Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUANCY RATIO, DAN OPERATIONAL EFFICIENCY TERHADAP PERTUMBUHAN TINGKAT LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR di BEI UNTUK PERIODE 2009-2011

OLEH

NITA KHAIRUNNISYA DALIMUNTHE 090503021

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya besedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang membuat Pernyataan,

NIM. 090503021


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUANCY RATIO DAN OPERARIONAL EFFICIENCY TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI UNTUK PERIODE 2009-2011

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada peusahaan perbankan yang ada di BEI dalam periode 2009-2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data adalah pendekatan kuantitatif, yaitu dengan teknik analisis regresi linier berganda sebagai alat bantu perhitungannya dan menggunakan bantuan program SPSS versi 18. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 32 perusahaan yang terdaftar di BEI diperoleh 4 sampel perusahaan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu berasal dari laporan keuangan emiten, website terkait dan berbagai sumber yang berhubungan lainnya. Variabel independen yang diteliti adalah rasio keuangan yang terdiri Loan to Deposit Ratio (LDR) atau X1, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau X2, dan rasio BOPO atau X3. Sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah Pertumbuhan Laba (Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel yang Loan to Deposit Ratio (X1), Capital Adequacy Ratio (X2) dan rasio BOPO (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Secara simultan, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio dan rasio BOPO juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Kata kunci : Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, BOPO dan Pertumbuhan Laba


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF CAPITAL LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUANCY RATIO, AND OPERATIONAL EFFICIENCY TOWARD PROFIT GROWTH OF BANKING COMPANIES THAT LISTED IN

BEI PERIOD 2009-2011

The problem formula in this research is what financial ratios influence to profit growth of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The objective of this research is to know whether financial ratios influence to profit growth of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in period 2009-2011. Approximation used to analyse data is quantitative approach, that is with technique analyse doubled linear regretion as a means of assist its calculation and the use of multiple regression with SPSS version 18 software. The sample selection is done by purposive sampling method and of the 33 companies listed on the IDX obtained 4 samples.

The type of data used in this research is secondary data. This research is done by analyzing data that collected by writer from emiten financial statement, website, and the other source that has correlation. Independent variables which is researched were the financial ratios which consists of Loan to Deposit Ratio (LDR) or X1, Capital Adequacy Ratio (CAR) or X2, BOPO ratio or X3. Where as dependent variable was Profit Growth (Y).

The result of the researh shows that partially the variable Loan to Deposit Ratio (X1), Capital Adequacy Ratio (X2), and ratio BOPO (X3) insignificant influence toward Profit Growth in banking companies listed in the Indonesia Stock Exchange. Simultaneously the variable loan to deposit ratio, capital adequacy ratio and ratio BOPO also insignificant influence toward the Profit Growth of banking companies that listed in Indonesia Stock Exchange.

Keyword : Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Operational Eficiency and Profit Growth


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum., MM., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara juga sebagai dosen pembaca yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sucipto, M.M., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Dan secara khusus penulis mempersembahkan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Khaidir Dalimunthe, SP., dan Marmah Reh Malem Sembiring Kembaren, serta kepada adik-adik tersayang Tiya Maharani Dalimunthe dan Muhammad Daud Dalimunthe, yang tidak pernah jenuh dan selalu sabar dalam memberikan do’a, perhatian dan dukungan kepada penulis.

6. Juga kepada teman-teman, di Fakultas Ekonomi yang selalu memberikan motivasi, Latifah Rangkuti, Devy Arianty Lubis, Nurfitriani Sitorus, Maria Ulfa, Desi Apriyanti, Isti Damayanti dan Rani Pratiwi.


(6)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan,

Penulis,

090503005


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1 Pengertian Bank ... 11

2.1.2 Tugas Bank ... 14

2.1.3 Kegiatan-Kegiatan Bank ... 15

2.1.4 Fungsi Bank ... 16

2.1.5 Jenis Bank ... 17

2.1.6 Pengertian Rasio Keuangan ... 20

2.1.7 Pertumbuhan Laba ... 25

2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 27

2.1.9 Capital Adequancy Ratio (CAR) ... 29

2.1.10 Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) ... 29

2.1.11 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

2.2 Kerangka Konseptual ... 32

2.3 Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 36

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 36

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data ... 40

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 41


(8)

3.5.2 Variabel Independen (X) ... 42

3.6 Tekhnik Analisis Data ... 45

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 45

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 45

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 46

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 46

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 47

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 47

3.6.2.1 Analisis Regresi Berganda ... 48

3.6.2.2 Uji Kriteria Statistik ... 48

3.6.2.2.1 Uji R² (Koefisien Determinasi) ... 48

3.6.2.2.2 Uji Parsial (T-Test) ... 49

3.6.2.2.3 Uji Simultan (F-Test) ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 52

4.2 Hasil Uji asumsi Klasik ... 53

4.2.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 53

4.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57

4.2.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 58

4.2.4 Uji Autokorelasi ... 59

4.3 Pengujian Hipotesis ... 60

4.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 61

4.3.2 Uji Kriteria Statistik ... 62

4.3.2.1 Hasil Uji R² (Koefisien Determinasi) ... 62

4.3.2.2 Hasil Uji Parsial (T-test) ... 64

4.3.2.3 Hasil Uji Simultan (F-test) ... 67

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

3.1 Daftar Populasi Penelitian ... 39

3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 40

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 44

4.1 Descriptive Statistic ... 52

4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 54

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 57

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 60

4.5 Analisis Regresi Berganda ... 61

4.6 Hasil Uji R² ... 63

4.7 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 63

4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Histogram ... 55

4.2 Grafik Normal P-Plot ... 56


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 83

2 Data Penelitian LDR Tahun 2009-2011 ... 85

3 Data Penelitian CAR Tahun 2009-2011 ... 86

4 Data Penelitian BOPO Tahun 2009-2011 ... 87

5 Pertumbuhan Laba Tahun 2009-2011 ... 88

6 Tabel Statistik Deskriptif ... 89

7 Hasil Uji Normalitas ... 89

8 Histogram ... 90

9 Grafik Normal P-P Plot ... 90

10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 91

11 Gambar Scatterplot... 91

12 Hasil Uji Autokorelasi ... 91

13 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 92

14 Hasil Uji F ... 92

16 Daftar F-Tabel ... 93

17 Daftar t-Tabel ... 95


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUANCY RATIO DAN OPERARIONAL EFFICIENCY TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI UNTUK PERIODE 2009-2011

