49
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
publikasi oleh Bursa Efek Indonesia yaitu laporan keuangan, sejarah perusahaan, jurnal, literatur ilmiah, penelitian terdahulu, laporan-laporan yang dipublikasikan
serta data-data yang diperoleh dari media internet.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data pendukung berupa buku-
buku referensi untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang diteliti, jurnal, serta laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.
3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis merupakan cara atau teknik dalam mengkaji data yang terkumpul dalam hubungannya dengan hipotesis. Dalam penelitian ini metode
analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik yang pengolahan datanya menggunakan software SPSS Statistics 17.0. Data yang digunakan
merupakan data kuantitatif, yang berupa angka dan menerangkan setiap nilai variabel. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda
untuk menguji hipotesis. Sebelum melakukan model analisis tersebut, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
50
Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Menurut Situmorang dan Lufti 2014:114 uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda
yang berbasis ordinary least square OLS. Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif,
maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan
uji multikolinearitas.
3.8.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng Situmorang dan Lufti, 2014:114. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes nnormalitas maka hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada polulasi. Dalam pandangan
statistik itu sifat dan karaktersistik polulasi adalah terdistribusi secara normal. Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain Situmorang
dan Lufti, 2014:115 : 1.
Pendekatan Histogram Pendekatan ini digunakan untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan
kurva normal yaitu kurva yang memiliki cirri-ciri khusus, salah satu diantaranya
Universitas Sumatera Utara
51
adalah bahwa : mean, mode dan median pada tempat yang sama. Jika ketiga tendensi sentral tersebut tidak teletak pada satu tempat maka berarti bahwa kurva
tersebut juling ke kiri atau ke kanan. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan tersebut dikenal dengan nama “kemiringan kurva’ atau “kemencengan
kurva” skewness. Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif jika kurva juling ke kanan atau bertanda negatif jika kurva juling ke
kiri. 2.
Pendekatan Grafik PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis sumbu x melawan
nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi
bahwa residual menyebar normal. Seringkali ditemui bahwa ujung-ujung plot pada PP plot agak menyimpang dari garis lurus. Bila pola-pola titik yang terletak
selain di ujung-ujung plot masih berbentuk liniear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dinyatakan bahwa sebaran data dalam
hal ini residual adalah menyebar normal. 3.
Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Pendekatan ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis
diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogrov-smirnov 1 sampel KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak.
Dengan menggunakan tingkat signifikan � 5, Dengan menggunakan tingkat
signifikan � 5. Jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka variabel
Universitas Sumatera Utara
52
residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka variabel residual tidak berdistribusi normal.
3.8.1.2 Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap varibael terikat. Dalam setiap persamaan regresi pasti
memunculkan residu. Residu adalah variabel-variabel lain yang terlibat akan tetapi tidak termuat di dalam model sehingga residu adalah variabel tidak
diketahui sehingga diasumsikan bersifat acak. Karena diasumsikan acak, maka besarnya residu tidak terkait dengan besarnya nilai prediksi. Jika data residu tidak
bersifat acak maka data bisa dikatakan terkena heteroskedasitisitas Situmorang
dan Lufti, 2014:122.
Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians
sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedasttisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas
heteroskedasitisitas Situmorang dan Lufti, 2014:122. Alat untuk menguji heteroskedastisitas bisa dibagi dua yakni dengan alat analisis grafik atau dengan
analisis residual yang berupa statistik. Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Apabila signifikansi dari taraf nyata 5, maka dianggap tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
53
3.8.1.3 Uji Autokorelasi
Menurut Situmorang dan Lufti 2014:134 autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu seperti dalam data deret waktu atau ruang seperti dalam cross-section. Dalam konteks regresi, model regresi linear klasik mengasumsikan bahwa
autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi. Jika error antara beberapa observasi mengalami korelasi maka kondisi ini disebut autokorelasi. Artinya nilai
variabel regressan dari satu periode dipengaruhi oleh periode lainnya, atau nilai
variabel regressan dipengaruhi oleh nilai variabel regressan lainnya.
