87
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti serta berbagai informasi yang telah diperoleh, maka dari penelitian ini dapat diberikan
beberapa saran antara lain: 1.
Bagi Sekolah Sekolah menambah berbagai fasilitas olahraga lainnya mengingat
prestasi dan animo masyarakat akan kelas olahraga sangat tinggi. Kemudian memaksimalkan lahan kosong untuk kegiatan
pembelajaran agar mampu memaksimalkan potensi dari siswa serta membuat siswa menjadi lebih nyaman dalam kegiatan belajar
mengajar baik K-BIO maupun akademik reguler. 2.
Bagi Guru Guru harus lebih sabar dan memahami dalam memberikan materi
pembelajaran dalam kelas untuk para siswa K-BIO karena siswa K-BIO belum dapat maksimal dalam mengikuti kegiatan akademik
yang monoton. Guru sebaiknya mengajar dengan menarik dan dengan hal yang dapat menarik perhatian siswa misal dengan
menambahkan unsur olahraga di kegiatan belajar mengajar. 3.
Bagi Pelatih Pelatih harus lebih memahami bagaimana kondisi siswanya.
Sesuaikan jam latihan dengan jam kosong siswa dan memberikan motivasi agar siswa bersemangat kembali untuk mengikuti
kompetisi selanjutnya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, dkk. 2007.
Ilmu Pendidikan
. Jakarta: PT Rineka Cipta. Agus Kristiyanto. 2013.
Riset Futuristik Keolahragaan Inspirasi Substansi Metodologi
. Yogyakarta: Graha Ilmu. Andi Setiawan 2014. Perbedaan Sikap Sosial Antara Siswa Kelas VIII Olahraga
Dengan Siswa Kelas VIII Reguler DI SMP NEGERI 2 Tempel Sleman. S1
Skripsi
. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Arif Rohman. 2009.
Kebijakan Pendidikan
. Buku Ajar, Universitas Negeri Yogyakarta
Arif Rohman. 2012.
Kebijakan Pendidikan Analisis Dinamika Formulasi dan Implementasi
. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Mendikdasmen. 2010.
Panduan Pelaksanaan Program Kelas Olahraga. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Dwi Nugroho 2013. Sistem Pembinaan Prestasi Kelas Olahraga Cabang Olahraga Atletik SMP D.I.Yogyakarta. S1 Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Harsuki
.
2003.
Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar
. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
H.A.R Tilaar. 2008.
Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kempora, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
Komarudin. 2015.
Psikologi Olahraga
. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Muthia Umi Setyoningrum 2013. Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di
Sekolah Menengah Atas SMA Kota Yogyakarta.
S1 Skripsi
. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Mumuk Mulyasih 2012. Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Program Kelas Olahraga di SMP N 13 Yogyakarta.
S1 Skripsi
. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY
Soeganda Poerbakawaca dan H.A.H. Harahap 1981.
Ensikopledi Pendidikan
. Jakarta: Gunung Agung.
Sugiyono. 2010.
Memahami Penelitian Kualitatif
. Bandung: Alfabeta.
89 Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD
. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
90
LAMPIRAN
91 Lampiran 1. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN Observasi 1
Hari : Kamis
Tanggal : 28 April 2016
Pukul 07.30 WIB, peneliti berkunjung ke SMA Negeri 1 Sewon untuk melihat secara langsung Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri
1 Sewon. Pada hari kamis merupakan kelas cabor secara kesuluruhan. Secara serentak seluruh cabor melakukan kegiatan kepelatihan di SMA Negeri 1 Sewon
dan berbagai tempat di sekitar sekolah yang memungkinkan untuk kelas cabor. Peneliti pada hari itu melihat dan mengamati kegiatan cabor bola basket. Jumlah
siswa basket yang mengikuti kelas sebanyak 10 orang. Hal ini dikarenakan kelas basket sedang ada event yang harus diikuti diluar sekolah sehingga siswa yang
stay di kelas hanya beberapa. Jadwal kelas olahraga sampai dengan 08.30-09.00 WIB. Jam ini untuk seluruh cabor di SMA Negeri 1 Sewon. Kelas olahraga
disekolah yaitu taekwondo, karate, silat, basket, bulu tangkis, voli, sepak bola. Sementara atletik, tenis lapangan, voli putri, bulu tangkis, dan panahan tersebar di
lokasi yang telah disediakan sekolah.
