Metodologi Perencanaan Sistem Informasi Strategis

15 d. Serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan bottom up dan analisa top down.

II.4 Metodologi Perencanaan Sistem Informasi Strategis

Sistem teknologi informasi dikenal dengan nama senjata strategi strategic weapon karena dapat digunakan untuk menerapkan strategi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Banyak perusahaan menerapkan sistem teknologi informasi untuk bersaing, tetapi banyak dari mereka yang gagal mendapatkan keunggulan kompetitif. Secanggih apapun teknologi informasi tidak akan menghasilkan keunggulan kompetitif berkelanjutan jika tidak direncanakan dengan baik. Sistem teknologi informasi yang tidak direncanakan dengan baik hanya akan mendukung sasaran unit tertentu di organisasi bukan sasaran korporasi secara keseluruhan atau bahkan tidak jelas mendukung sasaran yang mana. Keuntungan kompetitif hanya diperoleh jika organisasi mampu mengeksploitasi kemampuan teknologi informasi ini konsisten dengan tujuan organisasi secara terus menerus. Sistem informasi juga harus mendukung dan meningkatkan kemampuan bisnis perusahaan, mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan meningkatkan volume penjualan sehingga SIS akan membatu bagi perkembangan perusahaan. Faktor penting dalam proses Perencanaan SIS adalah penggunaan metodologi. Metodologi merupakan kumpulan dari metode, teknik dan alat tools yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. Tujuan dari penggunaan metodologi dalam Perencanaan SIS adalah meminimalkan resiko kegagalan, memastikan keterlibatan semua pihak yang berkepentingan serta meminimalkan ketergantungan terhadap individu, dan lebih menekankan kepada proses dan sasaran yang ditentukan. Ada beberapa metodologi perencanaan SIS yang populer dan sebagai landasan teori dari penelitian ini antara lain: Metodologi Perencanaan SIS menurut Universitas Sumatera Utara 16 Hartono, John Ward dan Peppard. Metodologi ini akan dijelaskan lebih rinci pada subbab berikut ini. II.4.1 Metodologi Perencanaan SIS Menurut Hartono King dan Teo 2001 dalam Hartono 2005 pernah melakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor organisasi yang memfasilitasi facilitate dan menghambat inhibit penerapan sistem informasi strategic di organisasi. Mereka menyebutnya sebagai facilitator dan inhibitor. Daftar pertanyaan dikirimkan ke 419 eksekutif lulusan program MBA suatu universitas yang besar di bagian tenggara Amerika Serikat yang tersebar di 143 perusahaan. Dari daftar pertanyaan yang kembali, yang dapat digunakan adalah sebanyak 121 perusahaan dengan pembagian 55 perusahaan adalah grup sistem informasi strategik dan 66 dari grup bukan sitem informasi strategik. Adapun hasil dari penelitian tersebut dikelompokkan menjadi beberapa faktor dengan menggunakan analisis faktor. Jumlah faktor yang diperoleh adalah sebanyak 7 tujuh faktor sebagai berikut: Tabel 2.1. Faktor-Faktor Hasil Dari Analisis Faktor Penelitian King dan Teo 2001. Dimensi kunci dari item-item pertanyaan yang membentuk faktor Factor Loading Faktor1: Pemicu-pemicu TI IT drivers Kepemimpinan TI yang kuat Kemampuan perencanaan TI yang kuat Pengalaman dengan TI Persepsi kepentingan dari penggunaan strategic IT Dukungan teknikal yang kuat dari staff Manfaat berujud dari aplikasi TI Kemauan menggali ide – ide baru Pengetahuan yang cukup mengenai kesempatan- kesempatanaktiva-aktiva informasi 0,87 0,87 0,75 0,75 0,67 0,57 0,53 0,51 Faktor 2: Kebutuhan-kebutuhan bisnis bussines needs Universitas Sumatera Utara 17 Persepsi kebutuhan untuk menyimpanmemproses Informasi Persepsi kebutuhan untuk memfasilitasi pekerjaan-pekerjaan manual. Persepsi kebutuhan untuk meningkatkanmemonitor operasi- operasi Persepsi kebutuhan untuk informasi yang akurattepat waktu Persepsi kebutuhan untuk mengurangi biaya-biaya 0,81 0,78 0,69 