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada peusahaan perbankan yang ada di BEI dalam periode 2009-2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data adalah pendekatan kuantitatif, yaitu dengan teknik analisis regresi linier berganda sebagai alat bantu perhitungannya dan menggunakan bantuan program SPSS versi 18. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 32 perusahaan yang terdaftar di BEI diperoleh 4 sampel perusahaan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu berasal dari laporan keuangan emiten, website terkait dan berbagai sumber yang berhubungan lainnya. Variabel independen yang diteliti adalah rasio keuangan yang terdiri Loan to Deposit Ratio (LDR) atau X1, Capital Adequacy Ratio (CAR) atau X2, dan rasio BOPO atau X3. Sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah Pertumbuhan Laba (Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel yang Loan to Deposit Ratio (X1), Capital Adequacy Ratio (X2) dan rasio BOPO (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Secara simultan, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio dan rasio BOPO juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Kata kunci : Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, BOPO dan Pertumbuhan Laba


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS THE INFLUENCE OF CAPITAL LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUANCY RATIO, AND OPERATIONAL EFFICIENCY TOWARD PROFIT GROWTH OF BANKING COMPANIES THAT LISTED IN

BEI PERIOD 2009-2011

The problem formula in this research is what financial ratios influence to profit growth of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The objective of this research is to know whether financial ratios influence to profit growth of banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in period 2009-2011. Approximation used to analyse data is quantitative approach, that is with technique analyse doubled linear regretion as a means of assist its calculation and the use of multiple regression with SPSS version 18 software. The sample selection is done by purposive sampling method and of the 33 companies listed on the IDX obtained 4 samples.

The type of data used in this research is secondary data. This research is done by analyzing data that collected by writer from emiten financial statement, website, and the other source that has correlation. Independent variables which is researched were the financial ratios which consists of Loan to Deposit Ratio (LDR) or X1, Capital Adequacy Ratio (CAR) or X2, BOPO ratio or X3. Where as dependent variable was Profit Growth (Y).

The result of the researh shows that partially the variable Loan to Deposit Ratio (X1), Capital Adequacy Ratio (X2), and ratio BOPO (X3) insignificant influence toward Profit Growth in banking companies listed in the Indonesia Stock Exchange. Simultaneously the variable loan to deposit ratio, capital adequacy ratio and ratio BOPO also insignificant influence toward the Profit Growth of banking companies that listed in Indonesia Stock Exchange.

Keyword : Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Operational Eficiency and Profit Growth


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memperoleh laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya. Laba yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan seperti membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, tetapi juga digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan di masa yang akan datang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin.

Agar dapat memperoleh laba terus-menerus maka badan usaha atau perusahaan tersebut perlu mengelola manajemennya secara profesional. Tanpa pengelolaan yang profesional maka perusahaan akan menderita kerugian. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai perusahaan tersebut. Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah, maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan diantara mereka, tidak terkecuali perbankan.

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, bank di dalam menjalankan setiap kegiatan operasinya bertujuan memperoleh laba atau meningkatkan labanya dari


(15)

periode sebelumnya. Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya laba menjadi salah satu ukuran tingkat keberhasilan atas kinerja bank selama periode tertentu. Bukan hanya sebagai ukuran tingkat keberhasilan saja namun laba juga digunakan sebagai acuan bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Kemampuan bank dalam menghasilkan laba yang maksimal merupakan aspek yang sangat penting karena pihak investor dan kreditur akan mengukur tingkat keberhasilan bank melalui kemampuan bank tersebut dalam mengelola kinerja manajemennya untuk mencapai laba yang maksimal.

Lembaga perbankan mempunyai peranan yang amat penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver). Melalui kegiatan perkreditan, bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya, sedangkan dengan kegiatan penyimpanan dana, bank berusaha menawarkan kepada masyarakat keamanan dananya dengan jasa-jasa lain yang diperoleh. Kegiatan bank yang menyalurkan dana kepada masyarakat telah membantu penyediaan modal usaha yang dapat menggerakkan sektor riil di Indonesia sehingga berdampak pada pendapatan nasionalnya. Bank melayani kebutuhan pembiayaan serta memperlancar sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

Salah satu definisi bank dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November dijelaskan sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka menigkatkan taraf hidup rakyat banyak.


(16)

Berdasarkan pengertian tersebut bank memiliki beberapa tujuan strategis yang pengaturannya tertuang di dalam Undang-Undang Perbankan pasal 4 tahun 1992 yaitu sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Laporan keuangan bank adalah laporan yang berisi mengenai informasi yang menyangkut informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Kegiatan bank selama periode tertentu tercantum di dalam laporan keuangan bank, yang mencakup mengenai aktivitas rutin atau operasional yang perlu untuk dilaporkan, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja bank serta indikasi ke arah yang hendak dicapai bank dimasa yang akan datang. Laporan keuangan di samping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian mengenai kinerja keuangan bank secara umum dilakukan oleh pihak internal dan pihak eksternal perusahaan yang memiliki kepentingan di dalamnya.

Salah satu komponen laporan keuangan bank adalah laporan perhitungan laba rugi yang merupakan suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan serta beban operasional dan non-operasional bank serta laba atau rugi bersih bank untuk suatu periode tertentu. Laba adalah pendapatan bersih yang dilihat dari selisih antara total pendapatan atau penghasilan dengan total beban atau biaya yang dikeluarkan. Ukuran besar kecilnya laba dapat dilihat dari laporan


(17)

laba rugi suatu perusahaan perbankan yang menunjukkan dari mana penghasilan bank diperoleh dan beban yang dikeluarkan oleh bank. Laba atau keuntungan yang diperoleh bank berasal dari penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah beban atau biaya yang dikeluarkan dan dikatakan rugi apabila terjadi sebaliknya.

Untuk dapat memanfaatkan laporan keuangan diperlukan teknik untuk mengintreprestasikan laporan keuangan. Salah satu teknik dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Pengguna laporan keuangan bank membutuhkan informasi yang dapat dipahami, relevan dan andal dan dapat dibandingkan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan kinerja bank serta berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Kegiatan suatu bank untuk meningkatkan kinerjanya juga sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum yang didalamnya terdapat aturan bagi bank untuk wajib melakukan penilaian sendiri tingkat kesehatan bank. Definisi tingkat kesehatan bank menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 adalah “hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif atau penelitian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar.”


(18)

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Aspek permodalan meliputi CAR (Capital Adequacy Ratio) , aspek assets meliputi NPL (Non Performing Loan), aspek earning meliputi BOPO (Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi), aspek likuiditas meliputi LDR (Loan to Deposit Ratio). Aspek-aspek tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan.

Laba merupakan indikator yang penting untuk mengukur kinerja suatu bank dan bank tersebut memaparkan rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja bank. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan bank dalam penelitian ini adalah LDR, CAR, dan BOPO.

Masalah yang sering dihadapi bisnis perbankan adalah adanya persaingan tajam yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan ketidakefisienan manajemen yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit bermasalah yang dapat menimbulkan penurunan laba. Kredit bermasalah akan mempengaruhi permodalan yang juga dapat menyebabkan bank mengalami masalah likuiditas. Pertumbuhan kredit yang belum optimal tercermin dari angka-angka LDR (Loan to Deposit Ratio).


(19)

Rasio LDR merupakan perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bunga gagal ditagih (Kasmir, 2008:232).

Selain masalah LDR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang lainnya adalah tentang efisiensi yang berkaitan dengan kegiatan operasional suatu bank. Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap bank selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan seefisien mungkin. Kompetisi di industri perbankan bagaimanapun juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing bank, dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan dapat mengakibatkan bank akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup suatu bank. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan untuk adalah BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional).

Rasio BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank atau untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memperoleh earning assets (Kasmir, 2008:245). Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau semakin menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat


(20)

disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin meningkat atau membaik.

Penelitian yang saya lakukan ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Ahmad Ridwan (2010) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Syariah untuk periode 2006-2008. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, variabel dependen dalam penelitian Ahmad Ridwan adalah pertumbuhan laba perbankan syariah, dan variabel independennya adalah Financing to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio dan Rasio BOPO. Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 22 perusahaan perbankan syariah. Hasil Uji t penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen yaitu FDR, CAR dan BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba perbankan. Begitu pula Uji F bahwa secara parsial FDR, CAR dan BOPO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Laba bank syariah.

Dalam penelitian ini variabel independen yang saya gunakan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ridwan yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan rasio BOPO, sedangkan penelitian Ahmad Ridwan menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan rasio BOPO sebagai variabel independen, dengan variabel dependen yang sama yaitu pertumbuhan laba. Ahmad Ridwan (2010) menggunakan objek penelitian perbankan syariah berjumlah 22 perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan tahunan selama tiga tahun berturut-turut yaitu tahun 2006-2008, sedangkan di dalam penelitian ini saya menggunakan


(21)

objek penelitian berupa bank umum konvensional yang berjumlah 4 perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan kuartalan dengan jumlah tahun yang sama yaitu tiga tahun tetapi dengan periode yang berbeda yaitu tahun 2009-2011. Penelitian yang saya lakukan ini, bertujuan ingin mengetahui seberapa besar Pertumbuhan Laba Bank di Indonesia yang dipengaruhi oleh LDR, CAR, dan BOPO selama periode tiga tahun pengamatan yaitu periode 2009 sampai tahun 2011.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Efficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini permasalahan yang akan dibahas serta dikaji adalah:

1. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada?

2. Apakah Capital Adequancy Ratio (CAR) berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba?

3. Apakah Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba?


(22)

4. Apakah ratio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequancy Ratio (CAR), Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap pertumbuhan laba?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan Loan to deposit Ratio (LDR) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan selama tahun 2009-2011.

b. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan selama tahun 2009-2011.

c. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan Beban Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan selama tahun 2009-2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional/


(23)

Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap tingkat pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian-kesesuaian antara fakta yang terjadi di lapangan dengan teori yang telah ada.

2. Bagi pihak bank, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan atau masukan kepada perusahaan-pererusahaan perbankan bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequancy Ratio (CAR), dan Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap kinerja bank dan bagaimana tingkat kesehatan bank tersebut serta bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba bank.

3. Bagi investor, sebagai bahan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk investasi pada sektor perbankan.

4. Bagi peneliti selanjutnya dan masyarakat, penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi bahan tambahan atau masukan bagi penelitian selanjutnya dan dapat menjadi salah satu referensi tambahan untuk penelitian bidang lainnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank

Kata bank dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan kata banco dari Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku. Konotasi kedua kata ini menjelaskan fungsi dasar uang ditunjukkan oleh bank konvensional. Pada abad ke-12, kata banco di Italia merujuk pada meja, counter atau tempat usaha penukaran uang (money changer). Arti ini menyirat fungsi transaksi, yaitu penukaran uang atau dalam arti transaksi yang luas.

Definisi mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Kalaupun ada perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank. Bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan yang tugas utamanya menghimpun uang dari pihak ketiga. Definisi lain mengatakan, bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Penulis lain mengatakan bank sebagai suatu badan yang usaha utamanya menciptakan kredit.

Definisi bank menurut PSAK No.31 paragraf 01 tahun 2007, “Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah


(25)

kepercayaan masyarakat”. Hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka serta memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.

“Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan lainnya secara profesional” (Irmayanto, 2009:53). Keberhasilan suatu bank ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan, kemudian memberikan pelayanan secara efisien, dan menjualnya dengan harga bersaing.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Subagio, dalam Latumaerissa (2011:135) mendefinisikan “bank sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan/atau pihak lainnya, kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Menurut Siamat (2005:275) “bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah”. Kasmir (2008:11) menyatakan bahwa “bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan


(26)

usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya”.

Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Strategi Bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang menerapkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang menerapkan prinsip syariah. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga yang dilakukan oleh bank yang merapkan prinsip konvensional, bank tersebut juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya komisi.

Kunci dari keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat, sehingga perannya dapat berjalan dengan baik. Karena itu, semua pelayanan bank kepada masyarakat, peralatan canggih yang dimiliki, keterampilan personel dan lain-lainnya adalah dalam rangka menjalankan peranan selaku perantara keuangan, artinya menjalankan dua fungsi utama bank, yaitu menghimpun dana masyarakat dan memberikan


(27)

kredit (Sinungan, 2000:79 dalam Lestari, 2012). Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional adalah diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.

Bank merupakan sektor yang sangat penting dan berpengaruh dalam dunia usaha. Banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk menyimpan atau meminjam dana. Oleh karena itu, bank memainkan peranan penting dalam memelihara kepercayaan kepada masyarakat terhadap sistem moneter melalui kedekatan hubungannya dengan badan-badan pengatur dan instansi pemerintah. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan kalau bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit melalui produk-produk yang ditawarkan oleh bank tersebut.

2.1.2 Tugas Bank

Tugas bank yang pada dasarnya tugas pokok Bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak.


(28)

2.1.3 Kegiatan-Kegiatan Bank

Adapun kegiatan bank umum menurut Lubis (2010:28) antara lain : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,

deposito, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan lainnya. 2. Memberikan kredit kepada masyarakat.

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah, antara lain :

a. Surat-surat wesel.

b. Surat-surat pengakuan hutang.

c. Kertas pembendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah d. SBI (Sertifikat Bank Indonesia).

e. Obligasi

f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun

g. Instrumen surat berharga lain berjangka waktu sampai dengan 1 tahun. 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan

nasabah.

6. Menempatkat dana pada atau meminjam dana dari dengan menggunakan berbagai sarana.

7. Melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan.

8. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit dengan menarik kembali penyertaannya.

9. Menerima pembayaran dari tagihan.

10. Melakukan kegiatan anjak piutang, kartu kredit dan wali amanat. 11. Menyediakan tempat menyimpan barang dan surat berharga. 12. Melakukan kegiatan dalam valas sesuai ketentuan BI. 13. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.

14. Bertindak sebagai bank yang menjamin dan mengelola dana pensiun sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

15. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.

2.1.4 Fungsi Bank

Selain berfungsi sebagai lembaga intermediasi menurut Latumaerissa (2011:135) bank juga memiliki beberapa fungsi lain yaitu:

a. Agent of Trust

Fungsi ini menunjukkan aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap


(29)

kredibilitas dan eksistensi dari masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan dananya di bank yang bersangkutan. Kepercayaan itu berkaitan dengan masalah keamanan dana masyarakat yang ada disetiap bank.

b. Agent of Development

Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dari aspek ini bank berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi yang dilakukan.

c. Agent of Service

Fungsi ini menjelaskan kalau bank ikut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang lain seperti jasa transfer (payment order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan, atau inkaso (collection) atau yang lebih dikenal dengan city clearing.

Dengan pemahaman ini maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya bank tidak hanya dipahami dalam kedudukannya sebagai lembaga intermediasi, tetapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya.

2.1.5 Jenis Bank

Praktik perbankan Indonesia saat ini diatur dalam Undang-Undang Perbankan memiliki beberapa jenis bank. Di dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan dan dari segi menentukan harga. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Kemudian kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan saham yang ada serta akta pendiriannya. Sedangkan dari menentukan harga yaitu antara bank konvesional berdasarkan bunga dan bank syariah berdasarkan bagi hasil.


(30)

Menurut Kasmir (2008:35) jenis-jenis bank adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari Segi Fungsinya

Dalam Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : Bank Umum, Bank Bank, Tabungan, Bank Pembangunan, Bank Pasar, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pegawai dan bank lainnya.

Kemudian menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan dengan keluarnya Undang-Undang RI No or 10 Tahun 1998, maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank yaitu :

a) Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapatdilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (Commercial Bank).

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakankegiatan usaha secara konvensional atau bardasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. Dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula dengan jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja. Selanjutnya pendirian BPR dengan modal awal yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan modal awal namk umum. Larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing.

Selain kedua jenis bank di atas dalam prakteknya masih terdapat satu lagi jenis Bank yang ada di Indonesia yaitu Bank Sentral. Bank ini bersifat tidak komersial seperti halnya Bank Umum dan BPR. Bahkan disetiap negara bank ini selalu ada dan di Indonesia fungsi Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi Bank Sentral ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Tujuan Bank Indonesia seperrti tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1999 bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.

2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.


(31)

a. Bank Milik Pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Berikut ini merupakan bank-bank milik pemerintah Indonesia :

- Bank Negara Indonesia 46 (BNI) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) - Bank Tabungan Negara (BTN) - Bank Mandiri

Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat didaerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemda masing-masing tingkatan. Berikut ini dilampirkan beberapa BPD yang ada di Indonesia :

- BPD DKI Jakarta - BPD Jawa Barat - BPD DI Yogyakarta - BPD Riau

- dan BPD lainnya

b. Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya juga didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk swasta pula. Beberapa bank yang termasuk ke dalam kelompok bank milik swasta nasional yaitu :

- Bank Central Asia - Bank Danamon - Bank Mega - Dan bank lainnya

Bank swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha milik koperasi.

c. Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Misalnya bank milik asing adalah Bank of America, ABN Amro Bank, City Bank dan lainnya.

d. Bank Milik Campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Bank yang tergolong dalam bank milik campuran yaitu, Inter Pacific Bank, Bank Merincorp dan bank campuran lainya.

3. Dilihat dari Segi Status

Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau


(32)

status ini menunjukkan kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoreh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Jenis bank bila dilihat dari segi status biasanya khusus untuk bank umum.

