I bu I mrori aktor yang memulai karir sebagai buruh sehingga

61 Relasi kekeluargaan antara M bak Ul dan Pak Abidin menjadi sumber modal bagi mereka berdua. Dalam perkembangan selanjutnya saling membantu sampai pada modal berupa uang. Jika dalam kondisi waktu pembayaran, kemudian salah satunya belum memiliki uang, maka mereka akan saling membantu. Dengan catatan harus dibayar, tanpa bunga. Akses modal menjadi lebih mudah bagi mereka. M bak Ul cerdas dalam berinovasi membangun sistem pemasaran baru yang memungkin pasarnya menjadi semakin luas dan tersistematis. Sistem pemasaran yang dibentuk mbak UL adalah Sistem Sales. Sistem ini mampu menjangkau pasar ke kelompok-kelompok sosial terkecil di desa-desa. Saat ini, usaha konveksi milik mbak Ul adalah yang paling eksis dibandingkan IKRT lainnya di Tingkir Lor. Hal ini dilihat dari ketersediaan stok bahan baku di tempat produksi. Aktivitas produksi sangat ramai terjadi di Ribel. Omzet yang dicapai oleh Ribel, adalah 150.000.000 sampai 200.000.000 setiap bulan. Ini menjadi standar pendapatan tertinggi usaha konveksi di Tingkir lor saat ini.Usaha konveksi milik mbak Ul bisa eksis karena cerdas memanfaatkan peluang dan jaringan sosial.

5. I bu I mrori aktor yang memulai karir sebagai buruh sehingga

bisa meraih posisi pengusaha Ibu Imrori perempuan yang ramah dan bersahaja, bercita-cita kuat untuk profesinya sebagai pengusaha konveksi. Karena itu beliau menrintisnya dengan jalan menjadi buruh jahit sejak tahun 1980 hingga 1989. Di tahun 1990 beliau meningkatkan kedudukannya sebagai pengusaha kecil konveksi. Usaha konveksi yang dibuka dalam waktu yang bersamaan dengan mbak Ul di tahun 1990, adalah usaha konveksi milik keluarga Imrori. Sebelumnya ibu Imrori adalah seorang buruh jahit yang mengambil jahitan milik tetangga untuk beliau jahitkan di rumahnya. Karena relasi persahabatan suaminya dengan seorang pengusaha di garmen ungaran, bu Imrori diberikan modal sebanyak 5 juta rupiah berupa limbah kain. M odal pemberian teman itu ditambah dengan 62 simpanan dari hasil kerja sebagai buruh jahit, bu I mrori dan suaminya memulai usaha konveksi. M eskipun usaha konveksi keluarga Imrori dimulai dalam waktu yang sama dengan Ribel, namun mereka punya strategi agar tidak tenggelam oleh arus kehebatan Ribel. M ereka memfokuskan produksi pada produk tertentu yakni celana kolor. Sedangkan Ribel lebih berkembang dengan produk sepreinya. Dalam hal pemasaran, pak Imrori tidak berebut pasar dengan Ribel. Usaha Konveksi pak Imrori memasarkan produk celana kolornya ke luar pulau jawa yakni Kalimantan, Sumatera dan Bali. Pak Imrori seorang tokoh agama berusia 46 tahun dan sangat familiar dengan siapa saja. Dengan sikap familiarnya, beliau berupaya menjaga hubungan baik dengan karyawan. Karena karyawan sangat menentukan berjalannya usaha menurut beliau. Kepercayaan penuh diberikan kepada karyawan. Bahkan adapula karyawan yang diberikan mesin jahit yang sudah agak tua, untuk menjahit di rumah mereka. Dalam wawancara penulis dengan beberapa karyawannya, mereka sangat menghormati dan setia kepada pak Imrori dan istrinya. Ada Sistem Patron dan Klien yang dibangun dalam relasi karyawan dan pemilik IKRT.

6. M as Susilo dan M bak Nur pasangan muda berpendidikan tinggi