3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel yang peneliti gunakan di dalam penelitian ini adalah variabel bebas independent variable dan variabel terikat dependent variable yang
dijelaskan di bawah ini :
3.5.1 Variabel Dependen Y
“Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang tergantung pada variabel lain”, Erlina, 2011:36. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba Y. Laba merupakan cerminan dari sumber-sumber potensial ekonomi yang berasal dari aktivitas-aktivitas
perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Pertumbuhan laba berarti terjadi kenaikan atau penurunan dari aktiva dan
kewajiban yang diolah dan berpengaruh terhadap modal perusahaan. Rumus pertumbuhan laba sebagai berikut :
Keterangan:
ΔYn : pertumbuhan laba tahun ke-n yn
: laba tahun ke-n
yn-1 : laba tahun sebelumnya
n : tahun ke-n
∆�� = �� − �� − �
�� − �
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Variabel Independen X
Variabel bebas independent variable merupakan variabel yang dapat memberikan pengaruh kepada variabel terikat Erlina, 2011:36. Variabel
independen X di dalam penelitian ini terdiri dari: a.
Loan to Deposit Ratio X1 Kasmir 2008:225 menjelaskan bahwa “loan to deposit ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat”. LDR akan
menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang
diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110. Berikut ini rumus perhitungan LDR :
b. Capital Adequancy Ratio X2
Menurut Irmayanto 2009:91, “Capital Adequacy Ratio merupakan rasio mengukur seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko ikut
dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank”. Rasio ini juga turut memperhitungkan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko ATMR berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada LDR
= Total kredit yang diberikan
Total dana pihak ketiga
x100
Universitas Sumatera Utara
neraca bank dikalikan dengan bobot resikonya. Berikut rumus perhitungan untuk CAR :
c. Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO atau X3
“Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan
untuk memeperoleh earning asset” Kasmir, 2008:245. Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank
dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya. Pendapatan
operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi
lainnya. Secara sistematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut : CAR =
Modal bank ATMR
x100
BOPO =
Biaya operasional Pendapatan operasional
× 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi
Pengukuran Skala
DEPENDEN
Dependen Pertumbuhan
Laba Y
Tingkat pertumbuhan laba
tahun X dengan tahun
sebelumnya. ∆Yn =
yn − yn − 1
yn − 1
Rasio
INDEPENDEN
Independen LDR
X1 Rasio ini
menunjukkan seberapa jauh
kemempuan bank membayar
kembali penerikan dana
yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.
LDR = jumlah kredit yang diberikan
total dana pihak ketiga × 100
Rasio
Independen CAR
X2 Rasio yang
digunakan untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau
menghasilkan resiko.
CAR = Modal bank
ATMR × 100
Rasio
Independen BOPO
X3 Rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasi.
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional × 100
Rasio
Sumber : Data diolah Penulis, 2013
Universitas Sumatera Utara
3.6 Tekhnik Analisis Data