Dalam prakteknya jenis bank dilihat dari segi status dibagi kedalam dua melompok bank yaitu :

a. Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. b. Bank Non-Devisa

Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Bank non-devisa dalam kegiatan operasionalnya hanya melaksanakan transaksi valuta asing atau hubungan dengan luar negeri. Bank non-devisa merupakan kebalikan dari bank devisa, di mana transaksi dilakukan masih dalam batas-batas suatu negara. Bank ini biasanya meminta bantuan bank devisa apabila akan melaksanakan transaksi valuta asing atau hubungan koresponden dengan bank luar negeri.

4. Dilihat dari Segi Cara menentukan Harga

Ditinjau dari segi menentukan harga dapat pula diartikan sebagai cara penentuan keuntungan yang akan diperoleh. Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menetukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu :

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Bank konvensional, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain, baik dalam hal penyimpanan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.


(33)

2.1.6 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat dididefinisikan sebagai angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan total Penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan.

“Perhitungan rasio keuangan dilakukan dengan membandingkan angka yang disajikan dalam laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca dan informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi”, (PSAK Nomor 1, tahun 1994).

Menurut Kasmir (2008:122) “rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dalam laporan keuangan dengan melakukan perbandingan antar komponennya sehingga menjadi angka dalam satu periode atau beberapa periode”. Analisis rasio keuangan banyak digunakan oleh calon investor karena analisis ini didasarkan pada hubungan antar pos dalam laporan keuangan perusahaan yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional perusahaan. Analisa rasio keuangan dapat digunakan untuk membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio-rasio keuangan perbankan yang berhubungan dengan kinerja perusahaan perbankan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.


(34)

“Rasio likuiditas adalah analisis yang menunjukkan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih” (Munawir, 2007:31). Dimensi konsep rasio likuiditas mencerminkan ukuran-ukuran kinerja manajemen ditinjau dari sejauh mana menajemen mampu mengelola modal kerja yang didanai dari utang lancar dan saldo kas perusahaan. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan melunasi utang jangka pendek perusahaan semakin tinggi pula.

“Rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi” (Kasmir, 2008:151). Rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dan yang diperoleh dari berbagai hutang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber lain di luar modal bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Tujuan dari rasio ini untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien.

“Rasio rentabilitas/profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi” (Kasmir, 2008:196). Dengan kata lain rasio ini menunjukkan efisiensi suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas/rentabilitas dapat dilakukan dengan


(35)

menggunakan perbandingan diantara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Perbedaan rasio bank dan perusahaan menurut kasmir (2008:216) : Rasio keuangan yang digunakan oleh bank dengan perusahaan non bank sebenarnya relatif tidak jauh berbeda. Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakanuntuk menilai suatu rasio yang jumlahnya lebih banyak. Hal ini wajar saja karena komponen neraca dan laporan laba rugi perusahaan non bank. Bank merupakan perusahaan keuangan yang bergerak dalam memberikan layanan keuangan yang mengandalkan kepercayaan dari masyarakat dalam mengelola dananya. Risiko yang dihadapi bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan non bank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk memperhatikan rasio ini. Sama seperti perusahaan non bank, dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

a. Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya (Harahap, 2009:298). Keunggulan tersebut adalah :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.


(36)

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi

5. Menstandarisir size sebuah bank

6. Lebih mudah untuk membandingkan suatu bank dengan bank lain atau melihat perkembangan bank secara periodik atau “time series”

7. Lebih mudah melihat tren sebuah bank serta melakukan prediksi di masa yang akan datang

b. Keterbatasan Analisis Rasio

Selain keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.

Adapun keterbatasan analisis rasio itu adalah (Harahap, 2009:298):

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran atau judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif


(37)

b) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio

c) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron

5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu, jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan

2.1.7 Pertumbuhan Laba

Ikatan Akuntan Indonesia/ IAI (2004:23.1), menyatakan :

“Dalam konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, income (penghasilan) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Laba merupakan ringkasan hasil aktivitas kegiatan operasi suatu bank. Untuk menghitung seberapa besar laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, bank pada umumnya membuat suatu laporan yang kita kenal dengan laporan laba-rugi. Laba adalah informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Angka ini penting untuk perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima negara, untuk menghitung dividen yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam


(38)

perusahaan, untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan, untuk menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, untuk menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi, untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan, segmen perusahaan, divisi.

Laba dapat diarahkan dengan berbagai cara seperti penggunaan akrual, perubahan methode akuntansi dan perubahan struktur modal. Jumlah laba yang diperoleh merupakan indikator keberhasilan bagi perusahaan yang orientasinya mencari laba. Agar diperoleh laba sesuai yang dikehendaki, perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Hal tersebut ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memprediksi kondisi usaha pada masa yang akan datang yang penuh ketidakpastian, serta mengamati kemungkinan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan.

Penentuan target laba sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, dengan adanya target yang harus dicapai, pihak manajemen termotivasi untuk bekerja secara optimal. Hal ini penting karena pencapaian laba ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan sebuah bank dalam menjalankan aktivitasnya, sekaligus ukuran kinerja pihak manajemen ke depan. Kemudian bagi pihak manajemen, perolehan laba suatu bank tidak hanya sekedar laba saja, tetapi harus memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya ada jumlah angka baik dalam unit maupun dalam rupiah yang harus dicapai oleh manajemen suatu bank setiap periodenya.


(39)

Menurut Kasmir (2008 : 302) “laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya”. Pihak manajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap periode, yang ditentukan melalui target yang harus dicapai. Hal ini berarti bahwa salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya adalah mengenai perolehan laba atau keuntungan.

Pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini dihitung dari selisih jumlah laba operasi tahun yang bersangkutan dengan jumlah laba operasi tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah laba operasi tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Δyn : pertumbuhan laba bank pada periode n yn : laba bank pada periode n yn-1 : laba bank pada periode n-1 n : tahun ke-n

Laba pada perbankan terdiri dari laba operasional, laba sebelum pajak dan manfaat, serta laba bersih. Pertumbuhan laba ditentukan oleh kinerja perusahaan yang diukur dari rasio modal (CAR), rasio rentabilitas (ROA), rasio likuiditas (LDR dan LAR), serta dapat dinilai dari efisiensi operasional melalui rasio BOPO.

