Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

23 menunjukkan sifat humor. Saat bermain, anak-anak slow learner lebih senang bermain dengan anak-anak di bawah usianya. Mereka merasa lebih aman, karena saat berkomunikasi dapat menggunakan bahasa yang sederhana. e. Moral Moral seseorang akan berkembang seiring dengan kematangan kognitifnya. Anak-anak slow learner tahu aturan yang bertaku tetapi mereka tidak paham untuk apa tata tertib tersebut dibuat. Terkadang mereka nampak tidak patuh atau melanggar aturan. Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan memori mereka yang terbatas sehingga sering lupa. Oleh karena itu sebaiknya anak-anak slow learner sering diingatkan. Sedangkan menurut Munawir Yusuf 2003: 38 anak slow learner memiliki ciri-ciri 1 nilai rata-rata yang dicapai seluruh mata pelajaran kurang dari 6,0, 2 hasil tes IQ berkisar 70-90.

3. Masalah yang dihadapi Anak Slow Learner

Beberapa masalah yang dihadapi anak slow learner menurut Nani Triani dan Amir 2013: 13 1. Anak mengalami perasaan minder terhadap teman-temannya karena kemampuan belajarnya lamban jika dibandingkan teman-teman sebayanya. 2. Anak cenderung bersikap pemalu, menarik diri dari lingkungan sosialnya. 3. Lamban menerima informasi karena keterbatasan dalam berbahasa reseptif atau menerima dan ekspresif atau mengungkapkan. 4. Hasil prestasi belajar yang kurang optimal sehingga dapat membuat anak menjadi stress karena ketidak mampuannya mencapai apa yang diharapkan. 24 5. Karena ketidakmampuannya mengikuti pelajaran di kelas, hal tersebut dapat membuat anak tinggal kelas. 6. Mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya. Berdasarkan penjelasan di atas, anak slow learner memiliki berbagai masalah yang timbul dikarenakan mereka membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibanding teman sebayanya. Dari sisi perilaku, anak-anak slow learner cenderung pendiam dan pemalu, mereka juga kesulitan untuk berteman. Anak slow learner ini juga cenderung kurang percaya diri. Anak juga lamban dalam menerima informasi karena keterbatasan dalam menerima dan mengungkapkan.

4. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Sugihartono 2007:74 belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan menurut Santrok dan Yussen dalam Sugihartono 2007:74 mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman. Menurut Baharuddin 2009: 162 belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan hasil belajar tersebut, membantu orang untuk dapat memecahkan permasalahan dalam hidupnya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat ditegaskan bahwa belajar merupakan perubahan yang relative permanen dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau belajar yang diperkuat. Anak dapat terbantu dalam memecahkan masalah dalam hidupnya. Anak juga akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.