49
i. Membudayanya ketidakjujuran, dan
j. Adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.
Selain itu, sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada  pengembangan  otak  kiri  kognitif  dan  kurang  memperhatikan
pengembangan  otak  kanan  afektif,  empati,  dan  rasa.  Padahal  pengembangan karakter  lebih  berkaitan  dengan  optimalisasi  fungsi  otak  kanan.  Mata  pelajaran
yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun seperti budi  pekerti dan agama ternyata  pada  praktiknya  lebih  menekankan  pada  aspek  otak  kiri  hafalan,  atau
hanya sekedar “tahu”.
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian  yang  dilaksanakan  ini  bersumber  dari  hasil  penelitian  tentang Studi  Multikasus  Manajemen  Pendidikan  Karakter  di  Sekolah  Dasar  yang
dilakukan oleh Ninik Ratnawati di  SD Cita Hati West Campus,  SD Gloria Pacar Surabaya,  dan  SD  Petra  Kediri.  Penelitian  yang  bersifat  deskriptif  kualitatif  ini
akan  mendeskripsikan  tentang;  1  perencanaan  pendidikan  karakter  di  SD  Cita Hati  West  Surabaya,  SD  Gloria  Pacar  Surabaya  dan  SD  Petra  Kediri;  2
sosialisasi pendidikan karakter; 3 penanaman nilai-nilai pendidikan karakter; 4 pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter.
Hasil  penelitian  ini  merekomendasikan  bahwa  peranan  manajemen pendidikan dalam program pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, agar
pelaksanaan  pendidikan  karakter  di  sekolah  dapat  mencapai  tujuan  seperti  yang direncanakan.  Perlunya  kreativitas  pimpinan  untuk  program  pengembangan
50
pendidikan  karakter  sehingga  tidak  terjebak  pada  kegiatan  rutinitas, pemberdayaan  sarana  dan  prasarana,  etos  kerja  budaya  sekolah,  keluarga  akan
mendukung keberhasilan pendidikan karakter.
51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan  Pendekatan Penelitian
Berdasarkan  tujuan  penelitian  yang  telah  disebutkan  di  atas,  maka  jenis penelitian  ini  adalah  penelitian  deskriptif  dengan  pendekatan  kualitatif.  Best
dalam  Sukardi,  2011:  157  menjelaskan “penelitian  deskriptif  merupakan  metode
penelitian  yang  berusaha  menggambarkan  dan  menginterpretasi  objek  sesuai dengan  apa  adanya”.  Penelitian  deskriptif  pada  umumnya  dilakukan  dengan
tujuan  utama,  yaitu  menggambarkan  secara  sistematis  fakta  dan  karakteristik objek atau subjek  yang  akan diteliti  secara tepat.
Lebih  lanjut,  Nana  Syaodih  Sukmadinata  2006:  75  menjelaskan pendidikan  deskriptif  bahwa:
“......Penelitian  deskriptif  ditujukan  untuk  mendeskripsikan  atau menggambarkan  fenomena-fenomena  yang  ada,  baik  fenomena  yang
bersifat  alamiah  ataupun  rekayasa  manusia.  Peneliti  tidak  melakukan manipulasi  atau  memberikan  perlakuan-perlakuan  tertentu  terhadap
variabel  atau  merancang  sesuatu  yang  diharapkan  terjadi  pada  variabel, tetapi  semua  kegiatan,  keadaan,  kejadian,  aspek,  komponen  atau  variabel
berja
lan  sebagaimana  adanya”. Sugiyono  2007:  8  menjelaskan  pendekatan  kualitatif  adalah  pendekatan
penelitian  yang  berlandaskan  pada  filsafat  postpositivisme,  digunakan  untuk meneliti  pada  kondisi  obyek  yang  alamiah,  sebagai  lawannya  adalah  eksperimen
dimana  peneliti  adalah  sebagai  instrumen  kunci,  pengambilan  sampel  sumber  data dilakukan  secara  purposive  dan  snowball,  teknik  pengumpulan  dengan  triangulasi
gabungan,  analisis  data  bersifat  induktifkualitatif,  dan  hasil  penelitian  kualitatif lebih  menekankan  makna  dari  pada  generalisasi.  Lebih  lanjut,  Bogdan  dan  Tylor