Tujuan atau Target Target utama pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah Isu Yang Diangkat Begitu kompleksnya permasalahan yang di hadapi masyarakat

bawah untuk kemudian merangkak naik dan mulai dirasakan dampak dan pengaruhnya. Tentu apa yang peneliti kemukaka tidak mengarah kesitu namun bagaimana tindakan dan sikap yang ditunjukan bangsa Cina terhadap aksi dan reaksi terhadap sikap segala perkembangan. Ketika kebudayaan menjadi tradisi, hal tersebut menjadi keteladan kepada masyarakat. hal itu dipraktekan dalam tindakannya di dalam komunitas P3B. kemampuan, optimisme, percaya diri dan pasti bisa can do belief, jelas bahwa pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kebiasaan, dan mentalitas menjadi faktor pendorong untuk tindakan dalam praktik.

5.2.1.2. Tujuan atau Target Target utama pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah

meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat dalam keluarga secara ekonomis. Pada saat ini komunitas ini melakukan pembekalan dan pembelajaran atau pembinaan mengenai kewirausahaan. Karena selama ini masyarakat dikampung-kampun dan mama-mama di pasar-pasar mereka memiliki modal yaitu sumber daya alam. Selain itu kurangnya keterampilan untuk mengelola sumber daya alam yang ada. Dalam mengembangkan Bagaimana sumber daya alam yang dipergunakan untuk menjadi modal nilai ekonomis. P3B melakukan metode atau model pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat terampil dalam mengelolah sumber daya alam yang ada. Sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada masyarakat berjiwa wirausaha. Dengan menerapakan model pembelajaran berbasis pemberdayaan ekonomi, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik. Model pembinaan pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan masyarakat untuk mendorong kompetensi, bertanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan usaha, antar masyarakat sehingga proses pembelajaran terpusat pada pelatihan dan pembinaan kewirausahaan masyarakat. Target yang ingin dicapai adalah Peningkatan kewirausahaan menjadi sangat strategis karena jumlah entrepreneur masyarakat di Papua Barat sangat kurang. Agar dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat secara optimal. Entrepreneurship meruapakn peluang untuk membuka kesepatan bekerja dan berusaha bagi penduduk masyarakat pedesaan dan juga membuka usaha mama-mama di pasar.

5.2.1.3. Isu Yang Diangkat Begitu kompleksnya permasalahan yang di hadapi masyarakat

Papua Barat. Baik itu dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya, gizi dan kesehatan, regi dan hak-hak masyarakat lainnya Isu utama yang diangkat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah: pertma rendahnya tingkat pendapatan pelaku usaha masyarakat Papua Barat. Kedua,Terbatasnya transfer nilai baru atau hal-baru dalam dunia usaha. Ketiga, Rendahnya produktifitas usaha masyarakat karena kurangnya penguasaan teknologi produksi masyarakat dalam usaha, dan rendahnya kualitas produk masyarakat yang bernilai ekonomis. Keempat, Belum adanya komoditas unggulan masyarakat dalam dunia usaha mereka berskala nasional. Kelima, Kurangnya komitmen permerintah daerah dalam pengembangan kualitas masyarakat. Ke enam, kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya alam yang ada untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Ketuju, Menurunnya sumber daya alam karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang ada dilingkungan, dan penanganan sosial ekonomi masyarakat pada saat ini masi rendah. 