57
harus dirawat di rumah sakit, sehingga biaya habis terserap untuk perawatan tersebut.
Untuk mempertahankan usahanya tetap eksis, pak shodiq akan menjual asetnya. Kutipan penggalan wawancara penulis dengan pak
shodiq demikian:
Saya mau bangkit lagi, dengan cara menjual tanah kering beserta rumah 3 Ha harus cash. Ada yang 5000M, 4000M, saya
tawarkan. Ada juga sawah beberapa Hektar. Mana yang payu lebih dulu, saya jual. Untuk modal bisa kulakan lagi. Semua
itu dulunya saya beli dari hasil usaha konveksi saya bersama almarhum ibu.
Hingga kini Usaha konveksi keluarga pak M at Shodiq masih tetap produksi meskipun mengalami perlambatan. M ereka berproduksi
dengan menggunakan bahan baku sisa yang di stoknya selama ini. M enurut beliau sudah 6 bulan, tidak kulakan bahan baku sama sekali.
Kalau dulu semua kebutuhan hidupnya digantungkan pada usaha konveksi, sekarang supaya tetap bisa makan pak M at Shodiq
mengambil hasil sawah yang dulu dibeli dari hasil konveksi.
10
2. I bu M usropah aktor yang menggunakan modal simbolik
suaminya untuk beralih profesi Selain Pak M at Shodiq, adapula Ibu M usropah wanita berusia
57 tahun, yang memanfaatkan peluang dengan kehadiran Damatex. Ibu M usropah yang membuka usahanya sekitar tahun 1987. Pada tahun-
tahun tersebut, beliau mengambil kain sebanyak 5 sampai 6 Bagor setiap 2 minggu. 1 bagor menurut pengamatan penulis sekitar 20 kg.
Berarti setiap 2 minggu ibu Musropah mengambil 100 kg kain limbah dari Damatex pada saat itu.
Pada bulan M aret tahun 2012 saat pertama kali penulis mewanwancarai ibu M usropah, beliau mengungkapkan usahanya
sekarang tidak selancar dulu, tetapi masih berjalan. Saat itu beliau masih punya 3 karyawan yang bekerja di tempat produksi. Beliau masih
10
Transkripwawancarapenulisbersamapak Mat Shodiqtanggal 31 April 2012
58
membeli bahan baku sendiri dan memproduksi celana kolor, celemek, seprei, sarung bantal, dan lainnya.
Pada tanggal 24 Januari 2013 ketika penulis berkunjung lagi ke Tingkir Lor, usaha konveksi Ibu M usropah sudah semakin merosot.
Beliau sudah sangat jarang membeli bahan baku. Karena sudah semakin sulit dan dan kalaupun ada harganya mahal. Ditambah pula kondisi
internal, yangmana anak-anaknya harus menikah dan tinggal terpisah dari beliau. Ibu Musropah kehilangan tenaga kerja.
Dengan berbekal modal simbolik suaminya sebagai seorang tokoh agama di Tingkir Lor, ibu M usropah mendapatkan peluang untuk
menjual produk dari rekan-rekan pengusahanya yang masih eksis. Kebetulan juga rumah bu M usropah lebih dekat ke jalan raya, sehingga
memungkinkan beliau untuk menjual produk-produk tersebut. Beliau hanya menjual produk seprei milik mbak UL, Celana milik pak Abidin.
Dari hasil penjualan beliau mendapatkan keuntungan meskipun hanya seribu atau dua ribu kata bu M usropah. Jadi, untuk tetap bertahan
hidup, beliau sudah beralih profesi sebagai pedagang.
3. Pak abidin aktor yang pantang menyerah, memegang kuat