Analisis Faktor-faktor yang yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND

PAYOUT RATIO PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2008-2012

OLEH

GUNTHUR HANDAYA BAKARA 100502078

PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008-2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 Jenis penelitiannya adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 hingga 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh hasil publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, jurnal, literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan serta data-data yang diperoleh dari media internet seperti Indonesian Capital Market Directory. Penelitian ini menggunakan 8 perusahaan perbankan sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik sampling jenuh . Metode analsisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan signifikansi 5%.

Hasil Penelitian berdasarkan metode regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel leverage (DER), free cash flow ( FCF), firm size, profitability (ROA), dan growth secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Uji parsial menunjukkan variabel leverage (DER) dan profitability (ROA) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio dan variabel firm size dan growth secara parsial memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah profitability (ROA).

Kata kunci: Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability,Growth, Dividend Payout Ratio


(3)

ABSTRACT

Analysis of Factors Affecting Dividend Payout Ratio on Banking Industry in Indonesia Stock Exchange Period 2008-2012

The objective of this research is to investigate and analyze factors that affect dividend payout ratio on the banking industry in Indonesia Stock Exchange 2008-2012 period. type of this research is associative research.

Population of this research were all banking companies that listed in Indonesia Stock Exchange period 2008 to 2012. The data used is secondary data obtained from Indonesian stock exchanges such as financial reports, journals, scientific literature, previous researches, published reports and data obtained from internet media such as Indonesian Capital Market Directory.This study uses 8 banking companies as the sample that obtained by using saturated sample method. The analytical method used is descriptive analysis with significatione of 5%.

Research results by using multiple linear regression analysis show that leverage (DER), free cash flow ( FCF), firm size, profitability (ROA), and growth simultaneously have a significant effect on dividend payout ratio (DPR). partial test shows leverage (DER) and profitability (ROA) individually have a positive and significant effect on dividend payout ratio. firm size and growth individually have a negative and significant effect on dividend payout ratio. dominant variable in this study is profitability (ROA)

Keywords: Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability,Growth, Dividend Payout Ratio


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat dan karunia-Nya dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih terutama untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda Dahman Bakara dan Ibunda Udijah Fujianti Purba atas perhatian, doa, dukungan, pengorbanan, serta kasih sayang yang begitu besar selama ini tanpa mengenal lelah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE.,M.Ec.,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE.,ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(5)

5. Ibu Dra Lisa Marlina, M.si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan skripsi ini

6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan skripsi ini

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas segala dedikasinya selama ini

8. Abang Wira yang telah memberikan semangat dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini

9. Sahabat-sahabat penulis Uji Syahputra dan Pratama Imanda dan teman-teman dari Kenangagakure yang telah memberikan semangat, doa, bantuan, dorongan dalam menyelesaikan skrpsi ini

10.Riri Wardhanni, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bantuan, dorongan, semangat, dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini 11.Seluruh teman-teman di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Sumatera Utara stambuk 2010, Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM), dan seluruh anggota kepengurusan Badan Pengelola dan Pengembangan Musholah (BP2M)

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam menyempurnakan skripsi ini serta bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2014


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... . iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ……….… 1

1.2 Perumusan Masalah... 13

1.3 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 15

2.1 Dividen... 15

2.1.1 Pengertian dan Bentuk-Bentuk Dividen... 15

2.1.2 Teori Kebijakan Dividen... 17

2.2 Variabel-variabel yang Digunakan dalam Penelitian... 21

2.2.1 Dividend Payout Ratio (DPR) ... 21

2.2.2 Leverage ... 22

2.2.3 Free Cash Flow... 23

2.2.4 Firm Size…... 24

2.2.5 Profitability... 25

2.2.6 Growth... 26

2.3 Penelitian Terdahulu... 27

2.4 Kerangka Konseptual... 37

2.5 Hipotesis Penelitian... 42

BAB III: METODE PENELITIAN... 43

3.1 Jenis Penelitian... 43

3.2 Tempat dan Waktu... ……… 43

3.3 Populasi dan Sampel... 43

3.4 Batasan Operasional... 45

3.5 Defenisi Operasional... 46

3.6 Jenis Data... 49

3.7 Metode Pengumpulan Data... 49

3.8 Metode Analisis Data... 49

3.8.1 Uji Asumsi Klasik... 50

3.8.1.1 Uji Normalitas... 50

3.8.1.2 Uji Heteroskedastisitas... 52


(8)

3.8.1.4 Uji Multikolinearitas... 53

3.8.2 Metode Analisis Statistik... 54

3.8.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 54

3.8.2.2 Koefisien Determinasi (��) ... 55

3.9 Pengujian Hipotesis... 55

3.9.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji – F ) ... 55

3.9.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji – t) ... 56

BAB IV: HASIL DAN PENELITIAN………... 57

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 57

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia... 57

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Sektor Perbankan... 61

4.2 Hasil Penelitian……….. 65

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 65

4.2.2 Analisis Statistik... 80

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik... 80

4.2.2.1.1 Uji Normalitas... 80

4.2.2.1.2 Uji Mutikolinearitas... 84

4.2.2.1.3 Uji Heterokedastisitas... 84

4.2.2.1.4 Uji Autokorelasi... 85

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 86

4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 89

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)... 90

4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 92

4.3 Pembahasan... 96

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN…………..………... 103

5.1 Kesimpulan…………..………... 103

5.2 Saran…………..………... 104

DAFTAR PUSTAKA…………..………... 105


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Rata-rata dari Dividend Payout Ratio, Leverage,Free

Cash Flow, Firm Size, Profitability, dan Growth pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa

Efek Indonesia pada Tahun 2008-2012... ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Jumlah Populasi Berdasarkan Seleksi Kriteria ... 44

3.2 Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 45

4.1 Dividend Payout Ratio Perusahaan... ... 65

4.2 Debt to Equiy Ratio Perusahaan ... 68

4.3 Free Cash Flow Perusahaan ... 70

4.4 Firm Size Perusahaan ... 73

4.5 Return on Asset Perusahaan... ... 76

4.6 Growth Perusahaan... ... 78

4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... ... 83

4.8 Uji MultikolinearitasCoefficientsa……….. .. 84

4.9 Uji Glejser Coefficientsa ... 85

4.10 Uji Runs Test ... 86

4.11 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients... 87

4.12 Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb.. ... 90

4.13 Uji Signifikansi Simultan (Uji - F ) ANOVAb... .. 91


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 41 4.1 Histogram... ... 81 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

I Data Input SPSS……….. 109


(12)

ABSTRAK

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008-2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 Jenis penelitiannya adalah asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 hingga 2012. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh hasil publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, jurnal, literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan serta data-data yang diperoleh dari media internet seperti Indonesian Capital Market Directory. Penelitian ini menggunakan 8 perusahaan perbankan sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan teknik sampling jenuh . Metode analsisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan signifikansi 5%.

Hasil Penelitian berdasarkan metode regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel leverage (DER), free cash flow ( FCF), firm size, profitability (ROA), dan growth secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR). Uji parsial menunjukkan variabel leverage (DER) dan profitability (ROA) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio dan variabel firm size dan growth secara parsial memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah profitability (ROA).

