digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kepada istri sebelumnya secara lisan ataupun tertulis dan menjamin kesejahteraan istri dan semuanya diajukan ke pengadilan setempat.
Batas poligami yang boleh dilakukan maksimal adalah 4 orang dan suami harus berbuat adil kepada 4 orang tersebut, jika tidak terpenuhi
maka suami dilarang melakukan poligami.
65
C. Media dan Berita dalam Pandangan Konstruksionis
1. Fakta adalah hasil konstruksi
Tidak ada realitas yang bersifat objektif, karena realitas yang terjadi adalah hasil dari konstruksi media atau wartawan terhadap
realitas. Realitas adalah konsep subjektif dari wartawan. Fakta dianggap sebagai sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya, melainkan
merupakan hasil pemaknaan dalam diri manusia. Wartawanlah yang aktif mendefinisikan dan memaknai peristiwa tertentu, kemudian
diatmbah dengan mencari bukti-bukti yang mendukung, siapa pelakunya, apa motifnya.
Fakta yang sama bisa menghasilkan fakta yang berbeda-beda bergantung dari bagaimana sudut pandang yang digunakan. Ada kalanya
fakta yang satu dengan fakta yang lain, dimana tidak beraturan, kemudian dirangkai oleh media atau wartawan sehingga fakta tersebut
memiliki makna tertentu
66
Perbandingan konsep antara kelompok
65
Ibid., 239.
66
Eriyanto, Analisis Framing, 19-22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
positivis dengan kelompok konstuksionis mengenai fakta bisa dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Pandangan kelompok Positivis Konstruksionis mengenai Fakta
Kelompok Pandangan mengenai Fakta
Positivis Ada fakta ‘riil’ yang diatur oleh kaidah-kaidah
tertentu yang berlaku universal Konstruksionis
Fakta merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu berita bersifat relatif, berlaku
sesuai konteks tertentu
Sumber : Eriyanto, Analisis Framing, 20.
2. Media adalah agen konstruksi
Media bukanlah pihak yang bebas, namun dia merupakan subjek yang mengkonstruksi realitas. Berita yang kita baca bukanlah fakta
sebenarnya yang terjadi dilapangan, namun merupakan hasil kontruksi media terhadap realitas. Media bisa bebas memilih fakta mana yang
diambil dan mana realitas yang tidak diambil dalam sebuah peristiwa atau realitas.
Media juga ikut andil dalam memilih siapa aktor dari peristiwa atau realitas tersebut sadar atau tidak sadar. Lewat bahasa yang dipakai
media bisa membingkai suatu peristiwa tertentu yang ketika ini diterima oleh khalayak, maka khalayak akan memahami peristiwa tersebut
berdasarkan kacamata atau sudut pandang yang disajikan oleh media.
67
Perbandingan konsep antara kelompok positivis dengan kelompok konstuksionis mengenai fakta bisa dilihat pada tabel 2.2.
67
Ibid., 22-24.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 2.2. Pandangan kelompok Positivis Konstruksionis mengenai Media
Kelompok Pandangan mengenai Media
Positivis Media sebagai saluran pesan
Konstruksionis Media sebagai agen konstruksi pesan
Sumber : Eriyanto, Analisis Framing, 23.
3. Berita bukan refleksi realitas