0,68 0,60 Faktor 3: Kebutuhan-kebuthan inovasi innovative needs Persepsi kebutuhan untuk keunikaninovasi Persepsi kebutuhan untuk mengikuti teknologi baru Persepsi kebutuhan untuk mendiferensiasi produkjasa Imejreputasi perusahaan yang baik 0,89 0,75 0,68 0,57 Factor 4: posisi kompetitif competitive position Persepsi kebutuhan untuk meningkatkanmemelihara posisi pasar Persepsi kebutuhan untuk meningkatkanmemelihara imejreputasi 0,84 0,80 Factor 5: Lingkungan environment Pertumbuhan pasar yang menguntungkan Pertumbuhan ekonomi yang menguntungkan Perubahan lingkungan di industri yang menguntungkan 0,78 0,78 0,63 Faktor 6: Skala manajemen puncak economies of scale Skala ekonomis daripenggunaan TI secara strategic Jaringan distribusi yang ekstensif 0,83 0,73 Factor 7: Arahan manajemen puncak top management guidance Sasaran-sasaran manajemen yang jelas Visi dan dukungan manajemen puncak 0,74 0,61 Sumber . Hartono, 2005. Sistem Informasi Strategik untuk keunggulan kompetitif Universitas Sumatera Utara 18 Analisis diskrimant discriminant analysis kemudian digunakan untuk melihat pengaruh factor-faktor ini terhadap perusahaan-perusahaan yang belum mengembangkan dan yang sudah mengembangkan system informasi strategic. Hasil dari analisis diskriman dapat dilihat di tabel berikut ini. Tabel 2.2. Hasil analisis diskriman penelitian King dan Teo 2001. Factor Facilitator Inhibitor Pemicu-pemicu TI IT drivers Kebutuhan-kebutuhan bisnis business needs Kebutuhan-kebutuhan inovasi innovative needs Posisi kompetitif competitive position Lingkungan environment Skala ekonomis economies of scale Arahan manajemen puncak top management guidance Eligenvalue Canonical correlation Wilks’ lambda Chi-square Signifikan Prosentase terklasifikasi : Grup SIS Bukan SIS Total -0,19 0,40 0,42 0,46 0,27 0,55 -0,52 0,30 0,48 0,77 27,43 0,0000 72,3 66,7 69,1 -0,58 0,00 0,16 0,06 -0,11 0,47 -0,21 0,24 0,44 0,81 16,13 0,001 60,6 67,6 65,2  P0.005 Sumber . Hartono, 2005. Sistem Informasi Strategik untuk keunggulan kompetitif Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa factor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi penerapan system informasi strategic facilitator adalah kebutuhan- kebutuhan inovasi innovative needs, posisi kompetitif competitive position, Lingkungan Universitas Sumatera Utara 19 environment, skala ekonomis economies of scale dan arahan puncak top management guidance. Sedang factor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi perusahaan belum menerapkan system informasi strategic inhibitor adalah pemicu-pemicu TI IT drivers, kebutuhan-kebutuhan inovasi innovative needs dan arahan manajemen puncak top manajemen guidance. Hartono dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif 2005 memaparkan 4 tahapan dalam merencanakan SIS. Adapun tahapan yang dimaksud adalah: 1. Analisis strategi sistem teknologi informasi Pada tahap ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: a. Analisis eksternal sistem teknologi informasi b. Analisis internal penilaian penggunaan sistem teknologi informasi dan manajemennya. c. Analisis keunggulan kompetitif sistem teknologi informasi d. Formulasi strategi Adapun proses – proses yang harus dijalani untuk formulasi strategi adalah: a. Menelaah misi dari organisasi sistem teknologi informasi b. Mengembangkan visi sistem teknologi informasi c. Mengembangkan arsitektur sistem teknologi informasi d. Menentukan sasaran – sasaran e. Mengukir perencanaan strategik sistem teknologi informasi f. Implementasi strategi Pada tahap implementasi strategi ini adapun langkah yang harus dilakukan adalah: a. Membuat perencanaan operasi dan anggaran sistem teknologi informasi. b. Evaluasi strategi Universitas Sumatera Utara 20 Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: a. Mengevaluasi kinerja dan perbaikan – perbaikan koreksi.