Kata kunci: Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability,Growth, Dividend Payout Ratio


(13)

ABSTRACT

Analysis of Factors Affecting Dividend Payout Ratio on Banking Industry in Indonesia Stock Exchange Period 2008-2012

The objective of this research is to investigate and analyze factors that affect dividend payout ratio on the banking industry in Indonesia Stock Exchange 2008-2012 period. type of this research is associative research.

Population of this research were all banking companies that listed in Indonesia Stock Exchange period 2008 to 2012. The data used is secondary data obtained from Indonesian stock exchanges such as financial reports, journals, scientific literature, previous researches, published reports and data obtained from internet media such as Indonesian Capital Market Directory.This study uses 8 banking companies as the sample that obtained by using saturated sample method. The analytical method used is descriptive analysis with significatione of 5%.

Research results by using multiple linear regression analysis show that leverage (DER), free cash flow ( FCF), firm size, profitability (ROA), and growth simultaneously have a significant effect on dividend payout ratio (DPR). partial test shows leverage (DER) and profitability (ROA) individually have a positive and significant effect on dividend payout ratio. firm size and growth individually have a negative and significant effect on dividend payout ratio. dominant variable in this study is profitability (ROA)

Keywords: Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability,Growth, Dividend Payout Ratio


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan memiliki tujuan untuk dapat bertahan, tumbuh berkembang, menghasilkan laba yang tinggi, serta berusaha untuk memberikan kesejahteraan kepeda pemilik perusahaan.Untuk mencapai tujuannya ini, maka perusahaan harus dapat mengoptimalkan seluruh aktivitas serta kegiatan operasionalnya sehingga diharapkan nantinya akan menghasilkan laba bagi perusahaan. Maka dari itu untuk dapat menghasilkan laba, perusahaan harus melakukan kegiatan atau aktivitas operasi yang tentunya aktivitas ini membutuhkan pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Menurut Samsul ( 2006: 44), pasar modal merupakan suatu sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Biaya modal yang akan dikeluarkan perusahaan untuk pinjaman dalam bentuk obligasi maupun penerbitan saham jauh lebih murah dibandingkan jika perusahaan mengambil kredit jangka panjang perbankan. Sehingga pasar modal menjadi sarana yang baik digunakan perusahaan untuk memperbaiki struktur permodalannya.

Pasar modal (Capital Market) menyediakan berbagai instumen keuangan jangka panjang baik yang berbentuk ekuitas maupun hutang yang memiliki waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun. Melalui pasar modal, perusahaan dapat


(15)

memperoleh pendanaan dengan menerbitkan surat berharganya dan para investor dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya melalui pembelian surat-surat berharga atau saham. Investor yang telah membeli surat berharga atau saham yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana akan menjadi pemegang saham dan memperoleh kepemilikan di dalam perusahaan tersebut.

Investor yang menginvestasikan modalnya dengan membeli surat berharga atau saham di pasar modal memiliki tujuan untuk memaksimumkan kekayaan yang diperoeh dari pembagian dividend dan capital gain. Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham dari selisih antara harga jual dan harga beli saham yang dimilikinya. Dividen merupakan keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham dari dari hasil investasi pada suatu saham perusahaan. Pembagian dividen yang akan dibagikan kepada investor secara umum dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh serta kebijakan pembagian dividen yang ditetapkan oleh perusahaan (Dividen Policy).

Laba yang dimiliki perusahaan nantinya akan terbagi menjadi laba yang ditahan dan laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba yang ditahan ditambah penyusutan aktiva tetap maka makin kuat posisi finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan, sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen (Sjahrial, 2007: 259).


(16)

Gill et al (2010) menjelaskan bahwa terdapat banyak alasan mengapa perusahaan harus membayar atau tidak membayar dividen. Pembayaran dividen sangat penting bagi investor karena: (1) dividen memberikan kepastian tentang kesejahteraan keuangan perusahaan, (2) dividen berguna bagi investor untuk mengamankan keuntungan yang di perolehnya saat ini, (3) dividen membantu menjaga harga pasar saham. Kepercayaan para pemegang saham terhadap perusahaan akan menurun ketika suatu perusahaan yang telah lama membagikan dividennya secara stabil mengambil keputusan untuk menurunkan ataupun tidak membagikan dividen . Kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan akan meningkat apabila perusahaan meningkatkan pembagian dividen.

Penentuan kebijakan yang diambil perusahaan untuk menahan laba ataupun membagikan laba dalam bentuk dividen tunai kepada para pemegang saham memiliki pengaruh yang saling bertentangan. Apabila perusahaan mengambil kebijakan untuk menahan laba yang diperoleh dalam jumlah yang relatif besar maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sehingga kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan akan menurun dan diikuti dengan menurunnya nilai perusahaan dimata masyarakat.

Namun jika perusahaan mengambil kebijakan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam jumlah yang relatif besar, maka akan berdampak pada berkurangnya laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan melemahkan posisi finansial perusahaan dan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan peluang investasi dan pertumbuhan


(17)

di masa mendatang. Maka dari itu sangat penting bagi perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan dividen yang optimal bagi perusahaan. Brigham dan Houston (2001: 66) menyatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal bagi perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang memaksimumkan harga saham.

Menurut Marlina dan Danica (2009) kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai yang artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.

Peneliti memilih perusahaan sektor perbankan karena perkembangan sektor perbankan di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian di Indonesia yang terkena krisis pada tahun 2008. Hal ini dikarenakan sektor perbankan sering diperhatikan oleh pemerintah melalui program restrukturasi perbankan dalam rangka memperbaiki perekonomian nasional akibat dampak krisis ekonomi. Sehingga faktor inilah yang menarik perhatian para pelaku pasar modal untuk mengamati gejala-gejala yang terjadi di dunia perbankan.

Pada tahun 2007/2008 dunia mengalami suatu krisis keuangan secara global yang berdampak kepada hampir seluruh Negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Krisis keuangan global pada tahun 2007/2008 ini tidak hanya berdampak pada sektor riil, tetapi juga sangat memukul sektor finansial, bahkan


(18)

angka kerugian di sektor finansial dilaporkan lebih besar daripada kerugiaan di sektor manufaktur. Keadaan sektor finansial menjadi semakin buruk ketika banyak perbankan yang melakukan perketatan likuidasi. Stabilitas di sektor finansial maupun sektor riil sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas kondisi perekonomian nasional. Di Indonesia sendiri, industri perbankan, dengan pangsa sebesar 78,5% masih memegang peranan terbesar dalam sistem keuangan (Bank Indonesia : Kajian Stabilitas Keuangan, 2014: 29). Pihak perbankan sebagai pemain utama dalam sektor finansial perlu mengambil kebijakan yang efisien dan efektif , tidak hanya untuk menggerakkan roda perusahaannya sendiri, tetapi juga untuk menggerakkan roda perekonomian nasional.

Guna menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi, tuntutan konsumen yang meningkat dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, maka pengelolaan bank secara efisien merupakan syarat mutlak untuk dapat terus bertahan dan meningkatkan kinerjanya. Kinerja bank yang baik tentu akan memberikan reputasi yang baik dan keyakinan bagi investor untuk bisa memperoleh keuntungan dalam bentuk pembagian dividen yang memuaskan. Pembagian dividen yang diperoleh pemegang saham mencerminkan lembaga keuangan bank memiliki kinerja yang baik. Hal ini akan berdampak positif pada penilaian lembaga keuangan tersebut. Disamping kinerjanya yang baik tersebut, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan lembaga keuangan untuk membagikan laba yang mereka miliki kepada para pemegang saham.

