37
ekstrakurikuler, keseharian budaya sekolah. Selain itu, pendidikan karakter juga didukung oleh keseluruhan komponen pendukung keberhasilan pendidikan mulai
dari kurikulum, personalia, fasilitas dan lain sebagainya.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Keterpurukan  bangsa  Indonesia  dari  segi  karakter  yang  kemudian dimunculkan  pendidikan  karakter  untuk  memperbaiki  karakter  luhur  bangsanya
tidak  lain  memiliki  tujuan  yang  baik.  Dalam  Undang-undang  Sistem  Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 3 telah dijelaskan bahwa tujuan pendidikan
nasional  antara  lain  mengembangkan  potensi  peserta  didik  untuk  memiliki kecerdasan,  kepribadian,  dan  akhlak  mulia.  Hal  ini  mengisyaratkan  bahwa
pendidikan  harus  menghasilkan  karakter  positif  yang  kuat,  artinya  praktik pendidikan tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu
menyangkut  tiga  dimensi  taksonomi,  yakni:  kognitif  aspek  intelektual: pengetahuan,  pengertian,  keterampilan  berfikir,  afektif  aspek  perasaan  dan
emosi:  minat,  sikap,  apresiasi,  cara  penyesuaian  diri  dan  psikomotor  aspek keterampilan motorik.
Menurut Battistich Musfiroh, 2008:  29 tujuan pendidikan karakter adalah mendorong  lahirnya  anak-anak  yang  baik.  Begitu  tumbuh  dalam  karakter  yang
baik,  anak-anak  akan  tumbuh  dengan  kapasitas  dan  komitmennya  untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan
cenderung  memiliki  tujuan  hidup.  Pendidikan  karakter  yang  efektif,  ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik menunjukkan
38
potensi  mereka  untuk  mencapai  tujuan.  Oleh  karena  itu,  pendidikan  karakter dilaksanakan  ke  seluruh  segi  di  lingkungan  sekolah  agar  yang  diperoleh  adalah
kematangan  dari  masing-masing  individu  peserta  didik  tidak  hanya  dalam kecerdasan intelektualnya saja, namun juga pada kecerdasan emosional.
Nurul  Zuriah  2006:  67  menyimpulkan  tujuan  dari  pendidikan  karakter sebagai berikut:
a. Anak memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal,
nasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang dan tatanan antar bangsa.
b. Anak  mampu  mengembangkan  watau  atau  tabiatnya  secara  konsisten
dalam  mengambil  keputusan  budi  pekerti  di  tengah-tengah  rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.
c. Anak  mampu  menghadapi  masalah  nyata  dalam  masyarakat  secara
rasional  bagi  pengambilan  keputusan  yang  terbaik  setelah  melakukan pertimbangan sesuai dengan norma budi pekerti.
d. Anak  mampu  menggunakan  pengalaman  budi  pekerti  yang  baik  bagi
pembentukan  kesadaran  dan  pola  perilaku  yang  berguna  dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Adapun  sasaran  dari  pendidikan  karakter  itu  sendiri  adalah  peserta  didik, khususnya  unsur  karakter  atau  watak  yang  di  dalamnya  mengandung  hati  nurani
untuk  berbuat  kebaikan  dalam  kehidupan  sehari-hari  yang  akan  memberikan manfaat  kepada  orang  lain  dan  lingkungan  sekitarnya,  karena  pembentukan
karakter  merupakan  salah  satu  bagian  dari  tujuan  pendidikan  nasional. Kenyataanya  sekarang  ini  pendidikan  cenderung  lebih  mengutamakan  ranah
kognitif,  sehingga  ranah  lain  kurang  diperhatikan.  Hasilnya  adalah  para  peserta didik yang memiliki prestasi cemerlang namun sikap, perilaku dan kepribadiannya
yang  patut  dikhawatirkan.    Mereka  cenderung  mengesampingkan  pentingnya karakter yang harus dimiliki seseorang karena mereka hanya mengejar kecerdasan
intelektual  saja  tanpa  disadari  betapa  pentingnya  kecerdasan  emosional  untuk
39
masa depannya. Oleh karena itu, pembentukan karakter harus dimulai sejak dini, salah  satunya  melalui  sekolah  dasar,  sehingga  kedepannya  anak  tersebut  akan
membiasakan diri melakukan hal-hal sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter
adalah  untuk  meningkatkan  mutu  penyelenggaraan  dan  hasil  pendidikan  yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara  utuh,  terpadu,  dan  seimbang.  Di  lembaga  sekolah,  pendidikan  karakter diterapkan  melalui  proses  pembelajaran,  kegiatan  ekstrakurikuler  dan  budaya
sekolah.
4. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter