Aktor Pendiri perkumpulan Papua pusaka banggsa Harry wadjaja

Sumber: Arsip P3B 2012 Dari bagan di atas memperlihatkan bahwa bagaimana upaya P3B melakukan strategi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui. Strategi itu dilakukan dengan, pelatihan training untuk pembekalan dalam dunia kerja. Mengajarkan bagaimana orang bekerja keras dalam usahanya, menumbuhkembangkan kepercayaan kepada anak didik, dan mengajarkan pendidikan budaya berkarakter, bermental kuat, berpengetahuan, memiliki kemampuan teknik maupun secara fisik. Dan P3B menjadi tempat untuk menyalurkan bakat, mendidik moral, mengasah kemampuan bermain di dunia bisnis hal dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi tantangan globalisasi dan memutuskan angka kemiskinan, dominasi orang lain, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5.1.1.1. Aktor Pendiri perkumpulan Papua pusaka banggsa Harry wadjaja

merupakan aktor playmaker, dia memiliki visi, kemampuan untuk mengenali kekurangan dan kelebihan masyarakat di tanah Papua Barat untuk membawa komunitas ini kearah perubahan melalui pendidikan formal maupun nonformal. Sebagai seorang playmaker memiliki karakter kepemimpinan yang mampu mendorong anggotanya memberikan arah tujuan yang harus ditempuh. Seorang oktor seperti Harry Widjaja tidak saja memiliki karisma dan visi misi saja tetapi dia seorang motivator yang mememberi semangat hidup bagi anak didiknya. Satu hal yang menarik bagi peneliti untuk mencoba mengamati setiap arahanya adalah kemampuan berpikir cepat akan langkah yang akan dilakukan dalam memaksimalkan kemampuan komunitasnya untuk bergerak mencapai tujuan. Harry Widjaja adalah aktor, dia berperan sebagai pelaku dalam memecahkan masalah dengan melibatkan anggota P3B, mitra kerja untuk memecahkan persoalan dan menyusun strategi dalam suatu usaha. Dia juga berperan karena intelektualitasnya. Intelegtualnya digunakan dalam berbagai tindakan dan membawa peran yang berbeda dengan dirinya dan berhasil dengan baik. Dia Harry Widjaja memberi contoh pada masyarakat Papua Barat dan pada khususnya mahasiswa yang tergabung dalam gerakan sosial ini bahwa seorang intelektual harus bertindak. Dia mengajarkan anggotanya bahwa tindakan yang harus dilakukan adalah tindakan dilapngan atau praktek. Bagaimana mempraktekkan tindakan kita dan kita harus membentuk pola pikir yang baik dan mengarahkan dengan kemampuannya dibidang masing-masing di geluti. Contoh bahwa seorang mahasiswa yang pendidikannya ekonomi di arahkan untuk menjadi seorang ekonomi yang handal. Seorang mahasiswa ijasanya sarjana pendidikan dia mengarahkan mahasiswa tersebut untuk menjadi seorang pengajar yang professional di dalam bidangnya, dibagian ini pendidikan ketua perkumpulan P3B menyatakan menjadi sorang guru atau pengajar harus mampu membuat kurikum berbasis lokal, karena pendidikan kami selain mengarahkan kepada pendidikan formal kita mengajarkan pendidikan berbasis lokal, jadi seorang guru harus membuat kurikum sendiri. Seorang mahasiswa yang pendidikannya hukum ketua P3B mengarahkan untuk menjadi seorang pengacara untuk membela mereka yang lemah atau ditindas, misalnya ketua P3B mempersiapkan seorang mahasiswa yang pendidikannya sarjana hukum yakni MR. Setelah lulus sarjana MR dimasukan mengikuti tes pelatihan menjadi sorang pengacara, hal ini dilakukan agar MR dipersiapkan menjadi pengacara, dan menjadi pembela keadilan dan kebernaran di Papua Barat, MR menjadi orang hukum di program untuk hal-hal yang tidak benar. Dia tidak semata-mata memihak yang lemah tetapi memihak demi alasan yang lebih luas yaitu kesejahteraan masyarakat Papua Barat secara umum juga bahwa memihak kepada nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Harry Widjaya membaktikan dirinya untuk berpikir demi kepentingan masyarakat Papua Barat dan dengan melihat persoalan masyarakat Papua Barat dalam konteks yang lebih luas, dengan mendidik anak-anak Papua Barat sesuai bakat dan minat maka anak-anak tersebut merupakan bagian daripada program keahlian, dengan harapan dapat memunculkan pekerja-pekerja yang handal dalam bidangnya. Ia Harry Widjaja melihat bahwa situasi dan kondisi yang dihadapi masyarakat Papua Barat, seperti kemiskinan, keterbelakangan, dominasi negara yang kuat terhadap masyarakat Papua Barat, dan perekonomian yang hanya bisa dipegang oleh pendatang sedangkan masyarakat asli Papua Barat tidak berkembang dalam usaha perekonomiannya dan juga tidak ada ruang bagi masyarakat menjadi pengusaha atau pembisnis sehingga memperburuk situasi sosial masyarakat. Macetnya pemberdayaan ekonomi masyarakat karena adanya ketidakadilan yang terjadi di bumi Cenderawasih. Memperhatikan kondisi seperti itu tergeraklah hati Harry Widjaja untuk melalukan suatu pendekatan kepada masyarakat dengan membawa visi kepada masyarakat. Untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat Papua Barat, sehingga perlu ada upaya gerakan sosial yang harus dilakukan, maka didirikanlah suatu komunitas atau organisasi yang disebut dengan perkumpulan Papua bangsa P3B. Gerakan mengacu pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua Barat. 5.1.1.1a. Trajectory riwayat Harry Widjaja, yang merupakan pendiri dari P3B inipun bukanlah orang yang berasal dari Papua Barat, tapi ia ingin membangun masyarakat Papua Barat melalui komunitas yang ia bentuk. Melalui komunitas yang ia bentuk ini membahwa dua visi yaitu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Menurutnya bahwa hanya pendidikanlah yang merubah nasib suatu suku bangsa. Dia Harry Widjaja dengan rendah hati mendekatkan diri kepada masyarakat Papua Barat melalui tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh adat, mahasiswa, kelompok pemuda dan keluarga, hal ini dilakukan karena dia bukan berasal dari masyarakat Papua Barat yang hampir tidak dikenal. Dunianya bukan lingkungan itu membuatnya perlu mendekatkan diri melalui pendekatan seperti itu sehingga apa yang menjadi cita-cita Harry Widjaja untuk membangun masyarakat Papua Barat bisa terealisasikan atau bisa berjalan. Harry memberi alasan mengapa ia membentuk gerakan sosial P3B ia menyatakan bahwa” “Pembangunan sudah dan akan terus terjadi pada kehidupan masyarakat di provinsi Papua dan provinsi Papua Barat, sudah tetapi belum, itulah realita yang nampak pada kondisi sosial budaya, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan di tingkat kampung. Papua Barat yang memiliki kekayaan alam berlimpah, tapi masyarakatnya hidup dalam keterbelakangan merupakan ironi yang memilukan. Sejumlah program untuk mengembangkan wilayah timur bumi Cenderawasih ini ternyata mengabaikan pemberdayaan lokal dan karakter setempat. Hal inilah membuat untuk berkontribusi memajukan masyarakat Papua”. 5 Berdasarkan pernyataan di atas bahwa apa yang ia ingin melakukan adalah bagaimana membangun sumber daya manusia Papua Barat kedepan. Perkembangan generasi penerus perlu diupayakan melalui pendidikan formal maupun nonformal sehingga melalui pengetahuan yang mereka peroleh benar-benar hal itu menjadi senjata untuk mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja. Ketika mendeteksi pengetahuan di tanah Papua Barat sangat memprihatinkan. Keprihatinannya adalah terhadap pendidikan, karena pendidikan adalah untuk menciptakan sumber daya manusia handal, karena 5 Hal ini disampaikan dalam acara pertemuan P3B di asrama Mansinam Papua Barat di Salatiga pengetahuan adalah kekuasaan artinya, pengetahuan mendorong orang untuk bisa berkuasa sehingga mampu menentukan dirinya, atau, sekurang-kurangnya ia tidak sepenuhnya di bawah dominasi orang lain. Bisa juga berarti, orang yang berpengetahuan berkesempatan menguasai orang lain. Mereka yang memiliki pengetahun dapat menaklukan orang lain,bahkan menentukan hidup matinya orang-orang tersebut. Bisa juga dibaca secara negatif bahwa orang yang tidak berpengetahuan cenderung tidak berkuasa sehingga mudah di kendalikan oleh orang lain yang berpengetahuan. Tidak bisa disangkal bahwa dia bukanlah seorang putra Papua Barat tetapi dia memberikan hidupnya untuk masyarakat, dia merindukan masyarakat Papua Barat tetap mempertahankan identitasnya sebagai suku bangsa Papua Barat yang sudah tinggal lama disitu. Masalah sosial begitu rumit yang dihadapi masyarakat Papua Barat membuat Harry Widjaja membentuk suatu gerakan sosial Papua Barat yaitu perkumpulan Papua pusaka bangsa. Gerakan sosial ini merujuk pada tindakan kolektivitas dan dipahami sebagai uapaya untuk melindungi masyarakat asli Papua Barat dari ketertindasannya. Maka upaya yang dilakukan adalah program pembinaan dan program pembinaan tidak terbatas pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat saja tetapi dalam berbagai aspek. Dengan menyesuaikan bakat dan minat anak didik. Misalnya menggunakan milist P3B hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada setiap anggotanya untuk bagaimana memanfaatkan teknologi internet untuk berkomunikasi, melalui komunitas virtual memberikan pengetahuan baru yakni bagaimana menggunakan internet. Dalam menggunakan teknologi informasi anggota P3B dapat menggunakan melalui E-mail, Yahoo Messenger, Facebook, google, dan twitter. Hal ini dilakukan untuk memperlancar komunikasi dan juga memberikan pendidikan agar mendapat pengetahuan baru melalui penggunaan teknologi komunikasi. Gerakan sosial memiliki jaringan sosial berbagai daerah maka fungsi daripada gerakan sosial adalah bagian dari transformasi pengetahuanperubahahn transformasi perubahan. Dengan tujuan itu gerakan kebaruan dalam membentuk jaringan sosial diberbagai daerah luar maupun dalam negeri membentuk suatu koneksi sosial. Bukan hanya itu saja tetapi itu bagian dari perubahan sosial masyarakat. Oleh karena itu proses gerakan ini dilakukan oleh mereka yang mengerti arti daripada gerakan sosial yang dilakukan oleh komunitas ini. Gerakan ini boleh dibilang gerakan praktek sehari-hari dilapangan, dengan keyakinannya dan tujuan yang ingin dicapai adalah transformasi Papua Barat. Setiap anggota P3B yang berlatar belakang apapun bisa menggunakan teknologi informasi supaya dapat memberikan pengetahuan untuk bisa menggunakan teknologi komunikasi yang ada guna memperlancar komunikasi anggota. Dengan tujuan tersebut ketua perkumpulan HW membentuk Milist komunitas Papua Pusaka Bangsa P3B seperti contoh gambar di bawah ini: Gambar 1.5. Milist Komunitas Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa P3B Sumber: Mailing list P3B 2012 Data di peroleh dari olahan Jeni dalam skripsi, 2012 Selama ini komunikasi dalam komunitas ini dilakukan terutama melalui media mailing list dan Blackberry Messenger Group. Perbedaan dari penggunaan kedua media ini terletak dari banyaknya anggota yang tergabung di dalamnya. Bila di mailing list dapat menampung hingga ratusan anggota, di dalam Blackberry Messenger Group hanyalah anggota P3B yang menggunakan ponsel Blackberry. Namun dibatasi lagi menjadi hanya maksimal menampung 30 tiga puluh anggota sesuai dengan kapasitas dari Blackberry Messenger Group itu sendiri. Sehingga Blackberry Messenger Group ini tidak dapat menjangkau semua anggota P3B. Perbedaan lain dalam penggunaan kedua media ini juga terletak dalam informasi didiskusikan didalamnya. Bila di mailing list, informasi yang didiskusikan selalu diperbaharui dan merupakan media komunikasi bagi P3B secara keseluruhan untuk membicarakan tentang perkembangan kegiatan-kegiatan P3B. Sedangkan dalam Blackberry Messenger Group, topik yang didiskusikan lebih kepada kabar tiap anggota secara kesehariannya. Gaya komunikasi dalam kedua media ini juga sangat berbeda satu dengan yang lain. Bila diskusi dalam Blackberry Messenger Group, anggotanya mayoritas adalah mahasiswa dan juga gaya bahasanya lebih formal. Banyak emoticon yang bervariasi sehingga jauh dari kesan formal. Didalam mailing list, anggota yang berpartisipasi lebih bervariatif. Mahasiswa, pengusaha ataupun pegawai negeri secara bergantian berpartisipasi dalam mailing list ini. Bahasa yang digunakan dalam mailing list ini cenderung lebih formal, karena minimnya emoticon, panggilan formal kepada orang yang lebih tua serta susunan kata yang menggunakan EYD Ejaan Yang Disempurnakan. 6 Bila di beberapa komunitas virtual lainnya memiliki beberapa orang yang ditugaskan menjadi aktor, maka di komunitas virtual P3B yang bertugas menjadi aktor hingga saat ini hanya satu orang saja, 6 Data diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan Jeni dalam skripsi dengan topik skrip “Motivasi Dan Hambatan Untuk Berpartisipasi Dalam Knowledge Sharing Pada Komunitas Virtual Papua Pusaka Bangsa P3B 2012. yaitu ketua perkumpulan Papua pusaka bangsa Harry Widjaja. Sebelum kepengurusan P3B yang baru ini, Harry Widjaja berjabatan sebagai Ketua Umum. Sementara dalam kepengurusan P3B yang baru ini, Harry Widjaja berposisi sebagai penasehat sekaligus sebagai selektor untuk investor yang ingin bekerja sama atau bergabung dengan P3B. Ketua P3B adalah aktor dalam komunitas virtual, ketua P3B menjadi administrator yang mengatur jalannya gerakan sosial P3B dan sekaligus menjadi moderator yang mengurus keanggotaan dalam komunitas ini. Dalam tugasnya sebagai administrator dan moderator komunitas virtual P3B, Harry mengajurkan anggota P3B untuk tidak bertingkah bersifat konfliktual berbau SARA Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan. Harry Widjaja terlahir di Cirebon pada tahun 1972, dari keluarga berdarah Tionghoa yang berdomosili di Cirebon. Masa-masa pendidikannya dihabiskan lebih banyak di Cirebon, dari taman kanak- kanak sampai dengan sekolah menengah atas. Harry saat ini berprofesi sebagai dosen serta seorang penulis. Harry pada awalnya tidak pernah memiliki cita-cita untuk dapat bekerja dalam pengembangan masyarakat Papua Barat. Alumnus dari salah satu universitas swasta ternama di Jakarta ini, lulus sebagai sarjana Teknik Informatika. Ia baru mulai memiliki keinginan untuk berkontribusi bagi Papua Barat setelah kunjungannya ke Papua Barat dalam kurun waktu beberapa tahun. Kunjungan pertamanya di tahun 1999, lalu dilanjutkan dengan tahun 2000 dan 2001. Pada tahun-tahun tersebut, Harry mulai mengunjungi berbagai kabupaten, desa-desa, dan pegunungan yang ada di Papua Barat karena diajak oleh seorang pemuka agama Kristen yang memiliki sebuah sekolah di pedalaman Papua Barat. Masa pertimbangannya untuk semakin serius bekerja bagi pengembangan Papua Barat terjadi pada tahun 2006 sampai dengan 2008 saat dirinya kembali mengunjungi 10 sepuluh kabupaten, pegunungan dan pulau-pulau dalam rangka menulis biografi seorang tokoh di Papua Barat. Setelah kunjungannya inilah ketua P3B mulai merasa menerima konfirmasi bagi dirinya untuk fokus berkontribusi dalam membangun Papua Barat melalui jalur ekonomi dan pendidikan bagi putra putri Papua Barat. Dalam diskusi P3B di kampus UKSW Salatiga, ketua perkumpulan Papua pusaka bangsa menyatakan bahwa komunitas P3B adalah bentuk komitmen saya untuk mengembangkan