5.2.1.4. Modal Kapital Untuk Mencapai Tujuan Untuk mencapai tujuan kehadiran orang baru dalam sebuah tim atau sosok orang yang berpengaruh kepada suatu perubahan dalam organisasi kerap dirasakan bisa membawa energi baru dan hawa yang berbeda bagi tim. Misalnya seperti ketua P3B Harry Widjaja, dengan binaannya yang sukses dalam dunia bisnis ibu Yanti Monim, ibu Elis Nauw dan binaan yang lainnya. Dan mereka masuk dalam sebuah organisasi P3B, bisa terasa ada keinginan untuk berubah dank mengikuti jejak mereka dalam dunia usaha hal itu akan menumbuhkan semangat yang tinggi dan juga kreativitas yang mengebu-ngebu untuk menghasilkan kinerja yang kuat dalam tim. Kehadiran mereka dalm komunitas sangat berpengaruh kepada psikologis orang yang tergabung dalam komunitas atau bahkan kepada individu-individu atau kelompok untuk naluri mengikuti kesuksesan mereka. Dari situ kita kerap bisa bertanya apa yang berbeda dari orang- orang ini bila kita amati kepribadiannya kadang kita tidak menemukan hal terlalu istimewa yang membedakannya dari orang lain bahkan bisa saja si pembawa “angin perubahan atau hawa baru” ini pendidikannya tidak sehebat orang lain atau jam terbangnya belum sebanyak orang yang lama. Namun dampak dari kehadirannya bisa begitu kuat terasa dalam komunitas ini angin perubahan yang mereka bahwa adalah suatu perubahan transformasi masyarakat Papua Barat di bidang pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. ini bukti nyata betapa “human capital” tidak bisa jumlahkan semata dari kualifikasi, kompetensi maupun talenta. Ada aset virtual yang berpengaruh dan seolah membuat individu menciptakan “megic”. Kehadiran orang-orang tersebut membawa suatu megic dan menyulut energi dalam organisasi membuat kita semakin menyadari bahwa yang sering disebut human capital tidak semata dipengaruhi jumlah manusianya. P3B dalam melakukan suatu gerakan sosial untuk perubaha masyarakat Papua Barat dalam komunitas ini tidak terlalu banyak masyarakat yang berpengaruh dan juga tidak banyak anggota yang tergabung dalam gerakan transformasi Papua Barat. Pada prinsipnya komunitas ini berjalan sesuai komitmen bahwa suatu perubahan tidak membutuhkan berapa jumlah banyak orang atau secara kuantitas orang tetapi dengan kualitas orang yang ada melakukan gerakan-gerakan sosial. Hal inilah yang selalau dikemukakan oleh ketua perkumpulan P3B bahwa kita pernah mengalami dan merasakan beberapa orang yang sudah bergabung dalam tim ini tetapi meninggalkan pergi begitu saja. Juga tim ini jika ada yang kedapatan bahwa tidak bekerja dengan serius dapat diberhentikan atau dengan sendirinya mengundurkan diri dari tim ini. Bagi komunitas ini kepergian orang tidak berpengaruh kepada visi dan misi yang di jalankannya. Bagi komunitas ini berpandangan bahwa dua tiga orang yang punya kualitas yang baik dan berkemampuan untuk bisa menjalankan visi dan misinya dengan baik tidak menjadi masalah dengan kepergian orang dari komunitas ini. Organisasi dengan semangat tinggi, motivasi kelompok yang kuat bisa berproduksi di atas rata-rata bukan karena kompetensinya, tapi lebih kepada “atmosfer” yang mendorong masyarakat Papua Barat untuk lebih berprestasi dan memacu diri. Terlepas dari perhitungan- perhitungan talenta di atas kertas, kita bisa menyaksikan bahwa masyarakat dalam suatu reproduksi yang disebut juga dengan industri manusia sebagai capital hal ini ternyata mempunyai kekuatan yang sangat besar. Hal ini terlihat dalam komunitas ini. sebagai suatu organisasi yang baru dibentuk dan menjalan suatu misi perubahan tidak begitu terlihat banyak orang, namun digerakan satu dua dan tiga orang mempunyai power untuk mempengaruhi komunitas ini untuk kerah perubahan trasformatif. Dalam komunitas ini beragam bentuk kapital yang diperlihatkan. Kapasitas intelektual dan kemampuan belajar yang dimiliki seseorang disadari sebagai aset penting, tapi itu bukan satu-satunya aset penentu keberhasilan dalam suatu gerakan sosial yang dilakukan dalam organisasi ini. Dalam setiap ada pertemuan sering ketua P3B mengemukakan bahwa aspek terpenting dalam komunitas ini adalah aspek emosional kita yang harus dikuatkan dengan semangat yang tinggi bekerja keras dan mempunyai rasa nasionalisme terhadap misi itulah yang harus dipengang oleh organisasi baik secara individu maupun kelompok. Seiring dengan apa yang dikemuka ketua P3B di atas para pakar sosiolog juga mengemukakan hal semacam itu misalnya Daniel Goleman adalah salah seorang pakar yang membuka mata kita bahwa aspek emosional adalah aset super penting yang perlu dimiliki individu. Modal emosional yang melekat pada individu akan memberikan kontribusi pada kemampuan individu untuk mawas diri. Membangun hubungan berkualitas, menjaga integritas dan mendorong dirinya untuk bangkit saat menghadapi