Leverage digunakan untuk menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan. Indikator leverage yang digunakan yaitu debt to equity ratio (DER) yang


(19)

merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Sartono, 2001:66). Dengan semakin tingginya rasio ini perusahaan akan menggunakan laba yang akan diperolehnya untuk membayar kewajibannya di masa yang lalu sehinggga akan berdampak pada semakin kecilnya jumlah dividen yang akan dibagikan perusahaan. Hasil dari penelitian Suharli dan Oktorina (2005) menunjukkan hasil bahwa leverage memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (Dividen Payout Ratio yang artinya semakin besar DER maka DPR semakin kecil. Hasil penelitinian ini mendukung hasil penelitian Rozeff (1982). Namun hasil penelitian yang berbeda didapatkan oleh Marlina dan Danica (2009) yang menunjukkan bahwa Debt Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Bahkan hasil penelitian dari Marietta dan Sampurno (2013) menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR.

Perusahaan yang memiliki free cash flow (aliran kas bebas) berlebih dapat menggunakan kas yang berlebih tersebut untuk membayar hutang, pembelian kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk kesempatan investasi perusahaan masa mendatang. Menurut Keown et al (2008 : 214), perusahaan yang memiliki free cash flow dalam jumlah yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar free cash flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang memiliki aliran kas bebas tinggi memiliki kemungkinan yang besar untuk membayakan dividen dalam jumlah yang besar kepada pemegang


(20)

saham. Berdasarkan hasil penelitiannya Rosdini (2009) menjelaskan bahwa free csh flow memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Semakin tinggi free cash flow maka semakin tinggi dividend payout ratio atau semakin rendah free cash flow maka semakin rendah dividend payout ratio. Akan tetapi hasil yang berbeda didapatkan dari penelitian Hadianto dan Herlina (2010) serta Lopolusi (2013) yang menunjukkan bahwa free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio

Firm Size (ukuran perusahaan) merupakan aspek dasar yang perlu dicermati dalam keputusan melakukan investasi oleh para investor. Semakin besar suatu perusahaan, maka akan semakin mudah akses informasinya, dengan kata lain kemungkinan perusahaaan untuk memperoleh dana lebih besar ketimbang perusahaan yang hanya memiliki informasi yang tergolong lebih sedikit (Marietta dan Sampurno: 2013). Menurut Sartono (2010: 249), perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki dana yang cukup besar diperkirakan akan dapat menghasilkan pendapatan (earning) yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil dan memiliki dana yang sedikit. Semakin besar ukuran perusahaan menjadi sinyal bagi investor yang menunjukkan semakin tingginya tingkat pembayaran dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Hardinugroho dan Chabachib (2012) menunjukkan hasil bahwa firm size memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil yang sama juga diperoleh oleh Malik (2013). Namun hasil yang


(21)

berbeda didapatkan oleh Lopolusi (2013) dimana Firm Size memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

Indikator yang dapat digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah suatu perusahaan telah dikelola dengan baik atau tidak adalah dengan melihat tingkat profitabilitas yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dapat melakukan investasi memanfaatkan peluang perusahaan untuk mengembangkan perusahaan dan memiliki kemungkinan yang besar untuk membagikan dividen. Menurut Husnan (2001 : 316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Marietta dan Sampurno (2013) menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Hadianto dan Herlina (2010). Akan tetapi, hasil penelitian yang kontradiktif didapatkan oleh Dewi (2008) yang menemukan pengaruh profitabilitas yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Perusahaan yang mengalami pertumbuhan (growth) yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan tersebut akan membutuhkan dana yang besar pada masa yang akan datang. Riyanto (2001:267) mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat mengakibatkan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Hal ini akan menyebabkan perusahaan akan berusaha untuk menahan laba yang


(22)

mereka miliki dalam jumlah yang besar sehingga berdampak pada semakin sedikitnya dividen yang dibayarkan. Penelitian Deshmukh (2005) menemukan hasil bahwa growth memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPR. Hasil penelitian yang berbeda diperoleh Saxena (1999) serta Chang dan Rhee (1990) yang menemukan bahwa growth memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil tersebut didukung oleh Marietta dan Sampurno (2013) dan Lapolusi (2013), dimana dalam penelitiannya mereka juga mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa growth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen yaitu leverage, free cash flow, firm size, , profitability,dan growth.

Data empiris mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1

Rata-rata dari Dividen Payout Ratio, Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability,dan Growth pada Perusahaan Perbankan yang

Listing di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2012

VARIABEL TAHUN

2008

TAHUN 2009

TAHUN 2010

TAHUN 2011

TAHUN 2012

DER (%) 3.58 7.88 ↑ 9.01 ↑ 8.73 ↓ 10.19 ↑

FCF (%) -6.53 5.72 ↑ 3.95 ↓ -0.24 ↓ 2.05 ↑

Firm Size

(Jutaan Rp) 58,079,153 65,999,100 ↑ 79,716,070↑ 95,920,972↑ 111,880,943↑

ROA (%) -3.19 1.27 ↑ 1.48 ↑ 1.70 ↑ 1.78 ↑

Growth (%) 9.06 20.03 ↑ 24.48 ↑ 31.54 ↑ 19.29 ↓ DPR (%) 38.49 41.20 ↑ 31.50 ↓ 27.00 ↓ 28.20 ↑


(23)

Berdasarkan data-data dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata DPR perusahaan perbankan mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2008 tingkat DPR sebesar 38,49%, kemudian pada tahun 2009 naik menjadi 41,20%, lalu turun menjadi sebesar 31,50% pada tahun 2010, dan kemudian pada tahun 2011 kembali menurun menjadi sebesar 27%, hingga pada akhirnya kembali meningkat pada tahun 2012 menjadi sebesar 28,20%. Peningkatan DPR menunjukkan semakin besar tingkat DPR maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan perusahaan dan jumlah laba yang ditahan akan menjadi semakin kecil.

Variabel leverage yang diproksikan oleh DER pada Tabel 1.1 menunjukkan pergerakan yang fluktuatif dimana pada tahun 2008 DER sebesar 3,58%, lalu naik pada tahun 2009 menjadi 7,88%, kemudian kembali meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 9,01%, hingga kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 8,73%, dan pada akhirnya kembali meningkat menjadi sebesar 10,19% di tahun 2012. Menurut Sartono (2001:66) debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan berdampak pada semakin kecilnya jumlah dividen yang akan dibagikan perusahaan. Namun terdapat fenomena yang terjadi pada tahun 2009, 2011, dan 2012. Dimana pada tahun 2009 dan 2012 DER mengalami peningkatan sebesar 4,3% dan 1,46%, tetapi DPR juga mengalami peningkatan pada tahun 2009 dan 2012 sebesar 2,71% dan 1,2%. Pada tahun 2011 DER menurun sebesar 0,28 % dan DPR juga menurun sebesar 4,5%.


(24)

Pada variabel free cash flow dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa FCF mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada tahun 2008 FCF sebesar -6,53%, kemudian meningkat pada tahun 2009 menjadi sebesar 5,72% , lalu pada tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 3,95% dan -0,24%, hingga pada akhirnya meningkat menjadi sebesar 2,05% pada tahun 2012. Menurut Keown et al (2008 : 214), perusahaan yang memiliki free cash flow dalam jumlah yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar free cash flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang memiliki aliran kas bebas tinggi memiliki kemungkinan yang besar untuk membayakan dividen dalam jumlah yang besar kepada pemegang saham. Akan tetapi terdapat fenomena dimana pada tahun 2008 dan 2011 nilai free cash flow berada pada posisi negatif namun tingkat DPR berada pada posisi yang cukup tinggi.