sumber daya manusia Papua Barat yang mandiri dalam bidang ekonomi dan pendidikan”. Hal ini sering dikemukakan di setiap ada pertemuan, tujuan adalah agar masyarakat atau mahasiswa Papua Barat mengerti apa tujuan daripada gerakan sosial P3B yang dibentuknya itu. Dia membentuk komunitas ini untuk membangun sebuah perkumpulan bagi orang-orang yang juga ingin bekerja untuk membangun Papua Barat, sama seperti dirinya. Putra-putri Papua Barat yang tergerak hati untuk membangun masyarakat Papua Barat maka terbentuklah perkumpulan ini perkumpulan inilah yang peneliti sebut dengan gerakan sosial P3B sedangkan sebutan dalam komunitas ini sendiri adalah perkumpulan Papua pusaka bangsa P3B, atau sering dalam komunitas ini dengan jargonnya disebut transformasi Papua Barat. Untuk memperlancar komunikasi yang efektif diantara anggota dan masyarakat yang tergabung dalam gerakan social atau gerakan moral ini, pada tahun 2009, ketua perlumpulan membentuk grup milist mailing list P3B. Tujuannya dalam membentuk komunitas virtual ini adalah sebagai forum komunikasi dan informasi melalui internet bagi setiap anggota P3B yang tersebar di berbagai daerah baik di Papua Barat, di berbagai daerah di Indonesia maupun di luar Indonesia. Dari awalnya, ketua P3B sudah menjadi moderator dan administrator komunitas virtual yang berbentuk milist ini. Selain sebagai pendiri, ketua P3B dalam kesehariannya saat ini menjabat sebagai penasehat di komunitas P3B. Secara informal, ia dianggap sebagai pembimbing anggota P3B. Sebagai moderator dan administrator, tugas ketua P3B dalam milist P3B adalah sebagai pembuat milist, menyaring setiap anggota yang ingin bergabung dalam milist P3B, serta menghapus postingan yang setelah di-review dianggap mengandung unsur negatif. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jeni dengan judul skripsinya “Motivasi Dan Hambatan Untuk Berpartisipasi Dalam Knowledge Sharing Pada Komunitas Virtual Papua Pusaka Bangsa P3B”. 7 Dalam temuan penelitiannya bahwa: setiap minggunya, Harry yang juga adalah ketua perkumpulan P3B rata-rata memposting sebanyak 7 tujuh kali. Dari segi jumlah, ketua P3B adalah anggota komunitas yang paling sering melakukan posting di mailing list ini, yaitu sebanyak 134 seratus tiga puluh empat kali sejak pergantian pengurus. Topik-topik yang diposting olehnya adalah mengenai informasi perkembangan kegiatan-kegiatan P3B, berita terbaru tentang perkembangan pendidikan,ekonomi, dan sosial di Papua Barat. Postingan Harry belakangan ini adalah tentang update sekolah EUP Emsyk Uni Papua yang bekerja sama dengan P3B. Selain itu, ketua Harry juga kerap memberikan komentar atau me-reply posting- posting yang dilakukan oleh anggota lain. Biasanya, Harry merespon posting yang berisikan tentang fenomena atau kejadian di Papua yang membutuhkan tindakan langsung dari P3B ataupun menanggapi berita-berita politik yang berhubungan dengan sikap politisi di Papua. beri contoh beberapa reply yang dilakukan Harry. Dalam penggunaan teknologi komunikasi, Harry dapat menggunakan Blackberry Messenger melalui smart phone. Ia juga berkomunikasi online dengan menggunakan E-Mail ia memiliki akun Yahoo Mail dan layanan instant messaging seperti Yahoo Messenger dan Google talk, serta media sosial seperti Facebook dan Twitter. 