Δ�� =(�� − �� −1)


(40)

2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut Kasmir (2008:225) “loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat”. LDR digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar semua dana masyarakat serta modal sendiri dengan mengandalkan kredit yang telah didistribusikan kepada masyarakat. “Semakin tinggi rasio LDR berarti semakin rendah likuiditas bank, karena terlalu besar jumlah dana masyarakat yang dialokasikan ke kredit”, (Irmayanto 2009:90).

Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%. Rasio yang tinggi menunjukkan suatu bank meminjamkan seluruh dananya (Loan-up) atau relatif tidak likuid. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Oleh karena itu, rasio ini juga dapat untuk memberi isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami ekspansi atau sebaliknya harus dibatasi. Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu bank tingkat kesehatan bank dalam menjalankan kegiatan operasinya. Dengan kata lain, LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank.

LDR = Totalkredityangdiberikan


(41)

Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% hingga 110%.

2.1.9 Capital Adequancy Ratio (CAR)

Menurut Irmayanto (2009:91), “Capital Adequacy Ratio merupakan rasio mengukur seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank”. Bank for International Settlements (BIS) mewajibkan setiap bank umum untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Ketentuan tersebut telah diikuti Bank Indonesia (BI), seperti termuat dalam paket deregulasi 29 Pebruari 1991. Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan pada setiap bank umum sering di sebut Capital Adequancy Ratio (CAR).

Semakin tinggi CAR berarti semakin baik tingkat solvabilitas bank, karena modal bank tersebut mampu menutupi aktiva yang beresiko.

Dengan kata lain, capital adequacy ratio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

CAR = Modalbank


(42)

2.1.10 Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO)

“Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memeperoleh earning asset” (Kasmir, 2008:245). Mengingat kegiatan utama bank adalah menghimpun dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, maka biaya dan pendapatan yang mendominasi pada bank adalah biaya bunga dan hasil bunga. Hal yang terpenting untuk mencapai kefisiensian operasional adalah meningkatkatn produktivitas perusahaan, menekan biaya, sehingga menghasilka output yang maksimal dan akan mempengaruhi laba. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2.1.11 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini peneliti juga berpedoman dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan penelitian-penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

BOPO = Biayaoperasional


(43)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Teddy

Rahman (2009)

Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL

Terhadap

Perubahan Laba (Studi Kasus Pada Bank Non Devisa di Indonesia Periode 2003-2007) Independen: CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL Dependen: Perubahan Laba

Sebagian besar rasio memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yaitu variabel CAR, NIM dan LDR sedangkan rasio BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba bank.

2. Ahmad Ridwan (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Syariah Independen: FDR, CAR, dan BOPO Dependen: Pertumbuhan Laba

Secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan dengan pertumbuhan laba dan secara parsial juga tidak ada ditemukan pengaruh yang signifikan diantara rasio FDR, CAR dan BOPO terhadap pertumbuhan laba.

3. Rina Aini Sapariyah (2010) Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning dan Liquidity Terhadap Pertumbuhan

Laba Pada Perbankan di Indonesia

(Studi Empiris Pada Perbankan di Indonesia) Independen: CAR, NPL, LDR dan Rasio BOPO Dependen : Pertumbuhan Laba

Rasio CAR dan NPL berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sementara itu LDR dan BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba namun BOPO secara sinifikan tidak berpengaruh negatif

4. Suci Ayu Lestari (2012)

Pengaruh ROA, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Bank Umum Tahun 2007-2011 Independen: ROA, CAR, LDR, dan BOPO Dependen : Pertumbuhan Laba

Secara simultan rasio ROA, CAR, LDR dan BOPO berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba bank umum tetapi secara parsial hanya ROA dan BOPO yang memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba bank umum di Indonesia.


(44)

2.2 Kerangka Konseptual

Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan konsep dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara konseptual antara variabel-variabel penelitian. Kerangka konseptual perlu dikemukakan apabila oenelitian menghubungkan dua variabel atau lebih. Kegunaan kerangka konseptual adalah untuk mendesain hipotesis dan pengukuran untuk menguji hipotesis atau bahkan mungkin akan menciptakan konsep baru untuk menyatakan pemikiran peneliti.

Berdasarkan konsep-konsep dasar teori yang dijelaskan sebelumnya, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada bank umum. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan antara lain LDR, CAR dan BOPO.

Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas maka dapat disajikan alur kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :


(45)

H1 H2 H3

Ha Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan. Variabel independen dalam penelitian ini Loan to Deposit Ratio (X1), Capital Adequancy Ratio (X2), dan Rasio BOPO (X3). Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah Pertumbuhan Laba (Y). Penelitian ini didasarkan pada penggunaan laporan keuangan pada perusahaan perbankan dalam menghitung pertumbuhan laba pada tahun 2009-2011.

Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) atau X1 maka akan semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh bank sehingga pendapatan bunga akan meningkat dan hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan laba. Rasio ini harus dikelola dengan baik oleh bank, karena jika rasio ini rendah bank akan kehilangan kesempatan mendapatkan laba yang tinggi. Sebaliknya, jika angka rasio ini terlalu tinggi maka bank akan kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat maksimum LDR yang dianjurkan oleh BI adalah 110%.

Capital Adequancy Ratio (CAR) atau X2 merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari modal

PERTUMBUHAN LABA

(Y) LDR (X1)

CAR (X2)


(46)

sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Semakin tinggi nilai CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk membiayai kegiatan operasinya. Keadaan tersebut merupakan keuntungan yang dapat memberikan kontribusi terhadap profitabilitas atau laba perbankan.

Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) atau X3 digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan aktivitasnya. Jika BOPO rendah berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya atau beban dalam kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO, maka akan semakin efisien bank dalam menjalankan kegiatannya sehingga pertumbuhan laba akan meningkat. Dengan melakukan efisiensi biaya maka laba yang diperoleh oleh bank dapat semakin besar.

2.3 Hipotesis

“Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris“ (Erlina, 2011:41).. Proposisi merupakan suatu ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok yang dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Loan to Deposit Ratio (X1) berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan perbankan.