kegagalan. Aset lain yang dimiliki P3B, peneliti amati dalam pengembangan komuninitas yang harus diperhatikan juga pembeda antara individu yang sukses dan yang biasa-biasa saja dan ini juga adalah sosial kapitalnya. Komunitas ini tidak bisa sukses tanpa jejaring yang berkualitas dan “update”. Individu yang ada dalam organisasi ini dan segaligus dianggap sebagai anggota berbagai kelompok akan bernilai jauh lebih besar daripada individu berkapasitas intelektual baik, tetapi “tidak perteman” fungsi berkawanan ini bukan saja terletak pada kemudahan proses atau permintaan tolong saja, tetapi juga “rasa percaya”. Banyak persepsi yang didengar oleh komunitas tentang gerakan sosial ini, persepsi orang luar terhadap organisasi bisa diwakili kualitas kehidupan sosial individu di dalam komunitas ini. hal ini bisa terbukti bahwa dalam komunitas P3B ini sudah ada yang berhasil menjadi seorang pengusaha kontraktor dan juga pengusaha lainnya hal ini juga tidak dipimpin oleh begitu banyak orang tetapi dibina oleh seorang Harry Wadjaja yang juga adalah ketua perkumpulan ini, yang mempunyai kemampuan dan kualitas yang dimilikinya membina dan mendidik masyarakat Papua Barat sehingga pada akhirnya juga berhasil dalam dunia usaha. Hal ini juga tidak terlepas dari terbentuknya hubungan network yang kuat dan saling percaya akan usaha yang dilakukan untuk kemajuan individu atau kelompok masyarakat Papua Barat. Jadi human capital atau modal kapital yang dikembangkan P3B adalah kapital intelektual, kapital emosional, sosial, bahkan spiritual dari individu-individunya. Begitu erat jalinannya sehingga kekurangan satu unsur saja bisa membuat organisasi melambat kinerjanya. Inilah sebabnya pengelolaan sumber daya manusia tidak bisa lagi hanya berkonsentrasi pada hardskills atau technical skills, tetapi juga softskills-nya. Kekuatan individu dan lingkup social emosional ini juga membuka mata individu-individu yang tergabung dalam komunitas ini bahwa individu-individu atau kelompok masyarakat papua Barat yang tegabung dalam komunitas ini bertanggung jawab untuk mengembangkan diri individu tidak bisa sepenuhnya diletakan pada organisasi. tepai juga dipangku oleh individunya sendiri, semakin individu demokratisasi “work life balance” individu pun harus memperhitungkan cara dia akan berkontribusi pada pekerjaannya. Jadi intinya apa yang ingin disampaikan oleh komunitas ini lewat gerakan sosialnya kepada masyarakat Papua Barat bahwa kita masyarakat atau mahasiswa yang tergabung dalam komunitas ini secara suka rela dan bersemangat meremajakan pengetahuan, pergaulan dan spirit-nya “Papua Barat pasti bisa” kita sebagai indidividu yang pandai menempatkan diri, menangkap peluang yang ada. Kita individu-individu mengelolah human capital itu sendiri hal ini juga sering dikemukakan oleh komunitas perkumpulan P3B dalam diskusinya. Organisasi ini menanamkan nilai-nilai sosial ada dalam masyarakat dimanfaatkan untuk perkembangan modal capitalnya. Komunitas ini berusaha mengarahkan human capitalnya untuk berusaha dan tidak dimanfaatkan suatu saat kita menyadari bahwa kesempatan penanaman modal dalam diri dia tidak berhasil. Ujung- ujungnya yang paling rugi adalah diri dia sendiri. Menurut ketua perkumpulan P3B dengan memberikan motivasi kepada anak didik dan masyarakat Papua Barat bahwa kitalah menciptakan lapangan pekerjaan dengan modal yang kita miliki. Kita tidak usah menunggu modal besar, tetapi memulai dengan modal yang ada dalam diri kita. Seberapa modal yang kita miliki, seberapa materi yang saya miliki kita mengkur diri kita untuk berusaha semaksimal mungki. Sejauh mana kita memandang sejau itu kita berda. Kita perlu melihat lapangan kerja sebagai kesempatan yang luas untuk menciptakan arti hidup kita. Dimana kehidupan karir kita perlu memanfaatkan pelanggan dan kolega untuk menjadi manusia yang hidup belajar menjadi hobi dan harus menyenangkan sehingga membuat kerja kian menjadi menarik. Bila kita annggota P3B merasa sebagai manusia bebas yang ingin meremajakan pengetahuan, profesionalisme, kehidupan sosial dan emosinya, dunia kerja akan sama seperti dengan dunia music film, dan dunia entertainment mana pun. Kerja menjadi kesenangan fun, dalam komunitas virtual yang dinamis. 