Untuk melakukan uji autokorelasi kita dapat menggunakan uji runs test, uji ini dipergunakan untuk melihat apakah data residual bersifat acak atau tidak. Bila
tidak acak, berarti terjadi masalah autokorelasi. Residual regresi diolah dengan uji runs test
, kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikasi α yang dipergunakan. Apabila nilai hasil uji runs test lebih besar daripada tingkat
signifikasi α, maka tidak terdapat masalah otokorelasi pada data yang diuji.
3.8.1.4 Uji Multikolinearitas
Istilah kolinearitas ganda multicollinearity diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya: Statistical Confluence Analysis By means of Complete
Regression Systems. Aslinya istilah itu berarti adanya hubungan linear yang
sempurna atau eksak perfect of exact diatara variabel-variabel bebas dalam
model regresi. Istilah kolinearitas colinearity sendiri berarti hubungan linear tunggal single linear relationship, sedangkan kolinearitas ganda
multicolinearity menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang
Universitas Sumatera Utara
54
sempurna. Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam
model regresi. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance value atau nilai
Variance Inflation Factor VIF. Batas Tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5. Apabila Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi
multikolinieritas. Tetapi jika Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.8.3 Metode Analisis Statistik 3.8.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Model Analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Berganda. Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yakni Leverage,
Free Cash Flow, Firm Size, ROA, dan Growth terhadap variabel terikat yaitu Dividend Payout Ratio pada perusahaan Perbankan Bursa Efek Indonesia.
Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut
X
1
, X
2
, X
3
, dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y Situmorang dan Lufti, 2014:166.
Rumus yang digunakan adalah : Y = α + �
1
�
1
+ �
2
�
2
+ �
3
�
3
+ �
4
�
4
+ �
5
�
5
+ e Keterangan :
Y = Dividend Payout Ratio α = Koefesien Konstanta
�
1
= Debt to Equity Ratio
Universitas Sumatera Utara
55
�
2
= Free Cash Flow �
3
= Firm Size �
4
= Return on Asset �
5
= Growth b1-b5 = Koefesien regresi
e = Error
3.8.3.2 Koefisien Determinasi
�
�
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel independen terhadap
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi �
�
dinyatakan dalam presentase
antara 0 dan 1. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau prediktornya. Range nilai
dari R
2
adalah 0 – 1 ≤ �
2
≤ 1 . Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin
mendekati satu maka model semakin baik Situmorang dan Lufti, 2014:169. 3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independent secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependent.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut Situmorang dan Lufti, 2014:171 :
Universitas Sumatera Utara
56
H diterima atau
H
a
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada � = 5
H ditolak dan
H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada � = 5
Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Jika pada perhitungan
F
hitung
F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 maka menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent secara serempak adalah
signifikan terhadap variabel dependent.
3.9.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut Situmorang dan Lufti, 2014:172 :
H diterima atau
H
a
ditolak jika – t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
pada � = 5
H ditolak atau
H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada � = 5
t
hitung
≤ – t
tabel
pada
� = 5 Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka
H ditolak dan
H
a
diterima. Tingkat signifikansinya 0,000 0,05 berarti masing-masing variabel
independent berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.2.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia merupakan suatu bursa saham yang memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dengan tujuan untuk mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia memiliki visi untuk menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia, dan untuk
mencapai tujuan itu Bursa Efek Indonesia menetapkan misi yakni untuk menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui
pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
Secara resmi, pasar modal di Indonesia telah ada sebelum Indonesia merdeka. Bursa Efek di Indonesia didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda
untuk kepentingan pemerintah colonial atau yang disebut VOC di Indonesia sejak 14 Desember 1912 yang dikenal dengan Verenigingvoor de Effectenhandel di
Batavia ataupun Jakarta.