Observasi 2 Hari
: Selasa Tanggal
: 3 Mei 2016
Pada pukul 07.30 WIB, peneliti mengamati serta berbincang dengan pelatih Kelas sepak bola. Total siswa yang mengikuti kelas olahraga cabor sepak
92 bola yaitu 18 siswa kelas XI , 9 siswa kelas X. Seluruh siswa mengikuti program
pelatihan yang telah dipersiapkan oleh pelatih. Hubungan antara pelatih dan siswa juga sangat akrab dan tidak ada perbedaan antara kelas XI dan X. Pada waktu
peneliti ke sekolah, kelas XII sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar efektif di sekolah terutama kelas olahraga. Oleh karena itu peneliti jarang melihat siswa
kelas XII berada di sekolah dan mengikuti program kepelatihan. Program kepelatihan biasanya adalah untuk fisik. Tujuannya agar fisik siswa terlatih untuk
pertandingan selanjutnya dan siswa mengikuti program kepelatihan dengan tertib. Seluruh siswa dan pelatih sangat menikmati kegiatan kelas olahraga tersebut,
terlebih siswa karena mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat mereka. Selain itu siswa juga bisa langsung mengetahui kekurangan siswa tersebut
sehingga lebih mudah diketahui dan diperbaiki untuk lebih baik lagi.
Observasi 3 Hari
: Selasa Tanggal
: 17 Mei 2016
Pukul 07.20 peneliti kembali ke sekolah untuk mengamati kegiatan cabor di SMA Negeri 1 Sewon. Namun pada hari itu para siswa seluruh cabor
berkumpul di GOR SMA Negeri 1 Sewon untuk melakukan tes kebugaran dari Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kebugaran para siswa dari seluruh cabor baik putra maupun putri. Hal ini biasanya rutin dilakukan sekolah sekaligus tempat praktik untuk mahasiswa jurusan gizi
serta mengukur sejauh mana kebugaran para siswa. Dari tes kebugaran tersebut yang memiliki kebugaran tubuh baik ada di cabor bulu tangkis putra, voli putri,
93 sepak bola. Lokasi tes kebugaran untuk putri di GOR SMA Negeri 1 Sewon dan
untuk putra di lapangan sepak bola sekolah.
Observasi 4 Hari
: Rabu Tanggal
: 18 Mei 2016
Pada pukul 10.00 peneliti mengamati proses kegiatan belajar mengajar kelas XI IPS3. Kelas tersebut merupakan kelas olahraga dan peneliti sengaja
memilih hari dimana tidak ada kelas cabor karena peneliti ingin melihat kegiatan akademik para siswa kelas olahraga. Ketika guru sudah ada di dalam kelas,
sebagian murid laki-laki belum masuk ke dalam ruang kelas. Baru setelah 20 menit setelah guru memberikan materi pada saat itu pelajaran Bahasa Jawa, para
siswa yang mayoritas adalah siswa laki-laki mulai mengikuti pembelajaran akademik. Antusias siswa dalam mengikuti mata pelajaran juga tidak sebesar
ketika mereka mengikuti Kelas Bakat Istimewa Olahraga K-BIO di pagi hari. Ketika peneliti mengkonfirmasi kepada guru yang mengampu mata pelajaran saat
itu memang diakui bahwa dari sisi akademik mereka kurang begitu tertarik dengan pembelajarannya. Namun ketika mereka sudah di lapangan mereka akan
benar-benar mengembangkan diri mereka sendiri.
Observasi 5 Hari
: Kamis Tanggal
: 19 Mei 2016
Pada pukul 07.15 peneliti melakukan pengamatan K-BIO cabor voli putra dan bertemu bapak Suranto atau pak gembil sebagai pelatih. Peneliti melakukan
94 wawancara, dokumentasi, serta mengamati bagaimana siswa dalam mengikuti
program kepelatihan. Kebetulan pada saat itu ada siswa kelas XII yang sedang berada di lapangan dikarenakan untuk persiapan event AAU yang di
selenggarakan oleh Akademi Angkatan Udara secara rutin. Kejuaraan AAU Cup merupakan agenda rutin untuk cabor voli dalam meningkatkan eksistensi serta
prestasi mereka dan voli putra selalu menjuarai event tersebut. Kegiatan cabor pada waktu itu dan biasanya antara lain passing, serving, smashing dan blocking.
Jumlah TIM 12 anak dikarenakan kelas XII sudah tidak ada kegiatan cabor dan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Observasi 6 Hari
: Sabtu Tanggal
: 18 Juni 2016
Pukul 08.00 peneliti membuat surat pernyataan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Sewon. Hal ini dibarengi dengan berakhirnya kegiatan belajar
mengajar dan kegiatan cabor kelas olahraga pada semester 2 tahun ajaran 2016. Suasana sekolah juga cenderung sepi, hanya beberapa siswa yang datang ke
sekolah untuk mempersiapkan berbagai event sekolah dan kegiatan remedial untuk sebagian siswa reguler maupun kelas olahraga yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dari sekolah.