7 Sumber data diperoleh dari hasil Penelitian terdahulu Jeni dalam skripsinya“Motivasi Dan Hambatan Untuk Berpartisipasi Dalam Knowledge Sharing Pada Komunitas Virtual Papua Pusaka Bangsa P3B, 2012 5.1.1.1b. Habitus arenalingkungan Habitus dalam suatu kelompok menjadi dasar perbedaan gaya hidup dalam suatu masyarakat, gaya hidup dipahami sebagai keseluruhan selera, kepercayaan dan praktis sistematis yang menjadi ciri suatu kelas. Perlu diperhitungkan masuk di dalamnya ialah opini publik, keyakinan filosofis, keyakinan moral, selera estetis dan juga makanan, pakaian, budaya. Bourdieu.1994:23-25 8 . Dengan memperhatikan dari sudut pandang di atas, peneliti memperhatikan atau mengamati perilaku atau gerak masyarakat dengan pelaku dalam komunitas P3B. Dalam komunitas ini aktor atau pelaku menjadi penggerak utama dalam komunitas. Prinsipnya adalah dengan terbentuknya struktur-struktur masyarakat dalam komunitas ini akan menjadi prinsip penggerak dan pengatur praktik-praktik di lapangan kerja. Dimana praktik-praktik hidup itu diparaktikan oleh individu-individu dalam komunitas P3B. Praktik-praktik individu itu menjadi suatu budaya yang dapat disesuaikan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini perkembangan budaya dapat kita lihat dengan cara bagaimana budaya tersebut beradaptasi dengan masyarakat secara individu itu sendiri. Habitus merupakan kebiasan atau hasil keterampilan yang ditampilkan oleh tindakan praktis. Tindakan praktis ini yang kemudian diperlihatkan oleh ketua perkumpulan Papua Pusaka Bangsa P3B. Dia 8 Kritik terhadap neo-liberalisme. Jurnal Basis Edisi khusus piere Bourdieu 2003.hal 9 memperlihatkan kemampuannya berkembang dalam lingkungan sosial masyarakat. ketua perkumpulan Papua Pusaka Bangsa ini menjadi pionir. Dia membuat improvisasi secara kreatif, membentuk karakter anggota, menyusun strategi, dan membentuk struktur sosial masyarakat. apa yang dia meyakini dia melakukannya, dengan apa yang dia percayai dengan kebebasan kreatif. Jadi disini habitus menjadi sumber penggerak tindakan, pemiran dan representasi pembatinan. Pemikiran Harry Widjaja membuka cakrawala pikir masyarakat dalam dunia usaha kepada mahasiswa dan masyarakat Papua Barat. Hal ini dilakukan dengan penafsiran untuk memahami dan menilai realitas yang terjadi di masyarakat Papua Barat, sekaligus menghasilkan praktek-praktek kehidupan yang sesuai dengan struktur sosial masyarakat. Dalam konteks ini sosialisasi bisa lebih jelas dipahami apa tujuan dan motif yang akan dilakukan oleh komunitas P3B. Dengan cara itu individu memahami tindakan dan prakti- pratiknya. Tekanannya pada nilai atau norma itu mau menggaris bawahi ranah yang berupa kerja. Efektif berbagai perilaku yang berkaitan dengan perasaan perilaku yang menjadi kegitan pikiran. Dengan menolak kebiasan-kebiasaan yang ada dalam lingkungan kebudayaan masyarakat. secara pola hidup yang berkemabang pada manusia. Habitus memandang manusia sebagai individu yang memiliki kehidupannya sendiri tanpa kelompok. Hal ini dikarenakan pandangan habitus terhadap keberadaan manusia yang dilihat secara subjektif. Ketua P3B membentuk suatu organisasi ini berawal dari keprihatinannya, ketika dia berangkat ke Papua Barat untuk mengunjungi sekolah berasrama dan kehidupan masyarakat asli Papua Barat. Sejak pertama kali dia melihat keadaan anak-anak Papua Barat tersebut hati dia tergerak untuk berbuat sesuatu untuk masyarakat Papua Barat. Dengan jalan yang ia yakini bahwa untuk membangun masyarakat Papua Barat adalah dengan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Papua Barat perlu ada transformasi, transformasi sebuah gerakan sistem moral pemersatu kebangkitan spirit Papua Barat pasti bisa untuk bangkit dan membangun jawaban Papua Barat masa kini dan masa depan. Dimana pembangunan yang sesungguhnya adalah pembangunan orang asli Papua dengan pendidikan sebagai kunci masa depan yang harapan dan pemberdayaan ekonomi yaitu kemampuan untuk memasuki kesejahteraan suku-suku bangsa di provinsi Papua dan provinsi Papua Barat. Ide atau gagasan itu tidak hanya datang begitu saja tetapi dari keprihatinan persoalan masyarakat Papua barat yang dialami. Ketika