Firm size yang diukur dengan mengukur total asset yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan Tabel 1.1 firm size mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012. Menurut Sartono (2010: 249), perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki dana yang cukup besar diperkirakan akan dapat menghasilkan pendapatan (earning) yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil dan memiliki dana yang sedikit. Semakin besar ukuran perusahaan menjadi sinyal bagi investor yang menunjukkan semakin tingginya tingkat pembayaran dividen. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi fenomena pada tahun 2010 dan 2011 dimana firm size


(25)

mengalami peningkatan sebesar Rp. 13,716,970 dan Rp. 16,204,902. Namun pada variabel DPR terjadi penurunan sebesar 7,03 % dan 4,55%.

Variabel return on asset pada Tabel 1.1 mengalami peningkatan yang signifikan. ROA dari tahun 2008-2012 mengaalami peningkatan setiap tahunnya. Dimulai dari tahun 2008 sebesar -3,19%, naik tahun 2009 menjadi 1,27%, kemudian meningkat tahun 2010 menjadi 1,48%, lalu naik menjadi 1,70% pada tahun 2011, dan terakhir meningkat menjadi sebesar 1,78% pada tahun 2012. Menurut Husnan (2001 : 316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membagikan keuntungan kepada para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen. Akan tetapi dari data pada Tabel 1.1 terjadi fenomena dimana pada tahun 2010 dan 2011 ROA mengalami peningkatan sebesar 0.21% dan 0,22%. Peningkatan ROA berlawanan dengan pergerakan variabel DPR dimana pada tahun 2010 dan 2011 DPR menurun sebesar 7,03 % dan 4,55%.

Growth atau pertumbuhan perusahaan pada Tabel 1.1 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008-2010 mengalami peningkatan, dimulai dari 9.06% pada tahun 2008 , naik menjadi 20.03% pada tahun 2009, naik di tahun 2010 menjadi 24.48%, lalu naik kembali menjadi 31.54 % pada tahun 2011, dan kemudian pada tahun 2012 turun menjadi 19.29 %. Riyanto (2001:267) mengatakan bahwa


(26)

tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat mengakibatkan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Hal ini akan menyebabkan perusahaan akan berusaha untuk menahan laba yang mereka miliki dalam jumlah yang besar sehingga berdampak pada semakin sedikitnya dividen yang dibayarkan. Namun pada tahun 2009 terjadi fenomena dimana pada saat growth meningkat sebesar 10,97% menjadi sebesar 20,03%, variabel DPR juga mengalami peningkatan sebesar 2,71% menjadi 41,20 %.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti melihat bahwa terdapat fenomena yang terjadi, sehingga penting untuk diteliti kembali pengaruh dari leverage, free cash flow, firm size, profitability,dan growth, terhadap dividend payout ratio. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”. 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Apakah Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability, dan Growth berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability, dan Growth terhadap Dividend Payout Ratiopada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.


(27)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun dengan tercapainya tujuan penelitian, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat. Manfaat atau kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Hasil penelititian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya pada bidang manajemen keuangan dan memberikan kajian empiris mengenai pengaruh leverage, free cash flow, firm size, profitability,dan growth, terhadap dividend payout ratio.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan pembayaran dividen.

3. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para investor sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk memilih dan mengambil keputusan investasi terkait dengan tingkat pembagian dividen perusahaan. 4. Bagi akademisi dan Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan rujukan yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan peneliti yang ingin melakukan penelitian-penelitian sejenis.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dividen

2.1.1Pengertian dan Bentuk-Bentuk Dividen

Riyanto (2001:265) menyatakan bahwa dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors. Menurut Hanafi (2004:361), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen diberikan atas rekomendasi direksi perusahaan dan mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham memiliki beberapa jenis, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan. Berikut ini adalah jenis- jenis dividen menurut Brigham dan Houston (2006: 95):

1. Cash Dividend (Dividen Tunai)

Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen yang lain.

2. Stock Dividend (dividen saham)

Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham, bukan dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen


(29)

saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan

3. Property dividend (dividen barang)

Property dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang (aktiva selain kas). Property dividend yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang homogeny serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak akan mengganggu kontinuitas perusahaan.

4. Scrip Dividend

Scrip dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip) janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada pemegang scrip.

5. Liquidating dividend

Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan berdasarkan pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Sundjaja dan Balian (2003: 380) menjelaskan bahwa dividen tunai yang diharapkan oleh para investor merupakan variabel pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Dividen tunai yang dibagikan


(30)

oleh perusahaan menjadi sumber aliran kas sekaligus menjadi informasi yang menggambarkan kinerja perusahaan pada saat ini dan masa mendatang.

2.1.2 Teori Kebijakan Dividen

Van Horne dan Wachowicz (2007 : 270) menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak terpisahkan didalamkeputusan pendanaan perusahaan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2003: 390), kebijakan dividen merupakan suatu rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. Kebijakan dividen diformulasikan untuk dua tujuan dasar dengan memperhatikan : (1) maksimalisasi kekayaan pemilik perusahaan, dan (2) pembiayaan yang cukup.

Brigham dan Houston (2001: 66) mengatakan suatu kebijakan dividen dikatakan sudah optimal apabila kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan dapat menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang akan memaksimumkan harga saham perusahaan.

Terdapat banyak teori yang berkembang dan berkaitan dengan kebijakan dividen. Teori- teori tersebut atara lain sebagai berikut.

1. Dividen Irrelevance Theory

Teori ini disebut juga dengan teori “MM” karena teori ini pertama kali dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modgiliani. Miller dan Modgiliani (1961) mengemukakan teori “MM” yang menjelaskan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut teori ini, nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya, bukan


(31)

ditentukan oleh pendapatan perusahaan yang dibagikan dalam bentuk dividen.

Modigliani dan Miller (1961) mengemukakan berbagai asumsi sebagai berikut.

1. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan. 2. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi.

3. Kebijakan penganggaran modal perusahaan independen terhadap dividend payout ratio.

4. Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan investasi di masa yang akan datang.

5. Distribusi pendapatan di antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor.

2. Bird in Hand Theory

Teori ini dikemukakan oleh Myron J. Gordon dan John Lintner. Gordon dan Lintner dalam Brigham dan Houston (2001: 67) mengemukakan bahwa para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang diperoleh dari hasil laba yang ditahan dibandingkan apabila mereka menerima keuntungan dalam bentuk pembagian dividen. Para investor lebih menghargai pendapatan yang diperoleh dari pembagian dividen karena memiliki risiko yang lebih kecil.


(32)

3. Teori Preferensi Pajak

Brigham & Houston (2001: 67-68) menjelaskan suatu teori yang berhubungan dengan pajak yang harus ditanggung oleh para pemegang saham. Para investor lebih menyukai untuk menerima pembagian dividen yang rendah dibandingkan dividen yang tinggi. Teori ini berdasarkan adanya perbedaan pajak antara dividen dan capital gain, oleh karena itu para pemegang saham atau investor lebih menyukai capital gain dari pada dividen, karena capital gain dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan.