Pergolakan politik dunia yang disebabkan faktor perang dunia I dan II menyebabkan beberapa kali Bursa Efek di Batavia ditutup dan kemudian pernah
dibuka kembali pada tahun 1925 – 1942, dan dikarenakan perkembangan dan pertumbuhannya yang baik, maka bersamaan dengan dibukanya Bursa Efek di
Batavia, pemerintah kolonial Belanda juga mendirikan bursa efek di kota
Universitas Sumatera Utara
58
Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di kota Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925, dan ditutup kembali dikarenakan gejolak politk dunia yang
diakibatkan perang dunia II. Pada tahun 1977 bursa yang telah di buka kembali dikembangkan menjadi bursa modal yang lebih modern dengan menerapkan
Jakarta Automoted Trading System JATS yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian , serta deporsitori saham yang dimiliki oleh PT.. Kustodian
Depositori Efek Indonesia KDEI dan dibentuknya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. an beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut:
Desember 1912 :Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918 :Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942 :Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 :Karena isu politik Perang Dunia II Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup
1942 – 1952 :Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
1956 :Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif
Universitas Sumatera Utara
59
1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977 :Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT
Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai
emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara
1977 – 1987 :Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
1987 :Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
PAKDES 87 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990 :Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat
2 Juni 1988 :Bursa Paralel Indonesia BPI mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek PPUE, sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan
dealer
Universitas Sumatera Utara
60
Desember 1988 :Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 PAKDES
88 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal 16 Juni 1989
:Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek
Surabaya
13 Juli 1992 :Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ
22 Mei 1995 :Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS Jakarta Automated Trading
Systems
10 November 1995 :Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996
1995 :Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya
2000 :Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002 :BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
remote trading
Universitas Sumatera Utara
61
2007 :Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek
Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia BEI
02 Maret 2009 :Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT. Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG
4.2.2 Gambaran Umum Perusahaan Sektor Perbankan 1.
Bank Bukopin Tbk
Bank Bukopin Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 10 Juli 1970 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada 10 Juli tahun 2006 melalui underwriter PT.. Bahana Securities dan PT.. Premier Securities dengan kode saham BBKP. Bank Bukopin Tbk berkantor pusat
di Gedung Bank Bukopin Tbk Jln. M. T. Haryono Kav. 50-51 Jakarta. Bank ini memiliki jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari 2013 sebanyak
7,890,993,183 lembar saham dengan total kapitalisasi pasar sebesar Rp. 6,154,974,682,740 . Saham mayoritas dimiliki oleh Koperasi Pegawai Bulog
Seluruh Indonesia Kopelindo dengan jumlah sebanyak 2,528,471,428 lembar
saham atau 31.72 dari total jumlah lembar saham yang beredar. 2.
Bank Bank Bumi Arta Tbk
Bank Bank Bumi Arta Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 3 Maret 1967 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 1 Juni 2006 melalui underwriter PT. Makinta Securities dengan kode saham BNBA. Bank Bank Bumi Arta Tbk berkantor pusat di Jln. Wahid
Hasyim No. 234 - 236 Jakarta. Bank ini memiliki jumlah lembar saham yang
Universitas Sumatera Utara
62
beredar per 28 Februari 2013 berjumlah 2,286,900,000 lembar saham dengan total nilai kapitalisasi pasar Rp. 404,781,300,000. Saham mayoritas dimiliki PT. Surya
Husada Investment dengan jumlah sebanyak 1,050,000,000 lembar saham atau 45.45 dari total jumlah lembar saham yang beredar.
3. Bank Bank Central Asia Tbk
Bank Central Asia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 10 Augustus 1955 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 31 Mei 2000 melalui underwriter PT. Danareksa Sekuritas dan PT. Bahana Securities dengan kode saham BBCA. Bank Central Asia Tbk
berkantor pusat di Menara BCA Lt. 20 Grand Indonesia Jln. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta. Bank ini memiliki jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari
2013 berjumlah 24.408.459.120 lembar saham dengan total nilai kapitalisasi pasar Rp. 268,493,050,320,000. Saham mayoritas dimiliki UOB Kay Hian Private
Limited For Farindo Investment dengan jumlah sebanyak 11,125,990,000 lembar saham atau 45.13 dari total jumlah lembar saham yang beredar.
