1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu memelihara tubuhnya serta berkembang biak. Manusia memerlukan bahan
pangan untuk menunjang kelangsungan kehidupannya, misalnya untuk membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tubuh sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya.
google.co.id Menurut FAO Organisasi Pangan dan Pertanian bahan pangan merupakan
substansi, baik diolah, setengah jadi ataupun mentah, yang dimaksudkan untuk konsumsi manusia meliputi minuman dan zat tertentu yang digunakan dalam
pembuatan, persiapan atau perlakuan terhadap bahan pangan. Manusia mengkonsumsi makanan untuk mempertahankan hidupnya, namun seiring dengan
berkembangnya kehidupan manusia, maka makan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan saja tetapi supaya cerdas, kreatif, inovatif, dan bugar.
Masa pertumbuhan anak usia sekolah tidak secepat di masa bayi atau masa kanak-kanak awal, tetapi anak usia sekolah masih memiliki kebutuhan gizi yang
tinggi meskipun selera makannya relatif rendah. Makanan dan kudapan yang dikonsumsi pada usia anak sekolah harus kaya akan nutrisi.
Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Masa tumbuh kembang anak yang optimal ditentukan dari
pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Pemberian nutrisi dalam
2 masa tumbuh dan kembang anak tidak dapat dilaksanakan secara sempurna,
dikarenakan seringnya timbul masalah akibat pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ
dan sistem tubuh anak. Memberi makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari
beberapa aspek, diantaranya aspek ekonomi, sosial budaya, agama, disamping aspek medik anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras,
dan seimbang. Serasi di sini adalah harus sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial budaya, serta agama
dari masing-masing keluarga setiap anak. Sedangkan yang dimagsud dengan seimbang adalah nilai gizi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Widodo Judarwanto, 2012 : 1
Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk anak sekolah tidak hanya dapat dipenuhi dari satu jenis bahan makanan. Makanan yang hanya satu macam dan
diberikan kepada anak secara terus menerus akan membuat bosan dan malas makan. Dilihat dari kebutuhannya anak usia sekolah banyak mengeluarkan energi
untuk belajar dan beraktivitas. Makan siang dapat memenuhi 13 hingga 12 dari asupan gizi anak sepanjang hari, dan dapat membantu mereka dalam mengikuti
pelajaran di sekolah, disamping untuk menunjang pertumbuhan anak secara sehat dan normal.
3 Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Kamil merupakan salah satu SD favorit di
Kabupaten Karanganyar, bahkan termasuk Sekolah unggulan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini menggunakan sistem
full day school yang mana
berlangsung selama sepuluh jam dalam sehari, yaitu pukul 07.00 sampai 16.00 WIB. Sebagai sekolah favorit, maka Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Kamil senantiasa
memberikan pelayanan
yang baik
bagi siswanya,
diantaranya adalah
dilaksanakannya makan siang untuk siswa, mengingat jam belajar yang padat. Pelaksanaan makan siang merupakan pelayanan gizi kelompok. Salah satu
tujuan khusus dari pelaksanaan gizi makanan kelompok adalah memberikan pelayanan menu yang seimbang dan bervariasi. Kecukupan gizi dapat terpenuhi dari
berbagai macam bahan makanan dan diatur sedemikian rupa baik rasa, bentuk, dan tampilan makanan itu sendiri sehingga dapat diterima dan dikonsumsi oleh anak usia
sekolah. Menu yang disajikan untuk anak usia sekolah harus mencukupi jumlahnya, porsinya, kualitasnya, menarik atau tidaknya ditinjau dari segi rasa, warna, serta
cara pengolahannya. Depkes RI, 1991 Pelaksanaan makan siang siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Kamil
dilakukan oleh pihak katering sekolah. Untuk mengetahui kesesuaian menu yang disajikan untuk siswa, maka perlu diketahui pelaksanaan manajemen makan siang
dengan kesesuaian
fungsi manajemen
yang terdiri
dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Kesesuaian fungsi manajemen terhadap pengolahan makan siang sangatlah penting, mengingat kesempurnaan
makanan dimulai dari proses perencanaan hingga pengawasan. Kesalahan dapat
4 terjadi dimulai dari kurangnya perencanaan dalam membuat menu, sehingga
berdampak pada pengolahan menu makanan tersebut. Apabila dalam perencanaan pelaksanaan makan siang sudah mengalami kesalahan, maka proses selanjutnya
juga akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu kesesuaian fungsi manajemen terhadap pelaksanaan makan siang sangatlah penting.
B. Identifikasi Masalah