4. Signaling Theory

Teori ini didasari oleh kesenjangan informasi yang dimiliki antara manajer dan investor. Manajer yang berperan sebagai agen yang mengelola perusahaan cenderung memiliki informasi yang lebih baik dibanding para investor, sehingga untuk menjembatani kesenjangan informasi ini manajer akan menggunakan dividen sebagai alat untuk menyampaikan informasi tentang kinerja perusahaan kepada para pemegang saham. Al-Malkawi (2008).mengatakan bahwa dividen juga menjadi suatu kabar baik ataupun sinyal positif bagi para pemilik perusahaan tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan juga sebaliknya . Pada penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Modgiliani (1961) menyatakan bahwa kenaikan atas dividen lebih besar daripada yang telah diperkirakan, hal itu merupakan “sinyal” bagi investor bahwa manajemen dari suatu perusahaan memperkirakan peningkatan


(33)

laba pada masa mendatang, sedangkan penurunan dividen menjadi tanda bahwa perkiraan laba yang rendah.

5. Smoothing theory

Teori ini dikembangkan oleh Lintner (1962) yang menjelaskan bahwa jumlah dividen dipengaruhi oleh keuntungan sekarang pada saat ini dan pembagian dividen pada tahun sebelumnya.

Menurut Bambang Riyanto (2001:269) menyatakan bahwa ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut :

a. Kebijakan dividen yang stabil

Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.

c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan

Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividend payout ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan


(34)

dividen payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

d. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.

2.2 Variabel-variabel yang Digunakan dalam Penelitian 2.2.1 Dividend Payout Ratio (DPR)

Menurut Riyanto (2001:266), dividend payout ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai cash dividend. Menurut Husnan (2001 : 316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dividend payout ratio merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham. Semakin tinggi tingkat DPR yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Rumus untuk menghitung Dividend Payout Ratio adalah (Martono, 2001:253).


(35)

DPR = dividen per lembar saham laba per lembar saham 2.2.2 Leverage

Menurut Sutrisno ( 2009:198) leverage adalah penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap. Rasio leverage dapat digunakan untuk menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah DER atau debt to equity ratio. Menurut Sartono (2001:66) debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan.

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya (Sutrisno, 2009: 218). Semakin tinggi debt to equity ratio yang dimiliki suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan cenderung membagikan dividen dalam jumlah yang kecil pada pemegang sahamnya. Rasio DER dapat dirumuskan dengan dengan perhitungan sebagai berikut (Van Horne dan Wachowicz, 2005:209).

DER = �otal hutang

total ekuitas pemegang saham

Hadiwidjaja (2008) mengatakan bahwa suatu perusahaan yang memiliki utang pada saat pembayaran dividen dihadapkan pada dua pilihan yaitu: (1) perusahaan dapat membayar utang itu pada saat jatuh tempo dan


(36)

menggantikannya dengan surat berharga lain atau (2) perusahaan dapat melunasi utang tersebut. Ketika perusahaan mengambil keputusan untuk melunasi hutang yang dimiliki perusahaan maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan karena laba yang diperoleh akan digunakan untuk membayar hutang perusahaan.

2.2.3 Free Cash Flow

Menurut Jensen (1986) aliran kas bebas (free cash flow) merupakan kas yang tersisa setelah seluruh proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif dilakukan. Perusahaan yang memiliki free cash flow yang berlebih memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lain karena mereka dapat memanfaatkan kesempatan yang mungkin tidak diperoleh oleh perusahaan lain. Perusahaan juga memiliki ketahanan yang kuat dalam menghadapi situasi yang buruk karena mereka memiliki sumber dana internal yang berlebih. Perusahaan yang memiliki free cash flow (aliran kas bebas) berlebih dapat menggunakan kas yang berlebih tersebut untuk membayar hutang, pembelian kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk kesempatan investasi perusahaan masa mendatang.

Menurut Kieso et al (2007: 212), free cash flow merupakan jumlah dari discretionary cash flow yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Para pemegang saham akan berharap kelebihan kas yang ada pada perusahaan akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan membagikan dividen. Oleh karena itu perusahaan


(37)

yang memiliki free cash flow yang besar memiliki kemungkinan yang besar untuk membagikan dividen dalam jumlah yang besar. Semakin besar free cash flow, maka semakin kayalah perusahaan itu, karena ia memiliki kas yang cukup untuk membayar utang, dan dividennya (White ,2003: 27). Free Cash Flow dalam rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (White et al, 2003:27).

FCF = ��������� ���ℎ���� −��������

����� �����

2.2.4 Firm Size

Ukuran perusahaan (firm size) merupakan salah satu alat atau skala untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat ditentukan oleh beberapa hal, antara lain, total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan perusahaan, dan lain-lain. Menurut Sartono (2010: 249), perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Keown et al (2000: 621-624) menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan kecil atau baru tidak memiliki akses ke pasar modal, sehingga mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen perusahaan kecil atau baru jauh lebih rendah daripada perusahaan besar dan milik publik.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat ukuran perusahaan adalah total asset yang dimiliki perusahaan. Sebuah perusahaan besar akan lebih mudah mengakses ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil lebih sulit untuk mengaksesnya (Marietta dan Sampurno, 2013). Semakin besar suatu perusahaan,


(38)

maka akan semakin mudah akses informasinya, dengan kata lain kemungkinan perusahaaan untuk memperoleh dana lebih besar ketimbang perusahaan yang hanya memiliki informasi yang tergolong lebih sedikit.

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan ( Firm Size) diproyeksikan oleh besarnya nilai total asset yang dimiliki perusahaan. Firm size diukur dari nilai buku total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Firm Size = Total Assets 2.2.5 Profitability

Menurut Sutrisno (2009:16) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Profitabilitas merupakan alat analisis untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada.

Menurut Husnan (2001 : 316), perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menciptakan laba yang tinggi memiliki kecenderungan yang tinggi untuk membagikan dividen dalam jumlah yang besar. Dalam penelitiannya Marietta dan Sampurno (2013), menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap kebijakan dividen perusahaan.


(39)

Menurut Syamsudin (2011: 59) terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur priofitabilitas perusahaan seperti, Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin , Total Asset Turnover, Return on Asset (Return on investment), Return on Equity, Return on Common Stock, Earning per Share, Dividen per Share, dan Book Value per Share.

ROA (Return on Asset) merupakan rasio yang mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan.Rasio ini dihitung berdasarkan rumus berikut (Sartono, 2001:122).

ROA = Laba Bersih Total Aktiva

Marietta dan Sampurno (2013) mengatakan bahwa ROA merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dalam mengelola memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan ROA untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan yang menjadi objek penelitian.

2.2.6 Growth

Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Riyanto, 2001:268). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang pesat akan membutuhkan dana investasi yang lebih besar. Riyanto (2001:267) mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat mengakibatkan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Peluang-peluang pertumbuhan yang lebih besar akan mengurangi pembayaran dividen, karena laba yang dihasilkan digunakan untuk investasi guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu,


(40)

pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh kuat pada kebijakan penahanan laba, atau dengan semakin besar pertumbuhan perusahaan, maka semakin kecil jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

Besarnya growth opportunity sebuah perusahaan akan berpengaruh pada jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi dan lain-lain, yang berpengaruh pada besaran DPR yang dialokasikan oleh perusahaan (Marietta dan Sampurno, 2013). Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Hal ini kemungkinan akan mengurangi besaran dividen yang akan diterima investor.