4. Bank Danamon Tbk
Bank Danamon Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 16 Juli 1956 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada 6 Desember 1989 melalui underwriter PT. Aseam Indonesia, PT. IFI, PT. Mutual Int Finance, dan PT. Bank Pembangunan Indonesia dengan kode saham
BDMN. Bank Danamon Tbk berkantor pusat di Menara Bank Danamon, Jl. Prof. DR. Satrio Kav. E46 ESOP Conversion I : Mega Kuningan Jakarta. Bank ini
memiliki jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari 2013 sebanyak
Universitas Sumatera Utara
63
9,488,796,931 lembar saham dengan nilai total kapitalisasi pasar Rp 59,779,420,665,300. Saham mayoritas per 31 Desember 2012 dimiliki oleh Asia
Finansial Indonesia PT.e.Ltd dengan jumlah sebanyak 6,457,558,472l embar saham atau 67,53 dari total jumlah lembar saham yang beredar.
5. Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan didirikan pada 16 Desember 1895 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 10 November 2003 melalui underwriter PT. Bahana Securities affiliated dengan kode saham BBRI. Bank Rakyat Indonesia Tbk berkantor
pusat di BRI I Building, Jl. Jend. Sudirman No. 44- 46 Jakarta. Bank ini memiliki jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari 2013 berjumlah
24,422,470,380 lembar saham dengan nilai total kapitalisasi pasar Rp. 230,792,345,091,000. Saham mayoritas per 31 Desember 2012 dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia dengan jumlah sebanyak 13.999.999.999 lembar
saham atau 56,75 dari total jumlah lembar saham yang beredar. 6.
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 15 Juni 1974 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 15 Desember 2006 melalui underwriter PT. Kresna Graha Sekurindo dengan kode saham SDRA. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
berkantor pusat di Jln. Buah Batu No. 58 Bandung. Bank ini memiliki jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari 2013 sebanyak 2,293,873,000 lembar
saham dengan nilai total kapitalisasi pasar Rp 1,330,446,340,000. Saham
Universitas Sumatera Utara
64
mayoritas dimiliki oleh Arifin Panigoro dengan jumlah sebanyak 1,203,330,675 lembar saham atau 51.93 dari total jumlah lembar saham yang beredar.
7. Bank Mandiri Persero Tbk
Bank Mandiri Persero Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 2 Oktober 1998 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 14 Juli 2003 melalui underwriter PT. Danareksa Sekuritas dan PT. ABN AMRO Asia Securities Indonesia dengan kode saham BMRI. Bank Mandiri
Persero Tbk berkantor pusat di Plaza Mandiri Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 - 38 Jakarta. Bank ini memiliki jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari
2013 berjumlah 23,099,999,999 lembar saham dengan total nilai kapitalisasi pasar Rp. 232,154,999,989,950. Saham mayoritas dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia dengan jumlah sebanyak 14,000,000,000 lembar saham atau 60.00 dari total jumlah lembar saham yang beredar.
8. Bank Negara Indonesia Persero Tbk
Bank Negara Indonesia Persero Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan yang didirikan pada 5 Juli 1946 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 25 November 1996 melalui underwriter PT. Bahana Securities, PT. BNI Securities, PT. Danareksa Sekuritas dan PT. Pentasena Arthasentosa
dengan kode saham BBNI. Bank Negara Indonesia Persero Tbk berkantor pusat di Gedung BNI Lt. 24 Jln. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta. Bank ini memiliki
jumlah lembar saham yang beredar per 28 Februari 2013 berjumlah 18,462,169,893 lembar saham dengan total nilai kapitalisasi pasar Rp.
84,925,981,507,800. Saham mayoritas dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
Universitas Sumatera Utara
65
dengan jumlah sebanyak 11,189,193,875 lembar saham atau 60.00 dari total jumlah lembar saham yang beredar.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif 1.
