15 mendukung keterlaksanaannya model pembelajaran,
termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
5 Dampak Pembelajaran Langsung dan Iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para peserta didik
pada tujuan yang diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu
proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh pembelajar.
3. Cooperative Learning
a. Hakikat Cooperative Learning
Cooperative learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 anggota, dengan keanggotaan yang bersifat heterogen. Dalam pelaksanaanya metode cooperative learning
ini membantu siswa untuk lebih mudah memproses informasi yang diperoleh, karena proses enconding akan didukung dengan interaksi
yang terjadi dalam cooperative learning. Pembelajaran dengan metode kooperatif dilandaskan pada teori cognitive karena menurut teori ini
interaksi bisa mendukung pembelajaran. Menurut Roger, dkk. Seperti yang dikutip oleh Miftahul Huda
2011:29, menyatakan bahwa: Cooperative learning merupakan aktivitas pembelajaran
kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasrkan pada perubahan informasi secara
sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya
setiap pembelajar
bertanggung jawab
atas
16 pembelajaranya sendiri dan didorong untuk meningkatkan
pembelajaran anggota-anggotanya yang lain.
Menurut Trianto 2009:56, menyatakan bahwa di dalam kelas cooperative learning siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu sama lain
membantu. Jadi dibentuknya kelompok ini untuk saling membantu dalam mencapai tujuan, yaitu hasil belajar yang memenuhi KKM.
Sama halnya yang dikemukakan oleh Miftahul Huda 2011:46, yang menyatakan bahwa dalam suasana cooperative learning, siswa harus
bertanggung jawab pada dua hal: 1 mempelajari materi yang ditugaskan, dan 2 memastikan bahwa semua anggota kelompoknya
juga mempelajari materi tersebut”. Ini menegaskan bahwa walaupun mereka belajar secara kelompok tetapi mereka harus menguasai secara
individual. Hasil dari belajar secara berkelompok dapat dipertanggung jawabkan secara individual. Menurut Trianto 2009: 66 pembalajaran
cooperative learning memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan
penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana
keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok.
17
b. Tujuan Penggunaan Model Cooperative Learning