Pertumbuhan perusahaan dapat diukur melalui total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio pertumbuhan asset (asset growth) perusahaan dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan suatu perusahaan. Rasio pertumbuhan asset perusahaan diukur dengan persentase perubahan asset dari suatu periode ke periode berikutnya.

Growth = ����� ������ (�) – ����� ����� (�−1)

����� ������ (�−1) 2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya adalah:

1. Amajrit Gill, Nahum Biger, dan Rajendra Tibrewala (2010)

Gill et al (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada 266 perusahaan jasa dan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun


(41)

2007dengan metode yang digunakan adalah analisis OLS. Variabel-variabel yang digunakan dalam memprediksi DPR adalah corporate profitability, cash flow, tax, sales growth, market to book value,dan debt to equity ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitability, cash, tax, growth, MTBV, D/E berpengaruh secara signifikan terhadap standard payout ratio perusahaan jasa dan manufaktur dan profitability, cash, tax, growth, MTBV, D/E berpengaruh secara signifikan terhadap adjusted payout ratio perusahaan jasa dan manufaktur sedangkan secara parsial growth berpengaruh negatif signifikan terhadap standart payout pada perusahaan jasa. Variabel profitability dan tax berpengaruh positif signifikan terhadap standart payout pada perusahaan manufaktur. Variabel D/E berpengaruh positif signifikan terhadap adjusted payout pada perusahaan jasa dan variabel MTBV berpengaruh positif signifikan terhadap adjusted payout pada perusahaan manufaktur.

2. Mohammed Amidu dan Joshua Abor (2006)

Amidu dan Abor (2006) dalam penelitiannya pada perusahaan yang tercatat di Ghana Stock Exchange menemukan adanya hubungan positif antara profitabilitas, cash flow, dan tax terhadap kebijakan dividen. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung akan membagikan dividen yang lebih besar sebagai sinyal kepada para pemegang saham bahwa perusahaan dalam kondisi yang profitable dan memiliki prospek yang baik di masa datang. Sementara itu growth dan kesempatan investasi yang diproksikan dengan market to book value dinyatakan berpengaruh negatif. Perusahaan yang memiliki


(42)

kesempatan investasi yang lebih baik akan memilih mengalihkan dananya untuk berinvestasi sehingga deviden yang dibagikan menjadi lebih kecil.

3. Sisca Christiaty Dewi (2008)

Dewi (2008) menguji pengaruh antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI tahun 2002-2005. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional, kebijakan hutang, dan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi dapat mengurangi biaya keagenan sehingga menyebabkan perusahaan cenderung membagikan dividen yang rendah. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan sedangkan variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

4. Triani Pujiastuti (2008)

Pujiastuti (2008) dalam penelitiannya tentang kebijakan dividen menguji pengaruh insider ownership, shareholder dispersion, collateralizable assets, debt dan free cash flow. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur dan jasa yang terdaftar di BEI periode 2000-2005. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda hasil yang diperoleh adalah shareholder dispersion memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen

sedangkan variable insider ownership dan debt berpengaruh negatif dan signifikan.

Sementara itu variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan


(43)

5. Bram Hadianto dan Herlina (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto dan Herlina (2010) berjudul “Prediksi Arus Kas Bebas, Kebijakan Utang, dan Profitabilitas Terhadap Kemungkinan Dibayarkannya Dividen”. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi logistik dengan sampel emiten pembentuk indeks Kompas 100 yang tercatat pada tahun 2007. Variabel dependen pada penelitian ini adalah dividen, dan variabel independennya adalah arus kas bebas, kebijakan utang, dan profitabilitas. Variabel free cash flow, tidak dapat memprediksi perusahaan dalam membayar dividen atau dengan kata lain variabel arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen dan memiliki pengaruh negatif. Variabel kebijakan utang dan profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap kebijakan dividen.

6. Juliet D’souza (1999)

Juliet D’souza dalam penelitiaanya yang berjudul “Agency Cost, Market Risk, Investment Opportunities And Dividend Policy- An Internasional Perspective”. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analyses) dengan sampel 349 perusahaan pada periode penelitian 1995-1997. Penelitian ini menggunakan deviden payout ratio sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah market risk, IOS, growth dan market to- book-value. Pada hasil penelitian ini agency cost mempunyai hubungan yang negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Market risk (beta) dan investment opportunities memiliki hubungan yang yang negatif dengan


(44)

kebijakan dividen. Sedangkan growth rate dan market to-book value memiliki hubungan negatif yang tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

7. Lisa Marlina dan Clara Danica (2009)

Marlina dan Danica (2009) dalam penelitiannya yang berjudul“Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to equity ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio”. Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan non probability sampling dan diperoleh 24 perusahaan. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regersi linier berganda (multiple linear regression). Diperoleh hasil bahwa variabel cash position (CP) dan return on assets (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR). Sedangkan variabel bebas yang lain, yaitu debt to equity ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividenpayout ratio (DPR). 8. Unzu Marietta dan Djoko Sampurno (2013)

Marietta dan Sampurno (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to equity ratio Terhadap Dividend Payout Ratio” ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel Return On Assets, Firm Size, DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel Cash Ratio memiliki hasil positif tidak signifikan dan variabel Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan


(45)

9. Rini Dwiyani Hadiwidjaja (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Hadiwidjaja (2008) berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Sampel penelitian ini adalah 31 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2001 hingga 2005. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, Cash Ratio, Debt to equity ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Tax Rate, dan Dividend Payout Ratio. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel ROI memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPR. Variabel tax rate memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan. Sedangkan variabel lainnya yaitu cash ratio, DER , dan NPM memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap DPR.

Berikut ini tabel 2.1 merupakan rangkuman dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”.


(46)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode

Penelitian Hasil Penelitian 1. Amajrit

Gill, Nahum Biger, dan Rajendra Tibrewala (2010) “Determinants of Dividend Payout Ratio : evidence from United States”

Dividend payout ratio , profitability, cash flow, tax, growth, market-to book- value, dan debt to equity ratio.

Ordinary Least Square (OLS) Secara parsial growth berpengaruh signifikan terhadap standart payout pada perusahaan jasa. Variabel profitability dan tax berpengaruh signifikan positif terhadap standart payout pada perusahaan manufaktur. Variabel D/E berpengaruh signifikan terhadap adjusted payout pada perusahaan jasa dan variabel MTBV berpengaruh signifikan terhadap adjusted payout pada perusahaan manufaktur. 2. Mohammed

Amidu dan Joshua Abor (2006)

“Determinants of dividend payout ratios in Ghana”

Dividen payout ratio, return on asset, risk, cash flow, tax, institutional holdings, growth, MTBV. Ordinary Least Squares (OLS)

ROA, Cash Flow, Tax berpengaruh positif dan signifikan,

sedangkan Growth danMTBV memilikipengaruh negativedan signifikan, sementara itu variabel Risk dan Institutional berpengaruh negatif dan tidak. signifikan.


(47)

Lanjutan Tabel 2.1 3. Sisca

Christiaty Dewi (2008) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Dividend payout ratio, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, debt , ROA,dan ukuran perusahaan. Analisis reg resi linear Berganda Variabel kepemilikan institusional, kebijakan hutang, dan ROA berpengaruh negatif dan signifikan. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan kepemilikan manajerial berpengaruh negative dan tidak signifikan.