5.2.1.4a. Modal Sosial Dalam aktivitas komunitas P3B salah satu yang dilakukan adalah penguatan modal sosial masyarakat. mereka meyakini bahwa melalui penguatan kekuatan masyarakat atau mahasiswa akan meningkatkan keterkaitan sosial yang menjadi masyarakat Papua Barat secara indivi mapun kelompok mampu melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh komunitas ini. sehingga modal sosial dikembangkan melalui keluarga, individu, dan kelompok masyarakat dimana mereka ada, kelompok-kelompok individu ini diajak untuk bergabung ke kelompok yang sudah terbentuk oleh komunitas, dalam hal ini komunitas gerakan sosial P3B. komunitas ini juga memanfaatkan komunitas sosial yang ada dilingkungan masyarakat Papua Barat misalnya komunitas masyarakat lokal seperti komunitas adat, komunitas gereja, komunitas pemuda, komunitas mama-mama ibu-ibu, komunitas anak, komunitas mahasiswa. Mereka-mereka itulah yang dijadikan sebagai modal sosial untuk melakukan suatu gerakan sosial perubahan untuk masyarakat Papua Barat. Komunitas P3B tidak hanya memanfaatkan modal sosial secara fisik tetapi juga memanfaatkan nilai-nilai sosial masyarakat yang dimiliki seperti kepercayaan-kepercayaan masyarakat lokal, agama yang dianut dalam hal ini nilai-nilai agama kristiani, dan jaringan kekerabatan masyarakat yang dimiliki seperti ayah, ibu anak, om, tante dan juga hubungan sosial yang dimiliki masyarakat dilingkungan setempat. Hal ini dilakukan agar gerakan sosial menurut keyakinan komunitas ini bahwa melalui gerakan keluarga, komunitas setempat akan berpengaruh pada tujuan yang hendak mau dicapai. Karena melalui ikatan kekeluargaan hubungan persaudaraan menjadikan seseorang mampu melakukan tindakan untuk mencapai tujuan itu sebab kelompok memiliki jaringan dalam periode tertentu atau hubungan yang informal yang saling membutuhkan dan menghormati. Hal ini akan membangkitkan semangat baru dalam gerakan sosial untuk perubahan Papua Barat menuju masa depan yang penuh harapan. Komintas P3B ini juga memanfaatkan modal sosial yang ada seperti anak-anak yang kurang mampu disekolahkan ke sekolah kejuruan SMK tujuannya adalah dia memiliki keterampilan dan menjadi modal aset. Strategi P3B membangun bakat atau talent dalam modal sosial adalah P3B ingin berfokus untuk mempromosikan bakat yang dimiliki dari dalam keluarga, kelompok masyarakat yang ada melalui organisasi P3B. strategi membangun ini dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, pembinanaan masyarakat, strategi membangun adalah yang paling efektif. Di satu sisi, dibutuhkan upaya investasi yang besar dan duarasi waktu yang relatif lama untuk mencetak bakat internal. Namun disisi lain strategi ini menumbuhkan budaya dan semangat kerja yang baik serta mengoptimalkan internalisasi budaya organisasi bagi para bakat atau talent internal. Ada hal yang membuat komunitas ini mengembangkan modal sosial dalam upaya mentrasformasikan masyarakat Papua Barat melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yaitu perlu disertai dengan pengelolaan talent itu talent managemen yang komprehensif dan optimal. Pengolaan bakat ini tidak berfokus pada proses sosial yang terbentuk antara menarik atau memilih bakat. Tetapi mengidentifikasi dan menilai modal sosial dengan bakat yang dimiliki sehingga mengembangkan modal sosial dengan penuh talent. Apapun strategi dalam membentuk modal sosial komunitas P3B memastikan bahwa komunitas P3B ini berusaha tidak lupa membangun program manajemen yang baik untuk membentuk modal sosial dengan membentuk jejaring sosial, melalui berbagi pengetahuan atau knowledge sharing. Dalam membentuk modal sosial tidak hanya membangun bakat, kepuasan dan ketertarikan saja tetapi juga membangun emosionalitas dalam modal sosial sebagai satu ikatan sosial tetapi pengeloaan bakat sebagai modal dalam membangun modal sosial. Menurut para ahli sosial modal sosial adalah keterkaitan yang menjadikan seseorang mampu melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, misalnya Putnam dalam field 2011:49. Dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan koordinasi. Merujuk pada apa yang dikemukakan oleh Putnam bahwa modal sosial adalah keterkaitan maka perkumpulan Papua pusaka bangsa membentuk modal sosial dengan individu-individu dan kelompok- kelompok membangun suatu jaringan sosial untuk membentuk organisasi P3B yang komitmen dengan integritas commitment with integrity. 