39
mempengaruhi kerjasama antar anggota lembaga di dalamnya yang nantinya diharapkan akan dapat membuat anggota merasa nyaman dalam lembaga atau
organisasi tersebut dan bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan dari lembaga secara bersama-sama.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian penyusun adalah sama-sama meneliti kohesivitas sebagai variabel dependent Y yang dipengaruhi oleh variabel
independent X. Persamaan pada variabel independent X terletak pada penelitian yang dilakukan oleh Violina dan Aldi Mulena yaitu sama-sama menggunakan
variabel kepemimpinan. Sedangkan persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Gatiningsih adalah pada variabel kohesivitas anggota dalam suatu organisasi.
Perbedaan penelitian yang penyusun teliti dengan ketiga penelitian di atas adalah pada organisasi yang akan diambil yaitu penyusun berfokus pada organisasi di
sekolah SMP Negeri se Kota Yogyakarta dan kepemimpinan pada kepala sekolah.
E. Kerangka Pikir
Kohesivitas guru dalam sekolah sangatlah dibutuhkan. Kohesivitas guru salah satunya dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan kemampuan kekuatan kepala sekolah dalam memimpin sekolah untuk menggerakkan seluruh anggota sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan semestinya untuk mencapai tujuan pendidikan. Kohesivitas guru adalah keterikatan guru dalam sekolah ditunjukkan dalam bentuk kerja sama,
kekompakan, kebersmaan, keramahtamahan antar guru dalam sekolah. Masing-
40
masing guru merasa bebas untuk mengemukakan pendapat dan sarannya. Guru biasanya juga antusias terhadap apa yang ia kerjakan dan mau mengorbankan
kepentingan pribadi demi kepentingan sekolahnya. Merasa rela menerima tanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kewajibannya. Semua itu
menunjukan adanya kesatuan, kereratan, dan saling menarik dari guru dalam sekolah. Berdasarkan uraian tersebut, guru mempunyai karakter dalam mengerjakan
tupoksinya masing – masing. Ada guru yang lebih berorientasi pada membangun hubungan dengan sesama rekan namun ada pula yang lebih berorientasi dengan tugas
saja. Kepemimpinan kepala sekolah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kohesivitas guru dalam sekolah. Kepala sekolah yang mempunyai pengaruh kuat
dalam memimpin sekolah yang dipimpinnya akan dapat menggerakkan guru dalam menciptakan kohesivitas di sekolah agar terjalin kerja sama dan kolaborasi yang baik
antara kepala sekolah dengan guru dan guru dengan guru sehingga hasil kerja menjadi optimal.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Kohesivitas Guru
Y Kepemimpinan
Kepala Sekolah X
Orientasi Hubungan
Orientasi Tugas
41
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan asumsi-asumsi dan paparan di atas, maka penyusun merumuskan hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut:
H
0 :
Tidak ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kohesivitas guru.
H
a :
Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kohesivitas guru
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitif. Penelitian ini jenis penelitian deskriptif yaitu studi korelasi, untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi, dalam penelitian ini yaitu hubungan pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kohesivitas guru SMP N di Kota Yogyakarta.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Yogyakarta yang secara keseluruhan berjumlah 16 sekolah. Tempat penelitian
akan diambil semua 16 Sekolah Menengah Pertama Negeri agar nantinya data yang diperoleh dapat meliputi seluruh sekolah. Waktu penelitian dilaksanakan
mulai 1 April 2013 sampai 6 Mei 2013.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Yogyakarta dari 16 sekolah mencakup kepala sekolah dan
seluruh guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Yogyakarta. Populasi guru pada sekolah yang dikenai sebesar 680, kemudian dari populasi guru