4. Triani Pujiastuti (2008)

Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur dan

Jasa yang Go Public di Indonesia” Dividen payout ratio, insider ownership, shareholder dispersion, collateral asset, debt, dan free cash flow.

Analisis regresi linear berganda

Variabel insider ownership , debt, dan free cash flow berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Variabel

shareholder disperson dan collateral asset berpengaruhpositif terhadapkebijakan dividen.

Variabel insider ownership, shareholder dispersion, dan debt berpengaruh signifikanterhadap kebijakandividen. Sedangkan

variabel collateral asset dan free cash flow tidak

signifikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen dalam konflikkeagenan.


(48)

Lanjutan Tabel 2.1 5. Bram

Hadianto dan Herlina (2010) “Prediksi Arus Kas Bebas, Kebijakan Utang, dan Profitabilitas Terhadap Kemungkinan Dibayarkannya Dividen”. Dividen payout ratio, arus kas bebas, kebijakan utang, dan profitabilitas. Model regresi logistik

Variabel arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen dan memiliki pengaruh negatif. Variabel kebijakan utang dan profitabilitas Memiliki hubungan positif terhadap kebijakan dividen.

6. Juliet D’Souza (1999) “Agency Cost, Market Risk, Investment Opportunities And Dividend Policy- An Internasional Perspective” Dividend payout ratio, market risk, IOS, growth, market-tobook- value Analisis regresi linier Berganda Agency cost mempunyai hubungan yang negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel risk (beta) dan investment opportunity memiliki hubungan yang negative signifikan dengan kebijakan dividen. Sedangkan growth rate dan market took-bookvalue memiliki hubungan negative tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.


(49)

Lanjutan Tabel 2.1 7. Lisa Marlina

dan Clara Danica (2009)

“Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to equity ratio, dan Return On Assets

Terhadap Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio, cash position, return on assets, debt to equity ratio.

Analisis regresi linier berganda

Variabel cash position (CP) dan return on assets (ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR). Sedangkan variabel debt to equity ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividenpayout ratio (DPR). 8. Unzu

Marietta dan Djoko Sampurno (2013) “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return On Assets, Growth, Firm Size, Debt to equity ratio Terhadap Dividend Payout Ratio”

DPR, return on assets, firm size, DER, cash ratio, dan growth. Analisis regresi linier berganda Variabel Return On Assets, Firm Size, DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel Cash Ratio memiliki hasil positif tidak signifikan dan variabel Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR.


(50)

Lanjutan Tabel 2.1

Sumber: Gill et al (2010), Amidu dan Abor (2006), Dewi (2008), Pujiastuti (2008), Hadianto dan Herlina (2010), D’Souza (1999), Marlina dan Danica (2009), Marietta dan Sampurno (2013), dan Hadiwidjaja (2008)

2.4 Kerangka Konseptual

Dividen merupakan keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham dari hasil investasi pada suatu saham perusahaan. Investor yang menginvestasikan modalnya dengan membeli surat berharga atau saham di pasar modal memiliki tujuan untuk memaksimumkan kekayaan yang diperoleh dari pembagian dividen. Pembagian dividen yang akan dibagikan kepada investor secara umum dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh serta kebijakan pembagian dividen yang ditetapkan oleh perusahaan (Dividen Policy). Jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan atau pendapatan tiap lembar disebut rasio pembayaran dividen (Dividend Payout ratio) (Keown,2000:606).

Aspek yang diperhatikan dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan 9. Rini

Dwiyani Hadiwidjaja (2008) “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Indonesia” Cash Ratio, Debt to equity ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Tax Rate, dan Dividend Payout Ratio Analisis regresi linier berganda Variabel ROI berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Variabel Tax Rate berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel cash ratio, DER , dan NPM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR.


(51)

penambahan laba ditahan perusahaan. Maka dari itu sangat penting bagi perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan dividen yang optimal bagi perusahaan. Brigham dan Houston (2001: 66) menyatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang yang memaksimumkan harga saham. Akan tetapi hal yang juga sangat penting dalam kebijakan dividen adalah terdapat masalah-masalah lainnya yang berkaitan dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain leverage (DER), free cash flow, firm size, profitability ( ROA), dan growth perusahaan.

Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Sartono (2001:66) menjelaskan DER merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Semakin besar rasio DER, semakin cenderung

perusahaan mengutamakan pelunasan kewajibannya daripada pembayaran dividend.

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya (Sutrisno, 2009: 218). Dengan semakin tingginya rasio ini perusahaan akan menggunakan laba yang akan diperolehnya untuk membayar kewajibannya di masa yang lalu sehinggga akan berdampak pada semakin kecilnya jumlah dividen yang akan dibagikan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki free cash flow (aliran kas bebas) berlebih dapat menggunakan kas yang berlebih tersebut untuk membayar hutang, pembelian


(52)

kembali saham, pembayaran dividen atau disimpan untuk memanfaatkan kesempatan investasi perusahaan di masa mendatang. Menurut Keown et al (2008 : 214), perusahaan yang memiliki Free Cash Flow dalam jumlah yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar Free Cash Flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan (wisted on unprofitable) dengan demikian ketersediaan dana dapat dipakai untuk kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi free cash flow yang dimiliki perusahaan maka dividen yang dibayarkan akan semakin tinggi.

Firm Size merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Menurut Sartono (2010: 249), perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Keown et al (2000: 621-624) menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan kecil atau baru tidak memiliki akses ke pasar modal, sehingga mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen perusahaan kecil atau baru jauh lebih rendah daripada perusahaan besar dan milik publik. Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula kemampuan untuk mendapatkan pinjaman, karena perusahaan besar relatif lebih mampu untuk menghasilkan laba, sehingga perusahaan seperti ini cenderung untuk memberikan tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan kecil.

Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Menurut Husnan (2001 : 316),


(53)

perusahaan hanya dapat membagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membagikan keuntungan kepada para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan dana

lebih besar dibanding perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Riyanto

(2001:267) mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin cepat mengakibatkan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Kebutuhan dana yang besar itu disebabkan karena perusahaan membutuhkan dana lebih untuk membiayai aktivitas investasi,

proyek-proyek perusahaan dan ekspansi usahanya. Keown et al (2000:620) menyatakan

bahwa ketika kesempatan investasi perusahaan naik, rasio pembayaran dividen harus turun. Dengan kata lain, ada hubungan terbalik antara besarnya investasi dengan

tingkat pengembalian yang diharapkan. Untuk memanfaatkan peluang investasi

yang ada maka perusahaan akan membutuhkan dana yang juga cukup besar. Perusahan akan berusaha untuk menghindari penggunakan dana yang berasal dari pihak eksternal karena akan menimbulkan biaya transaksi yang tinggi. Sehingga akan lebih efisien untuk menggunakan dana internal. Perusahaan akan lebih memilih menggunakan aliran kas internal untuk membiayai peluang investasi tersebut dibandingkan menggunakannya untuk pembayaran dividen bagi para pemegang saham. Oleh karena itu perusahaan yang ingin memanfaatkan peluang


(54)

Dividend Payout Ratio Y

yang lebih memilih untuk menahan sejumlah besar laba yang mereka miliki sehingga akan berpengaruh terhadap semakin kecilnya dividen yang dibayarkan.

Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, dapat dibuat suatu kerangka konseptual yang akan menjadi landasan dan arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya. Secara sistematis kerangka konseptual dalampenelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Variabel Independen

Variabel Dependen

Sumber: Sartono (2010), Keown et al (2008), Husnan (2001), Riyanto (2001), Sartono(2001), dan Keown et al (2000)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Leverage

Free Cash Flow

Firm Size

Profitability

Growth


(55)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh Leverage, Free Cash Flow, Firm Size, Profitability, dan Growth,terhadap Dividend Payout Ratio pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel lainnya atau bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh variabel independen yaitu leverage, free cash flow, firm size, profitability, dan growth terhadap variabel dependen yaitu dividend payout ratio.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2008 hingga 2012 yakni sebanyak 25 perusahaan dan yang menjadi populasi sasaran adalah yang memenuhi kriteria:


(57)

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2008 – Desember 2012.

2. Menerbitkan data laporan keuangan yang lengkap dan membagikan dividen berturut-turut selama tahun 2008-20012.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Berdasarkan Seleksi Kriteria

Sumber

Berdasarkan kriteria yang telah diberikan, didapatkan populasi sasaran sebanyak 8 perusahaan.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Karena populasi sasaran yang didapat jumlahnya sedikit yakni sebanyak 8 perusahaan, maka populasi secara keseluruhan dijadikan sebagai sampel penelitian (sampel jenuh).

Didalam tabel 3.2 berikut merupakan daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012.

25 2. Perusahaan yang tidak menerbitkan Laporan Keuangan secara

lengkap dan tidak membayar dividen berturut-turut selama periode waktu penelitian 2008-2012.

(17)


(58)

Tabel 3.2

Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1. BBKP Bank Bukopin Tbk

2. BNBA Bank Bumi Artha tbk

3. BBCA Bank Central Asia Tbk

4. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

5. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

6. SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

7. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

8. BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

Sumber

3.4 Batasan Operasional

Peneliti menetapkan batasan operasional untuk mempermudah melakukan penelitian dan menghindari kesimpangsiuran serta penyimpangan dalam menganalisis permasalahan. Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini agar tidak menyimpang dari pembahasan adalah sebagai berikut:

a. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahan Perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 - 2012.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ada dua yaitu :

1. Variabel dependen (variabel terikat atau Y) adalah Dividend Payout

Ratio.

2. Variabel independen (variabel bebas) adalah

X1 : Debto Equity Ratio


(1)

Lampiran I Data Input SPSS

DPR DER FCF FIRMSIZE ROA GROWTH

30.00 14.08 -8.29 32633066.00 1.69 -5.30

50.00 13.65 7.56 37173318.00 1.40 13.91

35.00 15.45 10.56 47489366.00 1.40 27.75

30.00 12.07 -5.99 57183463.00 1.64 20.41

30.00 12.15 4.00 65689830.00 1.29 14.88

25.01 4.20 -5.88 2044367.00 2.03 4.80

24.56 4.80 14.39 2403186.00 1.71 17.56

24.65 5.12 2.69 2661052.00 1.37 10.74

25.20 5.22 -6.10 2963148.00 1.92 11.35

25.04 5.67 -2.64 3483517.00 1.85 17.58

42.18 9.55 -1.70 245569856.00 3.14 12.60

39.37 9.14 8.66 282392294.00 3.17 14.99

31.19 8.51 0.17 324419069.00 3.28 14.88

25.68 8.09 -10.75 381908353.00 3.57 17.72

23.65 7.54 5.62 442994197.00 2.44 15.99

50.00 9.09 1.07 107268363.00 2.50 3.00

50.00 5.23 -1.22 98597953.00 2.40 -8.08

35.00 5.40 -3.36 118206573.00 3.39 19.89

30.00 4.49 -6.88 141934432.00 3.25 20.07

30.00 4.42 -2.81 155791308.00 3.52 9.76

35.00 10.01 -6.62 246076896.00 3.59 20.80

22.28 10.63 6.04 316947029.00 3.12 28.80

14.95 10.02 13.01 404285602.00 3.69 27.56

19.72 8.43 2.69 469899284.00 3.99 16.23

29.77 7.50 -0.65 551336790.00 4.33 17.33

19.92 8.86 3.52 1977150.00 2.80 35.10

37.87 8.48 6.10 2403696.00 2.13 21.60

34.78 7.25 1.33 3245763.00 2.51 35.02

28.30 9.75 13.20 5085762.00 2.40 56.69

35.08 13.17 5.12 7621309.00 2.10 49.84

35.00 10.75 -0.37 358438678.00 2.25 12.30

35.00 10.23 2.50 394616604.00 2.74 10.09

35.00 9.81 8.64 449774551.00 3.11 13.98

20.00 7.81 3.26 551891704.00 2.99 22.70

30.00 7.31 0.69 635618708.00 3.23 15.17

10.00 12.07 -6.18 201741069.00 0.96 10.00

35.00 10.88 1.68 227496967.00 1.51 12.77

30.00 6.50 -6.20 248580529.00 2.21 9.27

20.00 6.90 4.75 299058161.00 2.49 20.31


(2)

Lampiran II Hasil Pengujian SPSS

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 GROWTH, ROA, DER,

FCF, FIRMSIZEa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .549a .301 .198 7.85952

a. Predictors: (Constant), GROWTH, ROA, DER, FCF, FIRMSIZE b. Dependent Variable: DPR

ANOVA

b

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 903.937 5 180.787 2.927 .027a

Residual 2100.251 34 61.772

Total 3004.187 39

a. Predictors: (Constant), GROWTH, ROA, DER, FCF, FIRMSIZE b. Dependent Variable: DPR


(3)

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.660 7.216 2.586 .014

DER 1.143 .504 .376 2.269 .030

FCF .346 .237 .245 1.462 .153

FIRMSIZE -2.896E-8 .000 -.619 -2.988 .005

ROA 5.733 2.331 .541 2.459 .019

GROWTH -.415 .132 -.570 -3.135 .004

a. Dependent Variable: DPR

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 7.33843167

Most Extreme Differences Absolute .120

Positive .067

Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z .758

Asymp. Sig. (2-tailed) .614

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 18.660 7.216 2.586 .014

DER 1.143 .504 .376 2.269 .030 .750 1.333

FCF .346 .237 .245 1.462 .153 .730 1.370

FIRMSIZE -2.896E-8 .000 -.619 -2.988 .005 .479 2.086

ROA 5.733 2.331 .541 2.459 .019 .424 2.357

GROWTH -.415 .132 -.570 -3.135 .004 .623 1.605

a. Dependent Variable: DPR

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.079 4.078 .510 .614

DER .474 .285 .306 1.665 .105

FCF .162 .134 .226 1.214 .233

FIRMSIZE -6.822E-9 .000 -.286 -1.245 .221

ROA 1.175 1.318 .218 .892 .379

GROWTH -.128 .075 -.344 -1.705 .097


(5)

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .72331

Cases < Test Value 20

Cases >= Test Value 20

Total Cases 40

Number of Runs 18

Z -.801

Asymp. Sig. (2-tailed) .423

a. Median


(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia

3 82 84

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 78 102

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 34 111

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan Dan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 24 156

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia.

0 17 122

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Faktor-faktor yang yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

0 0 14

Analisis Faktor-faktor yang yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 0 13