1. Analisis Strategi Sistem Teknologi Informasi A. Analisis Ekternal Sistem Teknologi Informasi

Analisis tentang lingkungan luar perusahaan merupakan analisis tentang penggunaan sistem teknologi informasi dan kondisi persaingan di industri untuk menentukan keuntungan kompetitif yang dapat diperoleh. Analisis tentang situasi eksternal dapat dilakukan dengan beberapa macam analisis seperti yang dilakukan di analisis lingkungan luar biasa, yaitu:  Analisis tekanan – tekanan penggerak driving forses analysis  Analisis Porter lima ancaman Porter’s five forces  Analisis pemetaan grup strategik strategic group mapping analysis  Analisis faktor – faktor kunci keberhasilan key success factors

B. Analisis Internal Penilaian Penggunaan Sistem Teknologi Informasi dan Manajemennya

Suatu penilaian sumber daya informasi meliputi penilaian sumber daya teknologi informasi dan sumber daya manusianya. Penilaian sumber daya teknologi informasi meliputi penilaian terhadap kuantitas dan kualitas dari sumber – sumber daya teknologi informasi yang digunakan seperti perangkat keras, perangkat lunak, jaringan dan komponen data. Penilaian pada aktiva manusia dari sumber daya informasi meliputi suatu telaah menyangkut kuantitas dan tingkat pelatihan dan pengalaman dari pemakai dan ahli sistem teknologi informasi, termasuk sistem manajemen dan nilai – nilai yang mengarahkan kepada keputusan sistem teknologi informasi dalam organisasi. Proses perencanaan sumber daya informasi dimulai dengan suatu penilaian menyangkut penggunaan informasi, penggunaan teknologi informasi di keseluruhan organisasi, dan penilaian organisasi sistem teknologi informasi itu sendiri. Penilaian ini Universitas Sumatera Utara 21 biasanya dilakukan oleh suatu komite yang terdiri dari manajer – manajer bisnis, dan ahli sistem teknologi informasi, dan jika dimungkinkan dengan bantuan tenaga ahli dari luar perusahaan. Penilaian sumber daya informasi dilakukan untuk mengukur tingkatan penggunaan sumber daya informasi saat ini di dalam organisasi dan membandingkannya dengan seperangkat standar. Standar ini dapat diperoleh dari capaian masa lampau di dalam organisasi, tolak ukur teknis technical patokan, norma – norma industri, dan estimasi mengenai ―kelas terbaik‖ dari perusahaan lainnya. Selain penilaian terhadap sistem teknologi informasi itu sendiri, penilaian terhadap manajemen pemakai sistem teknologi informasi dan staf dari organisasi sistem teknologi informasi perlu juga dilakukan penilaian dari sikap attitude mereka terhadap pemakaian sistem teknologi informasi juga perlu dinilai. Analisis tentang situasi internal perusahaan digunakan untuk menentukan kemampuan kompetisi dan posisi pasar dari perusahaan, sumber-sumber daya yang dimilikinya, kekuatan dan kesempatan yang dimiliki dan tantangan-tantangan dan kelemahan-kelemahan yang dihadapi. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini teknik analisis SWOT dapat digunakan.

C. Analisis Keunggulan Kompetitif Sistem teknologi Informasi

Untuk menganalisis keunggulan kompetitif competitive advantage, pertama, perusahaan harus dapat mengidentifikasikan kompetensi – kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi – kompetensi yang dimiliki perusahaan dapat berupa kompetensi – kompetensi inti core competencies dan kompetensi – kompetensi unik distinctive competencies. Kompetensi inti memberi perusahaan kemampuan kompetisi yang dapat menjadikannya sebagai kekuatan dan sumber daya perusahaan yang unik. Umumnya kompetensi inti terletak pada aktiva manusia, bukan pada aktiva lainnya yang tercatat di Universitas Sumatera Utara 22 neraca. Kompetensi ini terletak pada pengetahuan, keahlian dan kemampuan aktiva manusia tersebut. Dalam prakteknya, suatu perusahaan mempunyai beberapa macam tipe dari kompetensi inti aktiva manusia ini, misalnya sebagai berikut:  Keahlian untuk menangani jaringan komputer  Keahlian membangun sendiri perangkat lunak aplikasi  Pengetahuan tentang membuat dan mengoperasikan suatu sistem teknologi informasi di dalam organisasi, seperti misalnya sistem untuk menangani order pelanggan dengan cepat dan akurat.

D. Formulasi Strategi a. Menelaah Misi dari Organisasi Sistem Teknologi Informasi

Bagian awal dari memformulasi strategi sistem teknologi informasi adalah menelaah review kembali misi dari organisasi bisnisnya, karena misi dari departemen sistem teknologi informasi tidak boleh menyimpang atau menentang, tetapi harus mendukung misi dari bisnis. Pernyataan misi dari departemen sistem teknologi informasi menunjukkan mengapa departemen ini diadakan dalam organisasi. Menelaah misi departemen sistem teknologi informasi berarti mempelajari kembali aktivitas-aktivitas dari departemen ini untuk memahami mengapa aktivitas-ktivitas tersebut dilakukan. Misi dari departemen sistem teknologi informasi dapat beragam dari organisasi ke organisasi lain. Beberapa departemen sistem teknologi informasi mempunyai misi untuk meningkatkan efisiensi di dalam perusahaan, yang biasanya dilakukan dengan mengotomasi proses – proses dalam rangka mengurangi biaya – biaya. Beberapa departemen sistem teknologi informasi mempunyai misi yang lain, yaitu menyediakan informasi kepada seluruh tingkatan manajemen supaya mereka dapat mengambil keputusan yang efektif. Banyak juga departemen sistem teknologi informasi yang mulai mempunyai misi membantu organisasi mencapai keunggulan strategik atau kompetisi di pasar. Universitas Sumatera Utara 23

b. Mengembangkan Visi Sistem Teknologi Informasi