5.2.1.4b. Modal Kapital Ekonomi Menurut para ahli bahwa capital ekonomi yakni uang dan hak kepemilikan tentu saja dengan media pertukaran uang dan barang. Merujuk pada kedua hal tersebut bahwa modal capital ekonomi yang dikembangkan perkumpulan Papua pusaka bangsa adalah mengembangkan fisik dan capital manusia, dalam hal ini uang dijakan sebagai alat produksi produksi ciptaan manusia untuk mengembangkan capital fisik bentuk barang dan capital manusia itu. Karena tanpa uang pun modal modal fisik dan manusia dapat berkembang. Sehingga strategi yang dilakukan adalah bagai potensi sumberdaya manusia yang dimiliki masyarakat Papua barat dapat dikembangkan dengan baik agar mengahsil capital ekonomi melalui sumber daya alam yang dimiliki masyarakat setempata. Pemanfaatan sumber daya alam itu sama dengan menggunakan capital fisik yang bisa dijadikan sebagai barang yang bernilai ekonomis. Hubungan eknomi peran jaringan social dalam perilaku ekonomi telah lama dibicangkan para pakar ekonomi dan sosial ekonomi. Bagaimana hubungan antara ekonomi dan sosial dibangun dalam komunitas virtual ini. bagian ini dimulai dengan menelaah gerakan sosial P3B tentang modal sosial dengan perkembangan modal kapital ekonomi. Modal sosial dipandang sebagai aset pasar dan tenaga kerja yang menunjukan loyalitas dan komitmen dalam mencapai suatu tujuan. Modal sosial sebagai aset modal pembangunan ekonomi masyarakat dengan tujuan bahwa pengembangan masyarakat melalui pembangun ekonomi kerakyatan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat dilakukan melalui strategi investasi ekonomi. strategi ini merupakan upaya mempertahankan atau meningkatkan berbagai jenis modal, yaitu akumulasi modal ekonomi dan modal sosial. Investasi modal sosial bertujuan melanggengkan dan membangun hubungan-hubungan sosial yang berjangka pendek maupun jangka panjang agar langgeng kelangsungannya, hubungan-hubungan sosial diubah dalam bentuk kewajiban-kewajiban yang bertahan lama, seperti melalui pertukaran uang, perkawinan, pekerjaan, dan waktu. Di setiap diskusi ketua P3B mengingatkan kepada anggotanya bahwa dalam gerakan perubahan Papua Barat ke arah transformis kita perlu investasi; investasi dalam bentuk ekonomi dan investasi dalam bentuk modal sosial melalui pendidikan sebab manusia Papua Barat adalah asset, jadi P3B membuat suatu investasi yang strategis. Dalam dunia perekonomian organisasi ini mendorong ekonomi rakyat dari sektor pedesaan istilahnya mulai dari kampung-kampung, ini dilakukan agar masyarakat perlu mendapat dorongan dan dukungan yang memadai dari gerakan sosial ini untuk mengantisipasi kemiskinan yang akut. Gerakan sosial perkumpulan Papua pusaka bangsa merupakan lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat, masyarakat mendapat bimbingan. Strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pendidikan terhadap masyarakat adalah salah satu upaya yang harus dilakukan oleh P3B, dalam lembaga ini kita memasukan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam sistem, agar sistem mengatur semua. Modal ini dipengaruhi oleh lembaga yang kuat, dan kemampuan intelektual yang memadai, untuk menggerakan strategi sosial dan aksi sosial lebih kepada kegiatan-kegiatannya, ini sebuah proses untuk membentuk sebuah mentalitalitas masyarakat dan mahasiswa agar bekerja untuk keberlangsungan hidup. 