15 dewasa ini yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan, kebijakan
pendidikan intuitif tidak lagi mendapatkan tempatnya. 13.
Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat. Kebijakan pendidikan yang kurang jelas arahnya akan mengorbankan
kepentingan peserta didik. Proses pendidikan adalah proses yang menghormati kebebasan peserta didik. Ujian atau evaluasi pendidikan
nasional seharusnya dapat memberikan input bagi verifikasi serta penyesuaian kebijakan-kebijakan pendidikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. 14.
Kebijakan pendidikan diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan peserta didik dan bukan kepuasan birokrat.
3. Implementasi Kebijakan Pendidikan
Implementasi menurut kamus Webster diartikan sebagai
to provide the means for carrying out
menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu;
to give practical effect to
menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu. Sehingga implementasi kebijakan merupakan proses menjalankan keputusan
kebijakan. Sedangkan Van Meter dan Van Horn mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh
individu-individupejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan kepada pencapaian tujuan kebijakan yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Dalam proses implementasi mencakup tugas-tugas “membentuk suatu ikatan yang memungkinkan arah suatu kebijakan dapat
direalisasikan sebagai hasil dari aktivitas pemerintah”.
16 Implementasi kebijakan pada dasarnya merupakan aktivitas mengoperasikan
sebuah program. Ada tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program, yaitu: a pengorganisasian, b interpretasi, dan c aplikasi. Ketiga aktivitas
tersebut juga berlaku dalam implementasi kebijakan pendidikan. Dalam implementasi kebijakan pendidikan tidak menjadi monopoli birokrasi
pendidikan yang secara hirarkhis berjenjang dari jajaran kantor Kementrian Pendidikan Nasional Pusat sampai jajaran paling bawah yaitu Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan. Pemerintah, masyarakat dan sekolah secara ideal bisa bersama-sama saling membahu dalam bekerja dan melaksanakan tugas
implementasi kebijakan pendidikan tadi. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Suatu implementasi kebijakan akan menghasilkan keberhasilan yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dan kelompok yang menjadi sasaran
kebijakan tersebut. Arif Rohman 2009: 147 menyatakan, bahwa ada tiga faktor yang yang dapat menentukan kegagalan dan keberhasilan dalam
inplementasi kebijakan yaitu: a. Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para
pengambil keputusan, menyangkut kalimatnya jelas atau tidak, sasarannya tepat atau tidak, mudah dipahami atau tidak, mudah diinterpretasikan atau
tidak, dan terlalu sulit dilaksanakan atau tidak. b. Faktor yang terletak pada personil pelaksana, yakni yang menyangkut
tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi, komitmen, kesetiaan, kinerja, kepercayaan diri, kebiasaan-kebiasaan, serta kemampuan kerjasama dari para
17 pelaku pelaksana kebijakan. Termasuk dalam personil pelaksana adalah latar
belakang budaya, bahasa, serta ideologi kepartaian masingmasing.semua itu akan sangat mempengaruhi cara kerja mereka secara kolektif dalam
menjalankan misi implementasi kebijakan. c. Faktor yang terletak pada sistem organisasi pelaksana, yakni menyangkut
jaringan sistem, hirarki kewenangan masing-masing peran, model distribusi pekerjaan, gaya kepemimpinan dari pemimpin organisasinya, aturan main
organisasi, target masing-masing tahap yang ditetapkan, model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang dipilih.
B. Kebijakan Kelas Olahraga