sumbangan pemikiran itu datang dari diri sesorang, maka hal itu salah satu bentuk reaksi dari sikap yang ditunjukan dengan tindakan bermakna bagi masyarakat Papua Barat. Tindakan refleksi seseorang seperti inilah yang disebut Bourdieu habitus 9 . Menurut Bourdieu bahwa habitus merupakan hasil keterampilan yang menjadi tindakan praktis tidak harus selalu disadari yang kemudian 9 Kritik terhadap neo-liberalisme. Jurnal Basis Edisi khusus piere Bourdieu 2003.hal 10. diterjemahkan menjadi suatu kemampuan yang kelihatannya alamiah dan berkembang dalam lingkungan sosial tertentu. Sikap yang ditunjukan oleh ketua P3B adalah sikap individunya yang kemudian mempengaruhi individu yang lain, individu terhadap individu atau individu terhadap kelompok atau kelompok-terhadap kelompok. Setiap ada diskusi apa yang disampaikan ketua P3B adalah bagaimana seorang mahasiswa dengan intelektualitasnya harus bersikap dan bertindak menggunakan intelektual demi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikemukakan dengan ungkapan bahwa: “ Hal ini untuk menjawab panggilan saya untuk berkontribusi memajukan masyarakat Papua ”. 10 Apa yang dikemukakan ketua P3B di atas, pernyataan itu menunjukan adanya disposisi ketua P3B dalam menentukan arah orientasi sosialnya atau aktivitasnya. Cita-cita, selera, cara berpikir, etos dan sebagainya akan menunjukkan sikap. Jadi sikap yang ditunjukan ketua perkumpulan P3B itu kecenderungan dengan persepsi, dia merasakan apa yang dia lakukan, dan berpikir apa yang dia lakukan dalam tindakannya. Dengan kata lain dia memberikan hidupnya untuk berpikir demi kepentingan masyarakat Papua Barat. Dengan bervisi jangka panjang, tidak berpikir sempit, berani memikul tanggung jawab sosial yang menyeluruh, itulah panggilan profesionalisme yang ia tunjukan dengan intelektualitasnya. Dia seorang pengusaha namun dia tidak meletakkan diri pada satu 10 Dalam skripsi Jeni. Wawancara dengan HW yang dilakukan Jeni pada tanggal 12 Agustus 2011. ideologi saja, untuk menjalankan panggilannya itu dengan berpihak pada, humanism, solidaritas antar anggota masyarakat, membuat jaringan sosial, dan perjuangan hak-hak masyarakat asli Papua Barat seperti hak ekonomi, hak pendidikan, kultur, dan aspirasi masyarakat setempat yang penuh toleransi dan anti kekerasan. Dengan fokus perjuangan dibidang pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Strategi pendidikan tidak hanya mendidik dan mengajarkan tapi juga membimbing usaha dari setiap pesertanya hingga berkesinambungan dan mandiri. Sedangkan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat ini bertujuan untuk mendidik masyarakat Papua Barat dari setiap kalangan untuk memiliki semangat membangun usaha ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Disinilah justru mendapat tantangan bagi komunitas yang dipimpinnya. Berbagai tantangan yang dihadapi misalnya berhadapan dengan mereka yang berpikiran sempit terhadap visi-misi daripada gerakan sosial P3B ini. Musuh tidak hanya datang dari eksternal saja tetapi juga dari internal. Misalnya musuh eksternal adalah, sikap curiga terhadap komunitas P3B, berkaitan dengan politik, sikap yang tidak mendukung, ideologis, egois, fundamentalis, hanya melihat kepentingan jangka pendek belaka. Sedangkan musuh internal adalah sikap yang intoleran, partisipasi anggota yang kurang, tidak memiliki ambisi secara individu, tidak kreatif, tidak punya ide, bahasa, komunikasi yang terputus. Tindakan atau cara pandang tersebut dikondisikan oleh individu lain dan itu merupakan kondisi dia yang secara pribadi yang bisa saja tidak sesuai dengan secera paraktek dan teorinya secara budaya. Sehingga seorang pribadi ini juga dapat memutuskan jalan hidupnya sendiri tanpa mempedulikan orang lain yang ada dalam lingkungannya. 