Perkembangan Sosial anak SD

13 pelanggaran terhadap hal ini, seperti bermain curang, membuka rahasia, berbohong, atau menggunakan cara licik tidak akan ditolerir. b. Belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab Anak yang belajar memikul tanggung jawab di rumah tidak hanya melakukan penyesuaian yang lebih baik dengan kelompok teman sebaya tetapi kemungkinan besar mereka juga dipilih untuk memimpin. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi mereka untuk memikul tanggung jawab dan belajar memikul kepercayaan sehingga mereka dapat memikul keduanya dengan baik.

c. Belajar bersaing dengan anak lain

Pada usia kanak-kanak akhir atau usia berkelompok, persaingan muncul dalam tiga bentuk yaitu persaingan diantara anggota kelompok untuk memperoleh penghargaan di dalam kelompok itu sendiri, konflik antara geng dan geng saingannya, dan konflik antara kelompok dan lembaga yang terorganisasi dalam masyarakat. Masing- masing bentuk mempunyai pengaruh yang berlainan terhadap sosialisasi anak.

d. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial

Pada masa kanak-kanak akhir, menjadi anggota suatu kelompok akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam keadaan psikologis orang lain dan untuk melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain. 14 e. Belajar bekerja sama Kelompok akan mengembangkan sikap kerjasama pada setiap anggotanya. Secara tidak langsung mereka akan saling membantu satu sama lain disaat salah satu anggota kelompok mengalami kesulitan. Sikap ini akan terus berkembang ke lingkungan sosial pada masa kanak-kanak akhir.

f. Belajar menjadi orang dewasa yang mandiri

Kelompok teman sebaya dapat membantu kemandirian pribadi anak dengan memberikan kepuasan emosional dari persahabatan dengan teman sebaya. g. Belajar bermain dan berolahraga Melalui kelompok teman sebaya, anak akan dapat bersosialisasi melalui kegiatan bermain bersama. h. Belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok Saat anak masuk dalam suatu kelompok secara otomatis mereka akan belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok. Hal ini dilakukan agar anak dapat terus diterima dalam kelompok tersebut.

i. Belajar setia kepada kelompok

Pada masa kanak-kanak akhir anak memasuki usia kelompok. Hal ini akan menumbuhkan sikap setia kepada kelompoknya dikarenakan kelompok teman sebaya menjadi hal yang sangat penting dalam diri kanak-kanak usia akhir. Mereka butuh diakui oleh lingkungan sekitarnya. 15 j. Belajar menyertai mereka yang mendapat perlakuan yang salah Kelompok teman sebaya diharapkan mampu menghilangkan sikap diskriminasi terhadap orang lain. Anak yang melakukan diskriminasi cenderung akan melakukan pembedaan diantara orang-orang dan tanda atau isyarat tertentu. Pembedaan ini biasanya disertai dengan kecenderungan untuk memperlakukan mereka dengan cara berbeda dari orang lain. Perlakuan ini dapat berkisar dari hanya berupa pengenalan perbedaan itu sampai pada perlauan yang tiak adil atau bahkan kejam. Kelompok teman sebaya akan membantu anak berperilaku yang dapat diterima secara sosial dalam lingkungannya. Keterlibatan anak sebagai anggota dari kelompok pertemanan menimbulkan efek bagi anak itu sendiri. Anak akan terbantu dalam proses sosialisasi dengan bergabungnya sebagai anggota kelompok, karena di dalam keterlibatan anak sebagai anggota kelompok, anak akan berusaha menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, perilaku maupun sikap dari masing-masing anggota kelompok.

4. Perilaku Menyimpang Anak SD

Kartono dalam Darwis 2006: 43 mengemukakan bahwa ada dua jenis perilaku manusia, yakni perilaku normal dan perilaku abnormal. Perilaku normal adalah perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan perilaku abnormal adalah perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku abnormal ini juga biasa disebut perilaku menyimpang.