5.2.1.4c. Modal Budaya Modal budaya yang dikembangkan organisasi P3B ini adalah, modal sosial di dalam sistem ekonomi. Modal budaya dikembangkan melalui pendidikan, pendidikan modal budaya masyarakat atau mahasiswa agar mengarah kepada hubungan antara strategi dan kinerja organisasi. Pendidikan mengubah paradigma masyarakat atau mahasiswa, misalnya model kerja baru dapat dikembangkan dengan budaya baru, cara berpikir baru dalam pemahaman realitas dimana masyarakatmahasiswa itu berada. Paradigama baru yang dihadapi manajemen memerlukan perspektif baru dan penghargaan terhadap masyarakat. jadi, bidang perilaku komunitas P3B menjadi penting saat ini dan masa mendatang. Hal inilah yang diyakini oleh komunitas P3B, hanya merubah pola pikir mitsed masyarakat Papua Barat melalui manajemen pendidikan yang baik akan mendapatkan budaya baru. Yang dimaksud dengan budaya baru disini adalah cara baru yang dikembangkan karena perilaku komunitas yang akan dikembangkan merupakan bidang relatif baru. Penetapan tujuan dan kinerja organisasi P3B dalam budaya kolektivitas secara umum yang menunjukkan kecenderungan terhadap komitmen terhadap tujuan yang ingin dicapai seperti melayani minat terbaik dari kelompok dan dalam budaya kolektivitas masyarakat dalam komunitas ini. dimana tujuan partisipatif menghasilkan kinerja lebih baik dan komitmen lebih tinggi yang mengarah kepada sifat masyarakat yang baik, harmoni dalam relasi interpersonal, dapat dipercaya, sikap hormat, loyalitas dan rasa hormat terhadap orang yang mempengaruhi dalam suatu perubahan positif atau orang yang lebih hebat daripada kita, usaha dan keinginan bekerja, kesadaran akan tugas dan kewajiban, rasa terima kasih, kontribusi pada kesatuan tim merupakan dimensi yang lebih penting dalam kolektivitas dibandingkan criteria yang berhubungan dengan tugas dalam budaya individualistik. Hal yang ingin tunjukan disini adalah budaya kolektivitas dalam budaya kerja tim dimensi budaya seperti ini pada dasarnya bersifat explanatory. Dalam budaya netral, emosi ditahan dan tidak diekspresikan. Masyarakat Papua Barat yang tergabung dalam komunitas ini ingin menunjukan perasaan mereka melalui gerakan sosial ini. gerakan sosial P3B ini membuka ruang bagi masyarakat untuk menunjukan ekspresinya melalui tindakan nyata seperti kewirausahaan atau entrepreneurship. Menentukan karakter budaya pengetahuan yang baik merupakan pengetahuan yang diperlukan untuk menginterpretasikan pengalaman dan menghasilkan perilaku sosial yang baik. Meskipun sangat sulit membuat generalisasi karena perbedaan individu dan masyarakat yang berbeda budaya, bahasa, karakter, watak di masyarakat Papua Barat. Namun disini komunitas P3B ingin menunjukkan bahwa ada dimensi budaya yang cukup baik untuk mendiskripsikan orientasi sosial dalam dunia usahanya. Dimensi tersebut adalah bagaimana masyarakat Papua Barat melihat dirinya sendiri, hubungan sosial dengan dunia nyata, individualialisme dan versus kolektivisme, dimensi waktu, ruang publik dan privasi. Dimensi tersebut menghasilkan budaya baru organisasi dalam tindakan. Berbagi pengetahuan mengenai sesuatu hal yang baru yang didapat melalui pendidikan formal maupun non formal mendapat modal budaya pendidikan baru. 5.2.1.4d. Modal Simbolik Modal strategi simbolik yang dikembangkan adalah strategi investasi simbolis. Jenis strategi ini merupakan upaya melestarikan dan meningkatkan pengakuan sosial, legitimasi atau kehormatan melalui reproduksi skema-skema persepsi dan apresiasi yang paling cocok dengan properti mereka, dan menghasilkan tindakan-tindakan yang peka untuk diapresiasi sesuai dengan kategori masing-masing. Misalnya sebua arti sebuah nama, arti sebuah simbol, gambar atau logo, dan sebagainya. Strategi ini dilakukan P3B agar sebuah nama atau simbol memiliki arti tersendiri dalam kelompok sosial tersebut. Selain itu juga komunitas ini ingin menjukan bahwa simbol sebagai identitas organisasi atau representative daripada kelompok masyarakat itu. Dan menunjuk pada proses yang menjebatani persepsi individu atau kelompok untuk menunjukan pilihan dan perilakunya. Modal simbol secara simbolik dimengerti dalam hubungannya dengan pengetahuan yang dibentuk dengan hubungan sosial masyarakat. Penggunaan simbol-simbol untuk melegitimasi kepemilikan, kecintaan, rasa memiliki, dan menunjukan pada identitas tim. Dengan adanya simbol-simbol akan menimbulkan persepsi masyarakat terhadap organisasi masyarakat tersebut. Tetapi setiap orang individu yang berbeda dari yang lain oleh karena itu selain penerimaan ada pula penolakan tergandung dalam konsep lingkungan dimana masyarakat mempersepsikan arti daripada simbol-simbol yang dapat diartikan sebagai koneksi