95 Lampiran 2: Dokumentasi Foto
Gambar 1. Kelas Voli Putra Gambar 2. Kelas Sepak Bola
Gambar 3. Kelas Basket Gambar 4. Briefing Pelatih
Gambar 5. Tes Kebugaran Putri Gambar 6. Tes Kebugaran Putra
96
Gambar 7. Tes sit up Gambar 8. Tes push up
Gambar 9. Tes kesehatan
Gambar 10. Mengukur tinggi badan
Gambar 11. Tes Cabang Olahraga Gambar 12. Pengisian blangko
97 Lampiran 3: Reduksi data hasil wawancara
Reduksi Data Hasil Wawancara Implementasi Kebijakan Kelas Olahraga di SMA Negeri 1 Sewon
1. Apa saja program K-BIO di SMA Negeri 1 Sewon?
SR
: Kalau KKO masing-masing ada voli, itu spesialis voli. Kemudian pencak silat di GOR dalam. Ada Karate, Sepakbola, Basket, dll. Jadi ini jamnya
bareng-bareng, tapi voli putri di GOR Patalan.
TH:
Kalau yang disekolah itu ada basket, sepak bola, voli putra, karate, taekwondo, pencak silat. Kalau yang diluar sekolah itu ada bulu tangkis, voli
putri, tenis, atletik, panahan.
RF:
Disekolah itu ada sepak bola, basket, taekwondo, karate, pencak silat sama voli putra itudisini. Kalau yang diluar ada bulu tangkis, panahan,
atletik, tenis, voli putri dan lain-lain.
Kesimpulan: Program-program K-BIO terdiri dari berbagai cabang olahraga
antara lain: Basket, Voli Putra, Voli Putri, Panahan, Karate, Taekwondo, Pencak Silat, Bulu Tangkis, Atletik, Tenis Lapangan. Para pelatih cabor
terdiri dari pelatih basket, pelatih voli putra, pelatih voli putri, 2 dua pelatih sepak bola, pelatih bulu tangkis, pelatih karate, pelatih taekwondo, pelatih
pencak silat, pelatih panahan, pelatih atletik dan pelatih tenis lapangan. 2.
Siapa yang membuat program latihan K-BIO? Kemudian programnya apa saja?
SR:
Yang buat program itu pelatih mbak, terus programnya itu kalau latihan itu memang rutinitas, kalau jangka panjangnya biasanya untuk event misal
98
porseni. Jika ada event tertentu jamnya ditambah, diluar jam biasanya separingan. Kalo voli seminggu dua kali.
TH:
Yang membuat pelatih masing-masing cabor sendiri biasanya program- programnya yang basic dulu kalau lagi event kalo ada nanti jamnya
ditambah diluar jam pelajaran K-BIO.
RF:
Yang buat programnya pelatih terus anak-anak tinggal latihan pagi dan sore. Kalau sore biasanya kesepakatan bersama anak-anak waktu free kapan
atau ada event apa.
Kesimpulan: program latihan K-BIO dibuat oleh para pelatih yang telah
ditunjuk oleh sekolah dan profesional di bidang cabor masing-masing. 3.
Apa faktor pendukung dan penghambat dari implementasi program K-BIO?
SR:
Faktor pendukungnya kalau motivasi anak-anak tinggi maka latihannya akan tertib. Faktor penghambat mungkin siswa yang letih tidak bisa
mengikuti K-BIO biasanya dipersilahkan untuk ijin tidak mengikuti latihan.
AN:
Faktor pendukungnya sih ada senengnya. Senengnya sesuai dengan akunya. Sesuai kemampuanku tapi penghambatnya kalo abis olahraga 3jam
abis itu pelajaran sampe sore terus sore ada jam tambahan olahraga juga kan capek sebenernya
DCP:
Faktor pendukungnya sih seneng sama suasana sekelas bisa kompak.
Kalau rame-rame gitu mbak jadi ga terlalu terkekang banget. Kalo
penghambat kadang pelajaran ga fokus soalnya capek sama ngantuk.
DKN:
Faktor pendukungnya sih temennya bisa kompak. yaa seneng sih dan ada susahnya. Senangnya bisa kompak dan bercanda bareng. Susahnya ya
99
kecapekan. Seneng sih bisa masuk kelas ola hraga. Tetep difokusin olahraga
sama pelajaran. Kadang pelajaran kurang fokus soalnya kecapekan
MS:
Tentunya banyak, karena harus didukung atau istilahnya anak-anak olahraga harus sama standarnya dengan yang reguler maka dalam kegiatan
belajar mengajar ada hambatan.
TH:
Faktor pendukungnya dari anak-anak sendiri. Kalau anak-anaknya semangat, maka latihan juga bisa semangat. Kalau kelihatan capek istirahat
minum kemudian dilanjutkan lagi dan mereka harus tertib mengikuti kegiatan ini.
RF:
Kalau anak-anak semangat dan fit maka program berjalan dengan baik. Kalau siswa kurang enak badan boleh ijin.