(47)

H2 : Capital Adequacy Ratio (X2) berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan perbankan.

H3 : Biaya operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) atau X3 berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan perbankan.

H4 : Loan to Deposit Ratio (X1), Capital Adequacy Ratio (X2) dan Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO) atau X3 berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba (Y) pada perusahaan perbankan.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

“Desain penelitian merupakan suatu cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan penganalisasian data yang membantu ilmuan dalam mengalokasikan sumber daya penelitian yang terbatas dengan mengemukakan pilihan-pilihan penting”, (Babie dalam Erlina, 2011:73). Desain penelitian dapat juga didefinisikan “sebagai suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian” (Krathwohl dalam Erlina, 2011:73).

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder untuk semua variabel yaitu Pertumbuhan Laba dan data rasio-rasio keuangan masing-masing perusahaan perbankan yaitu LDR, CAR dan BOPO.

Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sumber data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yait


(49)

website Bank Indonesia, yaitu www.bi.go.id serta dari website bank yang dijadikan objek dalam penelitian yaitu www.mandiri.co.id , www.bni.co.id , www.bri.co.id da

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

“Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”, (Erlina, 2011:80). Berdasarkan hal tersebut maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2011 yang berjumlah 33 perusahaan.

3.3.2 Sampel

“Sampel adalah bagian yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian diambil dengan cara purposive sampling dimana dalam metode ini pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu yang dapat berupa perimbangan atau berdasarkan kuota tertentu” (Erlina, 2011:87).

Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(50)

1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009, 2010, 2011

2. Perusahaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011

3. Perusahaan perbankan yang laporan keuangan perusahaan tahunannya tersedia secara lengkap selama 3 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2009-2011.

4. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.

5. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang rupiah Indonesia.


(51)

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

Kriteria

Penentuan Sampel Sampel 1 2 3 4 5

1. AGRO Bank Agroniaga Tbk   X X 2. BABP Bank ICB Bumi Putera Tbk     X 3. BACA Bank Capital Indonesia Tbk   X X 4. BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk X X X 5. BBCA Bank Central Asia Tbk     X 6. BBIA Bank UOB Buana Tbk X X   X 7. BBKP Bank Bukopin Tbk X    X

8. BBNI Bank Negara Indonesia tbk      Sampel 1 9. BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk  X   X

10. BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk      Sampel 2 11. BBTN Bank Tabungan Negara Tbk      Sampel 3 12. BCIC Bank Mutiara Tbk    X X

13. BDMN Bank Danamon Tbk   X X 14. BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk X   X X 15. BKSW Bank Kesawan Tbk     X

16. BMRI Bank Mandiri Tbk      Sampel 4 17. BNBA Bank Bumi Artha Tbk  X   X

18. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk   X X 19. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk X X X 20. BNLI Bank Permata Tbk    X X 21. BSIM Bank Sinarmas Tbk X    X 22. BSWD Bank of India Indonesia Tbk     X 23. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Negara X    X 24. BVIC Bank Victoria Internasional Tbk   X X 25. INPC Bank Artha Graha Int. Tbk    X X 26. LPBN Lippo Bank Tbk X X   X 27. MAYA Bank Mayapada Tbk   X X 28. MCOR Bank Windu Kentjana Int. Tbk   X X 29. MEGA Bank Mega Tbk  X   X 30. NISP Bank OCBC NISP Tbk X    X 31. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk  X   X 32. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906    X X Sumber : data diolah Penulis, 2013

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan, maka sampel yang diambil dari populasi diatas sebanyak 4 perusahaan selama tahun 2009-2011. Berikut


(52)

adalah sampel perusahaan perbankan yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu.

Tabel 3.2

Daftar Sample Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1. BBNI Bank Negara Indonesia tbk Sampel 1 2. BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk Sampel 2 3. BBTN Bank Tabungan Negara Tbk Sampel 3 4. BMRI Bank Mandiri Tbk Sampel 4 Sumber : data diolah Penulis, 2013

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal yang bersumber dari luar perusahaan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu :

a. Studi Pustaka

Penelitian ini dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu.

b. Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan triwulan masing-masing perusahaan yang diperoleh dari website bank masing-masing, yaitu juga website Bursa Efek Indonesia, yait


(53)

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang peneliti gunakan di dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) yang dijelaskan di bawah ini :

3.5.1 Variabel Dependen (Y)

“Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang tergantung pada variabel lain”, (Erlina, 2011:36). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba (Y). Laba merupakan cerminan dari sumber-sumber potensial ekonomi yang berasal dari aktivitas-aktivitas perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Pertumbuhan laba berarti terjadi kenaikan atau penurunan dari aktiva dan kewajiban yang diolah dan berpengaruh terhadap modal perusahaan. Rumus pertumbuhan laba sebagai berikut :

Keterangan:

ΔYn : pertumbuhan laba tahun ke-n yn : laba tahun ke-n

yn-1: laba tahun sebelumnya n : tahun ke-n

∆��= �� −(�� − �)


(54)

3.5.2 Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dapat memberikan pengaruh kepada variabel terikat (Erlina, 2011:36). Variabel independen (X) di dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Loan to Deposit Ratio (X1)

Kasmir (2008:225) menjelaskan bahwa “loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat”. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%.

Berikut ini rumus perhitungan LDR :

b. Capital Adequancy Ratio (X2)

Menurut Irmayanto (2009:91), “Capital Adequacy Ratio merupakan rasio mengukur seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank”. Rasio ini juga turut memperhitungkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada

LDR = Totalkredityangdiberikan


(55)

neraca bank dikalikan dengan bobot resikonya. Berikut rumus perhitungan untuk CAR :

c. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) atau X3

“Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang dilakukan oleh bank untuk mengukur besarnya biaya bank yang digunakan untuk memeperoleh earning asset” (Kasmir, 2008:245). Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Secara sistematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut :

CAR = Modalbank

ATMR

x100%

BOPO = Biayaoperasional


(56)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Skala

DEPENDEN Dependen Pertumbuhan Laba (Y) Tingkat pertumbuhan laba tahun X dengan tahun

sebelumnya.