Variabel Dependen
Di dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah dividend payout ratio DPR perusahaan-perusahaan pada industri perbankan periode tahun
2008-2012. Berdasarkan data yang telah diperoleh, hasil perhitungan dividend payut ratio perusahaan yang berada dalam sektor industri perbankan di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Dividend Payout Ratio Perusahaan
No Nama Emiten
Dividend Payout Ratio 2008 2009
2010 2011
2012 1
Bank Bukopin Tbk 30.00
50.00 35.00
30.00 30.00
2 Bank Bumi Artha tbk
25.01 24.56
24.65 25.20
25.04 3
Bank Central Asia Tbk 42.18
39.37 31.19
25.68 23.65
4 Bank Danamon Indonesia Tbk
50.00 50.00
35.00 30.00
30.00 5
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk
35.00 22.28
14.95 19.72
29.77 6
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
19.92 37.87
34.78 28.30
35.08 7
Bank Mandiri Persero Tbk 35.00
35.00 35.00
20.00 30.00
8 Bank Negara Indonesia Tbk
10.00 35.00
30.00 20.00
30.00 Nilai Tertinggi
50.00 50.00
35.00 30.00
35.08 Nilai Terendah
10.00 22.28
14.95 19.72
23.65 Nilai Rata-rata
30.89 36.76
30.07 24.86
29.19 Perusahaan dengan Nilai di bawah Rata-
rata 4
4 3
3 2
Universitas Sumatera Utara
66 Perusahaan dengan Nilai di atas Rata-
rata 4
4 5
5 6
Sumber: Data Diolah 2014
Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata dari DPR pada sektor industri perbankan BEI tahun 2008 sebesar 30.89
dengan 4 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR dibawah rata-rata dan 4 perusahaan membagikan
dividen dengan nilai DPR diatas rata-rata. Pada Tahun 2009 rata-rata nilai DPR sebesar 36.76
dengan 4 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR dibawah rata-rata dan 4 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR diatas
rata-rata. Tahun 2010 rata-rata nilai DPR sebesar 30.07 dengan 3 perusahaan
membagikan dividen dengan nilai DPR dibawah rata-rata dan 5 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR diatas rata-rata. Tahun 2011 rata-rata nilai
DPR sebesar 24.86 dengan 3 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR
dibawah rata-rata dan 5 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR diatas rata-rata. Tahun 2012 rata-rata nilai DPR sebesar 29.19
dengan 2 perusahaan membagikan dividen dengan nilai DPR dibawah rata-rata dan 6 perusahaan
membagikan dividen dengan nilai DPR diatas rata-rata. Pada tahun 2008, nilai DPR tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon
Indonesia Tbk BDMN dengan nilai DPR sebesar 50.00. Nilai DPR terendah dimiliki oleh Bank Negara Indonesia Tbk BBNI sebesar 10.00.
Pada tahun 2009, nilai DPR tertinggi dimiliki oleh Bank Bukopin Tbk BBKP dan Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN dengan nilai DPR sebesar
50.00. Nilai DPR terendah dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk BBRI sebesar 22.28.
Universitas Sumatera Utara
67
Pada tahun 2010, nilai DPR tertinggi dimiliki oleh Bank Bukopin Tbk BBKP, Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN, dan Bank Mandiri Persero
Tbk BMRI dengan nilai DPR sebesar 35.00. Nilai DPR terendah dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk BBRI sebesar 14.95.
Pada tahun 2011, nilai DPR tertinggi dimiliki oleh Bank Bukopin Tbk BBKP dan Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN dengan nilai DPR sebesar
30.00. Nilai DPR terendah dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk BBRI sebesar 19.72.
Pada tahun 2012, nilai DPR tertinggi dimiliki oleh Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA dengan nilai DPR sebesar 35.08. Nilai DPR terendah
dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk BBCA sebesar 23.65.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage DER, free caash flow, firm size, profitability ROA, dan growth.
a. Leverage DER