37
Lanjutan Tabel 2.1
Sumber: Gill et al 2010, Amidu dan Abor 2006, Dewi 2008, Pujiastuti 2008, Hadianto dan Herlina 2010, D’Souza 1999, Marlina dan Danica 2009, Marietta dan
Sampurno 2013, dan Hadiwidjaja 2008
2.4 Kerangka Konseptual
Dividen merupakan keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham dari hasil investasi pada suatu saham perusahaan. Investor yang menginvestasikan
modalnya dengan membeli surat berharga atau saham di pasar modal memiliki tujuan untuk memaksimumkan kekayaan yang diperoleh dari pembagian dividen.
Pembagian dividen yang akan dibagikan kepada investor secara umum dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh serta kebijakan pembagian dividen
yang ditetapkan oleh perusahaan Dividen Policy. Jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan atau pendapatan tiap lembar
disebut rasio pembayaran dividen Dividend Payout ratio Keown,2000:606. Aspek yang diperhatikan dari kebijakan dividen perusahaan adalah
menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan
9. Rini
Dwiyani Hadiwidjaja
2008 “Analisis
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Dividend
Payout Ratio Pada
Perusahaan Manufaktur
Indonesia” Cash Ratio,
Debt to equity ratio DER,
Net Profit Margin
NPM, Return on
Investment ROI, Tax
Rate,
dan Dividend
Payout Ratio Analisis
regresi linier
berganda Variabel ROI
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap DPR. Variabel Tax Rate
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap DPR. Sedangkan
variabel cash ratio, DER , dan NPM
tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap DPR.
Universitas Sumatera Utara
38
penambahan laba ditahan perusahaan. Maka dari itu sangat penting bagi perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan dividen yang optimal bagi
perusahaan. Brigham dan Houston 2001: 66 menyatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan
keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang memaksimumkan harga saham. Akan tetapi hal yang juga sangat penting
dalam kebijakan dividen adalah terdapat masalah-masalah lainnya yang berkaitan dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain leverage DER, free
cash flow, firm size, profitability ROA, dan growth perusahaan. Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio DER. Sartono 2001:66
menjelaskan DER merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang
kurang baik bagi perusahaan.
Semakin besar rasio DER, semakin cenderung perusahaan mengutamakan pelunasan kewajibannya daripada pembayaran dividend.
Rasio hutang dengan modal sendiri debt to equity ratio merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya Sutrisno, 2009: 218. Dengan semakin tingginya rasio ini perusahaan akan
menggunakan laba yang akan diperolehnya untuk membayar kewajibannya di masa yang lalu sehinggga akan berdampak pada semakin kecilnya jumlah dividen
yang akan dibagikan perusahaan. Perusahaan yang memiliki free cash flow aliran kas bebas berlebih dapat
menggunakan kas yang berlebih tersebut untuk membayar hutang, pembelian
Universitas Sumatera Utara
39
kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk memanfaatkan
kesempatan investasi perusahaan di masa mendatang. Menurut Keown et al
2008 : 214, perusahaan yang memiliki Free Cash Flow dalam jumlah yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen,
agar Free Cash Flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan wisted on unprofitable dengan demikian
ketersediaan dana dapat dipakai untuk kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi free cash flow yang dimiliki perusahaan maka dividen
yang dibayarkan akan semakin tinggi. Firm Size merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan
dividen perusahaan. Menurut Sartono 2010: 249, perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding
dengan perusahaan kecil. Keown et al 2000: 621-624 menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan kecil atau baru tidak memiliki akses ke pasar modal,
sehingga mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen perusahaan kecil atau baru jauh lebih rendah daripada
perusahaan besar dan milik publik. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula kemampuan untuk mendapatkan pinjaman, karena perusahaan besar
relatif lebih mampu untuk menghasilkan laba, sehingga perusahaan seperti ini cenderung untuk memberikan tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi
dibanding perusahaan kecil. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau
memperoleh laba secara efektif dan efisien. Menurut Husnan 2001 : 316,
Universitas Sumatera Utara
40
perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan
besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membagikan keuntungan kepada para pemegang
saham dalam bentuk pembagian dividen.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan dana lebih besar dibanding perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah.
Riyanto 2001:267 mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin
cepat mengakibatkan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya.
Kebutuhan dana yang besar itu disebabkan karena perusahaan membutuhkan dana lebih untuk membiayai aktivitas investasi, proyek-
proyek perusahaan dan ekspansi usahanya. Keown et al 2000:620 menyatakan
bahwa ketika kesempatan investasi perusahaan naik, rasio pembayaran dividen harus turun. Dengan kata lain, ada hubungan terbalik antara besarnya investasi dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan.
Untuk memanfaatkan peluang investasi yang ada maka perusahaan akan membutuhkan dana yang juga cukup besar.
Perusahan akan berusaha untuk menghindari penggunakan dana yang berasal dari pihak eksternal karena akan menimbulkan biaya transaksi yang tinggi. Sehingga
akan lebih efisien untuk menggunakan dana internal. Perusahaan akan lebih memilih menggunakan aliran kas internal untuk membiayai peluang investasi
tersebut dibandingkan menggunakannya untuk pembayaran dividen bagi para pemegang saham. Oleh karena itu perusahaan yang ingin memanfaatkan peluang
Universitas Sumatera Utara
41
Dividend Payout Ratio
Y
yang lebih memilih untuk menahan sejumlah besar laba yang mereka miliki sehingga akan berpengaruh terhadap semakin kecilnya dividen yang dibayarkan.
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, dapat
dibuat suatu kerangka konseptual yang akan menjadi landasan dan arahan dalam
melakukan pengumpulan data serta analisisnya. Secara sistematis kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Sumber: Sartono 2010, Keown et al 2008, Husnan 2001, Riyanto 2001, Sartono2001, dan Keown et al 2000
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
�
�
Leverage
�
�
Free Cash Flow
�
�
Firm Size
�
�
Profitability
�
�
Growth
Universitas Sumatera Utara
42
2.5 Hipotesis Penelitian