masyarakat yang dalam kondisi tertentu dapat ditukar dengan capital ekonomi dan dapat dilembagaakan atau dugunakan sebagai simbol komunikasi. Misalnya adalah logo P3B sebagai berikut: Gambar 1.5. Logo Komunitas Papua Pusaka Bangsa Sumber: Arsip P3B 2012 Logo memiliki arti dua orang yang sedang bahu membahu, dimana tangannya sedang bergerak maju ke depan untuk meraih cita-cita dan harapan. Sesuai dengan latar belakang didirikan perkumpulan Papua pusaka bangsa adalah sebuah dorongan dari hati untuk mendukung, mendampingi dan membangun saudara-saudara kita di tanah Papua Barat untuk mengejar ketertinggalan dan mencapai kesejahteraan. Melalui pembinaan, melatih, membentuk dan meningkat kualitas hidup dengan keterampilankeahlian untuk mengejar cita-cita dan meraih masa depan yang lebih baik. Selain arti logo tersebut, adapun nama sebuah lembaga ini dengan Papua pusaka bangsa P3B, untuk sebuah nama mestinya ada artinya,dalam komunitas ini mengartikan nama sebagai berikut: pulau Papua Barat disebut juga ‘ujung bumi’ karena di Papua Barat masih terdapat orang-orang yang hidup pada jaman batu dan sangat tertinggal, selain letaknyanya paling Timur dari wilayah Indonesia. Di pulau terdapat lebih dari 312 suku dengan berbagai nama dan bahasa itulah arti sebuah nama perkumpulan Papua pusaka bangsa. Simbol mempunyai arti, nama juga mempunyai arti, simbol-simbol atau nama mempunyai kaitan dengan hal-hal yang nyata, dapat diterangkan dalam bentuk deskripsi. Sebab orang adalah mahluk yang mempunyai kemampuannya menggunakan simbol. Jadi manusia bertindak terhadap benda-benda berdasarkan makna benda-benda tersebut, demikian hal juga dengan logo dan nama P3B tersebut. Sebuah simbol atau nama tidak terbentuk begitu saja, dalam proses terbentuknya simbol-simbol pasti sudah terjadi interaksi sosial, interaksi melalui komunikasi merespon sebuah makna tersebut. Jadi dia menegaskan bahwa masyarakat terdiri dari orang-orang yang bertindak dan berinteraksi secara simbolik. Apa yang dianggap benar bagi P3B adalah sebagai landasan atau dasar pemikiran atau promosi yang dijadikan sebagai penarikan atau ketertarikan terhadap masyarakat lain. Dalam konteks simbol seperti ini dia memberikan makna terhadap dimana situasi masyarakat yang dihadapi oleh organisasi. Bahasa simbol itu menunjuk pada ajakan, simpatisan terhadap organisasi atau suatu aksi yang akan dilakukan oleh komunitas ini untuk gerakan perubahan. 5.2.1.5. Modal Spritual Spiritual Capital Sebagai komunitas yang religius, penekanan pada nilai-nilai positif sepenuhnya diambil dari pedoman etika dan hidup yang sesuai dengan Alkitab dimana sebagian besar iman dari masyarakat Papua Barat berpijak. Mereka membaca dan merenung apa yang tertulis dalam Alkitab. Modal spiritual juga pendorong sumber daya manusia yang sudah dibina dalam komunitas ini. Rasa optimisme dan kepercayaan diri juga datang dari semangat nilai-nilai yang tergadung dalam iman yang diyakini. Jaringan yang semakin terbuka, bidang- bidang yang semakin mengembang, penerimaan masyarakat yang semakin baik ini disebabkan juga oleh nilai-nilai yang ditanamkan oleh modal spiritual. Dengan spiritual kepercayaan akan berfungsi baik, untuk pengembangan organisasi, semangat kepercayaan menjadi atribut organisasi dan kelompok maupun individu. Strategi kepercayaan yang dikembangkan adalah kepercayaan nilai-nilai kristiani yang memainkan peran dalam jaringan sosial yang dibuat dari organisasi tersebut. Dengan menumbuhkan semangat spiritual ditengah-tengah masyarakat Papua Barat dengan harapan bahwa pola pikir yang cenderung pasif misalnya pasrah, malas, robot, pekerja hanya untuk uang sebagai pola kapitalis, agar pola pikir seperti ini bisa berubah kearah pola pikir mengapa kita mengerjakan sesuatu dan terus berupaya mencari cara-cara yang lebih baik dalam kreativitas dengan gool setting hidup lebih memiliki arti, sebab hidup manusia sebagai mahluk spiritual yang rindu akan nilai dan makna arti kehidupan itu sendiri. Dengan modal spiritual menumbuh kembangkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan modal sumber daya dalam jiwa sehingga ada nilai-nilai yang harus dipegang dan menumbuhkan kembangkan dalam diri individu dan dalam komunitas masyarakat marjinal. Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan komunitas ini merupakan pemberdayaan sebagai upaya perlindungan atas kepentingan rakyat Papua Barat terutama kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan rentan dan yang tidak memiliki ruang yang memadai. Hal ini dimaksudkan agar pemberdayaan memiliki target kelompok dengan tetap menitik beratkan pada individu sebagai strategi awal. Komunitas ini meyakini bahwa Jiwa yang tercerahkan akan membawa masyarakat pada perjuangan hidup menuju kesuksesan diiringi rasa bahagia karena perasaan bernilai didepan Tuhan dan manusia secara sosial memberi rasa bermakna. Membangkit semangat yang positif terhadap diri dan bagi orang lain. Ketika keyakinan muncul dalam hati bahwa keyakinan adanya sesuatu yang sempurna yang bertahta dalam hati manusia. Hal itu membuat dorongan hati untuk melakukan upaya pemberdayaan manusia kearah kesempurnaan. Perjalanan itu yang terus menerus diupayakan dalam gerakan sosial ini. kesempurnaan adalah tujuan tugas komunitas ini terus berjalan. Masa kini adalah yang titik perhatian komunitas ini, masa lalu dan masa depan biarlah terjadi. Hanya perubahan yang mungkin dilakukan untuk mencapai tujuan untuk mencapai tujuan. Ketika dimana komunitas ini berkumpul, seringkali ketua perkumpulan P3B menyampaikan bahwa setiap manusia merindukakan kebahagiaan. Untuk itu komunitas ini membangun suatu gerakan sosial kearah perubahan melalui spiritual. Pemberdayaan masyarakat melalui modal spiritual merupakan modal utama membangun kebersamaan visi dalam usaha komunitas ini. Dengan mengedepankan, kejujuran, kepercayaan, dan kewajaran dengan fokus yang cermat. Keseimbangan antara diri, keluarga, pekerjaan, dan masyarakat akan senantiasa dijaga oleh pekerjaan spiritual. Dalam komunitas P3B spiritual menjadi modal utama untuk membangkitkan semangat masyarakat. Misalnya dalam milist komunitas P3B sering mengirim renungan-renungan berdasarkan ayat-ayat Alkitab untuk memotifasi kelompok dalam usahanya. Pandangan yang positif terhadap makna kehidupan dan kebersamaan terhadap usaha-usaha bisnis akan menjadi sehat ketika mengedepankan etika bisnisnya. Hal seperti ini dipraktekkan oleh komunitas P3B. komunitas P3B dengan berdasar pada firman Tuhan mengirim renungan melalui milist P3B. Contoh renungan yang dikirimkan melalui milist dengan tema “bangunlah pagi-pagi jangan terlambat” adalah sebagai berikut: Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu. Mazmur 5:4 18 Berdasarkan renungan tersebut di atas. Membiasakan diri untuk bangun pagi-pagi adalah pekerjaan yang tidak mudah bagi kebanyakan orang, perlu latihan dan disiplin yang keras. Namun, bangun pagi-pagi adalah gambaran dari sebuah kerja keras yang merupakan motto 18 Data milist P3B 122012. Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2012 , http:airhidupblog.blogspot.com201208bangunlah-pagi-pagi-jangan- lambat. orang-orang yang berhasil dalam hidupnya. Dengan kata lain, orang- orang yang berhasil adalah mereka yang sangat menghargai waktu dan kerja keras. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang ada, tiap detik, menit, jam tak pernah luput dari hal-hal yang bermakna dan berkualitas. Hal ini ditujukan karena karakter yang baik dan spiritual merupakan hal yang penting bagi perkumpulan Papua Pusaka Bangsa. Bagi mereka, seseorang hanya dapat dinilai baik oleh Tuhan dan anggota tersebut melakukan perubahan bila orang tersebut dapat menjaga hidupnya bersih dihadapan Tuhan agar dapat menjadi teladan.

5.2.1.6. Modal Politik capital politic Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa ini merupakan kelompok

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Credit Union (CU) GBKP dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Karo T1 712008043 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wirausaha Migran Makassar di Papua T2 092010004 BAB V

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Migran dalam Bingkai Orang Papua T2 092011007 BAB V

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB V

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

0 0 10