∆Yn =yn−(yn−1)

yn−1 Rasio

INDEPENDEN Independen LDR (X1) Rasio ini menunjukkan seberapa jauh kemempuan bank membayar kembali penerikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai

sumber likuiditasnya.

LDR =jumlah kredit yang diberikan total dana pihak ketiga

× 100% Rasio Independen CAR (X2) Rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko.

CAR =Modal bank

ATMR × 100% Rasio

Independen BOPO (X3) Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi.

BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional

× 100%

Rasio


(57)

3.6 Tekhnik Analisis Data

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan Software SPSS Versi 18.0 For Windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.6.1.1 Uji Normalitas

“Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam pengujian hipotesis kelak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal”, (Sulaiman, 2004:89).

Peneliti menggunakan uji Krogomolov Smirnov untuk menguji normalitas data. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Selain itu uji normalitas data juga dapat dilakukan dengan analisis grafik dan histogram juga dengan analisis statistik.


(58)

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

“Uji ini bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen”, (Erlina, 2011:102). Cara mendeteksi multikolonearitas yaitu dengan melihat nilai VIF dankorelasi diantara variabel independen.

Nilai cut off yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah tolarance < 0,10 atau nilai VIF > 10 maka mengindikasikan terjadi multikolinearitas.

3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau tidak antara variabel bebas. Multikolinearitas berarti ada hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi”, (Sulaiman, 2004:89). Adapun cara pendeteksiannya adalah jika multikolinearitas tinggi, seseorang mungkin memperoleh R2 yang tinggi.. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis :


(59)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

“Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 pada model regresi dalam suatu model regresi linier beganda”, (Sulaiman, 2004:89). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti dapat disimpulkan 3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 berarti autokorelasi


(60)

3.6.2 Pengujian Hipotesis

“Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antarvariabel”, (Erlina, 2011:75). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, peneliti juga menggunakan uji kriteria statistik yang terdiri dari uji R² (Koefisien Determinasi), uji signifikansi parsial (t-test) dan uji signifikansi simultan (F-test).

3.6.2.1 Analisis Regresi Berganda

Model regresi yang digunakan yaitu : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan :

Y = variabel dependen (Pertumbuhan Laba) α = konstanta

β1,β2,β3..= koefisien regresi

X1 = Loan to Deposit Ratio (LDR) X2 = Capital Adequancy Ratio (CAR)

X3 = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) e = tingkat error atau variabel pengganggu


(61)

3.6.2.2 Uji Kriteria Statistik

3.6.2.2.1 Uji R² (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat. “Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen”, (Sulaiman, 2004 : 86).

3.6.2.2.2 Uji Parsial (T-test)

“Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan”, (Sulaiman, 2004:86).

Langkah-langkah Uji T adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan Hipotesis

H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(1)

Lampiran 13 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.111 .531 2.094 .042

LDR -.005 .003 -.287 -1.706 .095

CAR .029 .026 .169 1.117 .270

BOPO -.009 .007 -.209 -1.285 .205

a. Dependent Variable: PERT.LABA

Lampiran 14 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .774 3 .258 2.742 .054a

Residual 4.139 44 .094

Total 4.912 47

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: PERT.LABA


(2)

Lampiran 15 DAFTAR F-TABEL

Tingkat Significant 5% Variabel Independen 3

Df2 Df1

1 2 3 4 5

1 161 199 216 225 230

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52


(3)

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44

42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43

44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42

46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42

47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41

48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41

49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40

50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40


(4)

DAFTAR t-TABEL Tingkat Significant 5%

Df Significant

0.025 0.05

1 6.31375 12.70620

2 2.91999 4.30265

3 2.35336 3.18245

4 2.13185 2.77645

5 2.01505 2.57058

6 1.94318 2.44691

7 1.89458 2.36462

8 1.85955 2.30600

9 1.83311 2.26216

10 1.81246 2.22814

11 1.79588 2.20099

12 1.78229 2.17881

13 1.77093 2.16037

14 1.76131 2.14479

15 1.75305 2.13145

16 1.74588 2.11991

17 1.73961 2.10982

18 1.73406 2.10092

19 1.72913 2.09302

20 1.72472 2.08596

21 1.72074 2.07961

22 1.71714 2.07387

23 1.71387 2.06866

24 1.71088 2.06390

25 1.70814 2.05954

26 1.70562 2.05553

27 1.70329 2.05183

28 1.70113 2.04841

29 1.69913 2.04523

30 1.69726 2.04227

31 1.69552 2.03951

32 1.69389 2.03693

33 1.69236 2.03452

34 1.69092 2.03224

35 1.68957 2.03011

36 1.68830 2.02809

37 1.68709 2.02619


(5)

39 1.68488 2.02269

40 1.68385 2.02108

41 1.68288 2.01954

42 1.68195 2.01808

43 1.68107 2.01669

44 1.68023 2.01537

45 1.67943 2.01410

46 1.67866 2.01290

47 1.67793 2.01174

48 1.67722 2.01063

49 1.67655 2.00958

50 1.67591 2.00856


(6)

Jadwal Penelitian

Tahapan penelitian Desember

2012

Januari 2013

Februari 2013

Maret 2013

April 2013

Mei 2013

Juni 2013

Juli 2013 Pengajuan Judul

Bimbingan dan perbaikan penulisan skripsi

Pengolahan data dan penulisan skripsi Bimbingan dan Penyelesaian skripsi Ujian Komprehensif


Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Pengaruh Return on Assets, Capital Adequacy Ratio, BOPO, Loan to Deposit Ratio, terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI

12 45 79

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 90

Pengaruh Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabililtas Perusahaan Perbankan.

0 0 12

Analisis pengaruh non performing loan, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio dan net interest margin terhadap profitabilitas perbankan : studi empiris di industri perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2011.

0 0 166

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN INTEREST RISK RATIO TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 116

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

0 0 24

CAPITAL ADEQUANCY RATIO, DAN OPERATIONAL EFFICIENCY TERHADAP PERTUMBUHAN TINGKAT LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR di BEI UNTUK PERIODE 2009-2011

0 0 11