Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Yogyakarta

75

E. Pembahasan

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Yogyakarta

Dari hasil analisis data yang telah diperoleh menunjukan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kohesivitas guru SMP Negeri di Kota Yogyakarta. Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai t hitung t tabel 5,582 1,671 dan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,518. Berdasarkan nilai yang telah diperoleh tersebut dapat diartikan kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu faktor pendukung kohesivitas guru. Apabila nilai kepemimpinan kepala sekolah meningkat akan diikuti pula dengan kenaikan nilai kohesivitas guru. Sumbangan efektif dari kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari koefisien determinasi r 2 sebesar 0,268. Maka dapat diartikan bahwa kohesivitas guru SMP Negeri di Kota Yogyakarta 26,8 ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Hasil dari analisis data ini menunjukkan betapa kekuatan dari kepemimpinan kepala sekolah mempunyai nilai cukup besar untuk bisa mendorong terjadinya kohesivitas guru di sekolah. Seperti yang telah dijelaskan oleh Stephen P Robbins 2002: 164 bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Jadi kepemimpinan mutlak harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menggerakkan anggota-anggotanya dalam mencapai tujuan sekolah. Kuat lemahnya kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh pada kualitas kehidupan di sekolah karena kepala sekolah merupakan komponen penting di sekolah. Dengan adanya kepemimpinan yang kuat dari kepala sekolah maka seorang kepala 76 sekolah akan mengerahkan segala kemampuannya untuk mendorong anggota- anggotanya dalam hal ini adalah guru untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan benar demi tercapainya keefektifan tujuan sekolah. Adanya kepemimpinan dalam kelompok atau organisasi ditandai dengan keberadaan dukungan pengikut dan situasi yang kondusif, ini sesuai dengan teori kontinjensi yang dikemukakan oleh Stephen P Robbins. Jadi kualitas hubungan pemimpin dengan anggota kelompok adalah yang paling berpengaruh pada efektivitas kepemimpinannya sehingga kepemimpinannya tidak begitu perlu mendasarkan pada kekuasaan formalnya. Sebaliknya, jika ia tidak disegani atau tidak dipercaya maka ia harus didukung oleh peraturan yang memberi ketenangan untuk menyelesaikan tugasnya. Pengaruh yang kuat terhadap keefektifan pelaksanaan dan penyelenggaraan sekolah dan mempengaruhi kinerja warga sekolah lain yang dipimpinnya. Ini sudah dibuktikan dengan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung seperti penelitian dari Maritha Violina 2009 dalam makalahnya yang berjudul “ Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan dan Kohesivitas pada Atlet di Sekolah Sepak Bola Assyabaab Bina Bola Bangil” membahas tentang kohesivitas diperlukan dalam sebuah tim atau kelompok yang nantinya dapat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan seorang pelatih yang otoriter akan menyebabkan atlet akan bermain kaku karena apa yang diharapkan oleh pelatih mereka tidak sesuai dengan kapasitas kemampuan atlet, sedangkan pelatih yang mempunyai gaya kepemimpinan demokratis maka atlet 77 akan merasa nyaman dan terbuka dalam bermain sehingga dapat mempengaruhi kohesivitas tim. Demikian juga yang terjadi dalam sebuah kelompok organisasi khususnya dalam sekolah apabila kepala sekolah dapat menempatkan dirinya dalam gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi untuk kenyamanan para guru maka kohesivitas dalam sekolah akan tercipta dengan sendirinya dalam tujuannya untuk memperbaiki mutu pendidikan. Berdasarkan data lapangan yang telah diperoleh menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri di Kota Yogyakarta dominan kuat. Data lapangan ini diperoleh dari angket yang disebarkan kepada guru dan kepala sekolah untuk kemudian dilihat selisih hasilnya dan rata-rata dari semua angket yang telah disebarkan menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah sudah kuat. Ini dapat diartikan kepemimpinan dari kepala sekolah yang SMP Negeri Kota Yogyakarta rata-rata sudah kuat untuk bisa menggerakkan anggota-anggotanya dalam upaya mencapai tujuan sekolah.

2. Kohesivitas Guru SMP Negeri di Kota Yogyakarta