30
sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi agar apabila ada penyimpangan dapat diperbaiki.
Untuk melaksanakan kegiatan manajemen tersebut, George R. Terry dalam Yayat Herujito, 2001: 19 juga menjelaskan bahwa perlu adanya pemahaman
konsep PIRO, yaitu: a.
People. Manusia people merupakan sumber daya yang paling penting. b.
Ideas. Gagasan ideaskarena dibutuhkan suatu konsep untuk menjalankan manajemen tersebut.
c. Resources.
d. Objectives. Adalah tujuan yang akan dicapai dari manajemen tersebut.
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan suatu proses mengelola komponen-komponen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada program pendidikan karakter di SD Kasihan, manajemen dilakukan untuk mengatur serangkaian komponen yang
berhubungan dengan keberhasilan program tersebut, sehingga dari perencanaan yang telah ditentukan tersebut maka akan dilihat pada pelaksanaannya, sesuai
dengan rencana atau sebaliknya.
C. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Setiap manusia memiliki karakter berbeda yang tidak dapat disamakan dalam penanganannya. Karakter yang dimiliki seseorang dapat dengan mudah
hilang dan hancur apabila individunya tidak memahami dan mencerminkannya
31
dalam perbuatan sehari-hari.Secara Etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu Charassein, yang berarti to engrave atau mengukir. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2008 karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang. Karakter juga dapat diartikan sebagai
tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Suyanto dalam Darmiyati Zuchdi., dkk, 2011: 27 mendefinisikan karakter
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Wynne dalam Darmiyati Zuchdi., dkk, 2009:10 menjelaskan bahwa istilah karakter diambil dari bahasa Yunani yang berarti „to mark‟ menandai
yang pengaplikasiannya dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Selain itu, Wynne menjelaskan juga bahwa ada dua pengertian tentang karakter. Kesatu, ia
menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus, tentulah orang tersebut
memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua,
istilah karakter erat kaitannya dengan „personality‟. Seseorang baru bisa disebut „orang yang berkarakter‟ a person of character apabila tingkah lakunya sesuai
kaidah moral. Thomas Lickonadalam Darmiyati Zuchdi, 2011: 28 mengemukakan
bahwa pendidikan yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “knowing the
good ”, moral knowing, tetapi juga “desiring the good” atau “loving the good”
moral feeling dan “acting the good” moral action.
32
Thomas Lickona dalam Darmiyati Zuchdi., dkk, 2009: 11 juga menjelaskan bahwa dalam moral knowing, terdapat enam hal yang menjadi tujuan
dari diajarkannya, yakni: 1 moral awereness, 2 knowing moral values, 3 perspective taking, 4 moral reasoning, 5 decision making, dan 6 self-
knowledge. Dalam moral feeling, juga terdapat enam hal yang merupakan aspek dari emosi yang harus dapat dirasakan oleh seseorang untuk menjadi manusia
berkarakter yakni: 1 conscience, 2 self-esteem, 3 empathy, 4 loving the good, 5 self-control, dan 6 humility. Sedangkan dalam moral action, yang merupakan
hasil outcome dari dua komponen karakter lainnya, diperlukan tiga aspek dari karakter, yaitu: 1 kompetensi competence, 2 keinginan will, dan 3 kebiasaan
habit. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Barnawi dan M. Ariffin,
2012: 21- 22 definisi karakter yaitu: “nilai-nilai yang khas baik tahu nilai
kebaikan, mau berbuat kebaikan, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam
perilaku”. Definisi ini menjelaskan bahwa karakter berawal dari pengetahuan individu akan nilai kebaikan yang mendorongnya untuk berbuat baik pada
kehidupan nyata sehingga memberikan dampak yang baik pula bagi lingkungan sekitarnya.
Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter merupakan nilai-nilai, sikap, pikiran,
perilaku, watak, akhlak yang melekat pada diri seseorang sejak lahir dan memiliki perbedaan peserta didik satu dengan lainnya. Karakter yang dimiliki oleh
33
seseorang dapat terlihat dari tingkah laku atau cara bertindak di kehidupan sehari- harinya. Dari mengetahui keseharian orang tersebut maka akan diketahui
bagaimana karakter atau watak yang dimiliki orang tersebut, dan baik buruknya karakter seseorang tergantung pada pola kebiasaan nilai yang dipilih dalam
kehidupannya.
2. Pengertian Pendidikan Karakter