TH:
Faktor pendukungnya dari anak-anak sendiri. Kalau anak-anaknya semangat, maka latihan juga bisa semangat. Kalau kelihatan capek istirahat
minum kemudian dilanjutkan lagi dan mereka harus tertib mengikuti kegiatan ini.
Kesimpulan: Faktor pendukung dan penghambat berasal dari siswa K-BIO.
Oleh karena itu pelatih harus menyesuaikan kondisi dari siswa agar program K-BIO berjalan maksimal tanpa mengganggu kelas akademik siswa.
4. Kapan kegiatan K-BIO berlangsung?
SR:
Selesai jam 9 kurang atau jam 9 kemudian masuk kelas akademik. Biasanya tergantung anaknya. Jika cuaca panas biasanya jam sembilan
kurang sudah masuk kelas reguler.
100
TH:
Kalau masuknya rutin jam 7 tujuh kemudian selesai jam 08.30 atau tergantung siswanya karena siswa langsung ke pelajaran biasa nanti
takutnya kalau kelamaan jadi kurang fokus di pelajaran. Kan biasanya sebelum pelajaran pada mandi dulu.
RF:
Mulai jam 07.00 sampai jam ketiga jam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk jam kita mengikuti jam sekolah dan tergantung anaknya.
Jika cuaca panas biasanya jam sembilan kurang sudah masuk kelas reguler.
DCP
: Kalau pagi latihan sampai jam 9an terus habis itu masuk pelajaran seperti biasa.
DKN: pagi latihan sampai jam sembilan. Kesimpulan: Kelas K-BIO dimulai pukul 07.00 hingga jam ketiga
kegiatan belajar mengajar akademik sekolah. 5.
Apakah ada jam latihan cabor diluar jam K-BIO?
SR:
Jam sore sesuai dengan kesepakatan dan diluar ekstrakurikuler. Kegiatan diluar kelas biasanya separingan supaya anak tidak jenuh
biasanya dicarikan separingan yang lebih baikideal. Biasanya sama baja, samudra dan klub besar lainnya atau bisa dari kampung yang memiliki
pemain yang profesional.
AN:
Ada. Jam ekstrakurikuler gaada, biasanya tergantung pelatih mau nambah jam sore gimana. Kalo di kecabangan itu baru ada jam sore
sesuai dengan atlet. Mereka ada jamnya yang kosong itu kapan. Soalnya beda-beda klub jadi harus menyesuaikan.
101
DCP:
Dari pelatih biasanya ada jam tambahan biasanya stengah 5 sama pagi fisik jam 6 lebih sedikit ke sekolah mandi sore latihan lagi. Sore
kadang-kadang jam 5 bisa sampe sampe isya. Dilanjutin dari abis isya sampai jam 10. Itu kalo ada event aja kalo gaada event ya gaada
tambahan cuma kelas biasa.
DKN:
ntar kalau ada tambahan ya ikut tambahan. Biasanya kalo ada event tertentu jamnya ditambah.
MS:
Artinya karena harus tambah jam. 9 jam per minggu berarti kan anak-anak itu pulangnya juga harus lebih belakang atau jamnya sampai
jam 10-11. Sedangkan kegiatan anak-anak juga ada klub diluar.biasanya sebelum disini juga sudah punya klub masing-masing.
TH:
Ada dan itu tergantung anak-anaknya atau event yang mau dilombakan. Kalau misal ada event biasanya latihan atau separingan
antar siswa biasanya untuk pernafasan supaya ga terlalu terforsir waktu event jadi mungkin keterampilan masing-masing anak
Kesimpulan: Jam tambahan K-BIO dilaksanakan pada sore hari diluar
jam pelajaran atau sesuai kesepakatan antara siswa dan pelatih. jam tambahan tidak mengganggu kegiatan akademik siswa.
6. Bagaimana siswa memotivasi dirinya sendiri?
AN:
Memotivasi diri aku sendiri yaaa kan aku sebagai toaser mau gamau aku harus siap soalnya toaser perbandingannya 1:5 jadi perannya penting
banget jadi aku harus bisa fit dan keliatan ga capek biasanya minum vitamin apa gitu biar ga kelihatan capek.
102
DCP:
Dorongan dari orangtua soalnya masuk kelas olahraga disini tidak mudah. Jaga kesehatan supaya tetep fit
DKN
: biasanya orangtua ngasih nasihat gitu biar tetep semangat. Ditambah istirahat cukup supaya tetep fit pas di K-BIO atau dikelas biasa.
103 Lampiran 4: Transkip Wawancara
Transkip Wawancara Pelatih Voli Putri SMA Negeri 1 Sewon
Kamis, 19 Mei 2016 A.
Identitas Diri
a. Nama: Bapak Suranto
b. Jabatan: Pelatih Voli Putri
B. Pertanyaan Penelitian