5.1.1.2. Tujuan atau target yang akan dicapai Tujuan yang ingin dicapai adalah membantu dan memfasilitasi masyarakat Papua Barat memperoleh pendidikan yang tepat dan berguna baik untuk kepentingan lokal dan internasional melalui pelatihan dan pendidikan formal-informal. Melalui pendidikan holistic ,tepat, baik dan utuh bagi masyarakat Papua Barat. Melalui pendidikan yang holistic diharapkan masyarakat Menjadikan Papua Barat mampu berhubungan dengan masyarakat lainnya secara proporsional dan mampu menentukan sendiri nasibnya terlepas dari ketergantungan sistem dan berbagai perbedaan nilai-nilai moral dan etika yang ada. Melalui pendidikan masyarakat Papua Barat sebagai sumber aset bangsa Papua Barat dan menjadi harapan akan hari esok. Melakukan transformasi masyarakat Papua Barat melalui bidang pendidikan. Dan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan. Upaya ini dilakukan mengajak masyarakat Papua Barat untuk mau belajar dan tetap belajar karena belajar merupakan suatu proses interaksi sosial dalam setiap lini kehidupan. Tujuan dari pada itu menurut ketua perkumpulan Papua Pusaka Bangsa bahwa, proses belajar dapat berlangsung jika dalam diri anda masyarakatmahasiswa tumbuh rasa ingin tahu, mencari jawaban atas persoalan yang menjadi masalah bagi masyarakat Papua Barat dia harus sensitif terhadap persoalan yang anda rasakan dan anda peka terhadap masalah. Dan tidak hanya peka dan sensitif saja namun anda bekerja keras untuk membangun Papua Barat melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Anda menemukan jawaban atas pertanyaan dalam hidup anda. Hal itu bisa terjadi ketika anda melakukan suatu perubahan pola pikir anda, perilaku anda cara pandang anda terhadap dunia dimana anda tinggal. Proses pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan dan pelatihan, pada umumnya sangat bersifat individual, dan kurang menekankan pada belajar kelompok. Selain itu proses pendidikan biasanya hanya berfokus pada pengembangan aspek kognitif. Sementara kalau kita menggabungkan modal manusia, maka modal manusia adalah bagian dari proses yang tidak hanya bersifat kognitif, tetapi juga bersifat efektif. Maka pengembangan modal sosial muncul di dalam kelompok gerakan sosial P3B. Karena dari sini menghasilkan kerjasama antar individu, oleh karenanya pembentukan modal manusia dengan melibatkan sejumlah orang yang bekerjasama dalam komunitas perkumpulan Papua pusaka bangsa ini. Dari hasil pengamatan peneliti dalam komunitas ini menunjukan bahwa mereka belajar bersama dalam kelompok learning group kerja kelompok itu dapat meningkatkan hasil kerja kelompok dan perasaan menyatu dalam organisasi tersebut. Hal inilah yang diterapkan oleh komunitas P3B bahwa usaha perbaikan pendidikan harus merupakan sistem yang logis, sehingga bagian-bagiannya berkaitannya satu dengan yang lainnya bisa terjadi kesinambungan. Rasa solidaritas sosial dan kekuatan masyarakat semakin bertumbuh.

5.1.1.3. Isu yang diangkat. Perencanaan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Credit Union (CU) GBKP dan Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Karo T1 712008043 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wirausaha Migran Makassar di Papua T2 092010004 BAB V

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Migran dalam Bingkai Orang Papua T2 092011007 BAB V

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Christian Entrepreneurship T2 912010027 BAB V

0 0 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat) T2 092010005 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gerakan Sosial Perkumpulan Papua Pusaka Bangsa (Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat)

0 0 10