasal dari kecamatan Bagan Sinembah maupun yang berasal dari luar daerah terlebih dari daerah Sumatera Utara. Ibarat pepatah, ada gula ada semut Universitas Sumatera Utara 95 begitulah keadaan perpindahan masyarakat di Kecamatan Bagan Sinembah pada saat itu. Sehingga wilayah yang awalnya sepi dan terpencil berubah menjadi wilayah yang ramai serta berkembang yang ditandai dengan semakin lengkapnya sarana-sarana umum di kecamatan ini seperti sekolah, pusat kesehatan, tempat beribadah dan lain sebagainya. Dan jelas bahwa sejarah pertanian kelapa sawit rakyat di Kecamatan Bagan Sinembah ini tidak dapat dipisahkan dengan pola PIR yang merupakan program pemerintah untuk membantu petani kecil yang jumlahnya cukup besar. Dan sebagai hasil akhirnya adalah bahwa pemerintah telah berhasil menjalankan programnya melalui pola PIR yang berkaitan dengan peningkatan taraf kehidupan petani baik secara ekonomi maupun sosial serta mengembangkan daerah-daerah yang sepi melalui pemerataan penduduk.

5.2 Saran