“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 140 dari 255
seluruh sistem slab.
13.7.6.3
Untuk kondisi pembebanan selain dari yang didefinisikan dalam 13.7.6.2, diizinkan untuk mengasumsikan bahwa momen terfaktor positif maksimum dekat tengah
bentang suatu panel terjadi dengan tigaperempat beban hidup terfaktor penuh pada panel dan pada panel-panel berselang-seling; dan diizinkan untuk mengasumsikan bahwa momen
terfaktor negatif maksimum pada slab di suatu tumpuan dengan tigaperempat beban hidup terfaktor penuh pada panel-panel bersebelahan saja.
13.7.6.4
Momen-momen terfaktor harus diambil tidak kurang dari yang terjadi dengan beban hidup terfaktor penuh pada semua panel.
13.7.7 Momen-momen terfaktor
13.7.7.1
Pada tumpuan interior, penampang kritis untuk momen terfaktor negatif pada kedua lajur kolom dan tengah harus diambil pada muka tumpuan persegi, tetapi tidak lebih
jauh dari
0,175
1
dari pusat kolom.
13.7.7.2
Pada tumpuan eksterior dengan brakit brackets atau kapital, penampang kritis
untuk momen terfaktor negatif pada bentang yang tegak lurus terhadap suatu tepi harus diambil pada suatu jarak dari muka elemen penumpu yang tidak lebih besar dari setengah
proyeksi brakit bracket atau kapital melewati muka elemen penumpu.
13.7.7.3
Tumpuan bundar atau berbentuk poligon beraturan harus diperlakukan sebagai tumpuan bujursangkar dengan luas yang sama untuk lokasi penampang kritis untuk momen
desain negatif.
13.7.7.4
Bila sistem slab dalam batasan-batasan dari 13.6.1 dianalisis dengan metoda rangka ekivalen, diizinkan untuk mengurangi momen-momen perhitungan yang dihasilkan
dengan proporsi sedemikian hingga jumlah mutlak momen-momen positif dan negatif rata- rata yang digunakan dalam desain tidak perlu melebihi nilai yang didapat dari Pers. 13-4.
13.7.7.5
Distribusi momen pada penampang kritis selebar lajur slab balok dari setiap rangka ke lajur kolom, balok, dan lajur tengah seperti diberikan dalam 13.6.4, 13.6.5, dan
13.6.6 diizinkan jika persyaratan dari 13.6.1.6 dipenuhi.
14 Dinding 14.1 Lingkup
14.1.1
Ketentuan Pasal 14 berlaku untuk desain dinding yang dikenai beban aksial, dengan atau tanpa lentur.
14.1.2
Dinding penahan kantilever didesain menurut ketentuan desain lentur dari Pasal 10 dengan tulangan horisontal minimum menurut 14.3.3.
14.2 Umum 14.2.1
Dinding harus didesain untuk beban eksentris dan beban lateral atau lainnya yang bekerja pada dinding tersebut.
14.2.2
Dinding yang dibebani beban aksial harus didesain sesuai dengan 14.2, 14.3, dan salah satu dari 14.4, 14.5, atau 14.8.
“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 141 dari 255
14.2.3
Desain untuk geser harus sesuai dengan 11.9.
14.2.4
Kecuali bila ditunjukkan dengan suatu analisis, panjang horisontal dinding efektif untuk setiap beban terpusat tidak boleh melebihi yang terkecil dari jarak pusat ke pusat
antara beban, dan lebar tumpuan ditambah empat kali tebal dinding.
14.2.5
Komponen struktur tekan yang dibangun menyatu dengan dinding harus memenuhi 10.8.2.
14.2.6
Dinding harus diangkur ke elemen-elemen yang berpotongan, seperti lantai dan atap, atau kolom, pilaster, butres
buttresses, dinding yang berpotongan; dan ke fondasi tapak.
14.2.7
Jumlah tulangan dan batasan tebal yang disyaratkan dalam 14.3 dan 14.5 dapat diabaikan bila analisis struktur menunjukkan kekuatan dan stabilitas yang cukup.
14.2.8
Penyaluran gaya ke fondasi tapak pada dasar dinding harus sesuai dengan 15.8.
14.3 Tulangan minimum
14.3.1
Tulangan vertikal dan horisontal minimum harus sesuai dengan 14.3.2 dan 14.3.3 kecuali bila jumlah yang lebih besar diperlukan untuk geser sesuai dengan 11.9.8 dan
11.9.9.
14.3.2
Rasio minimum luas tulangan vertikal terhadap luas bruto beton,
, harus: a
0,0012 untuk batang tulangan ulir yang tidak lebih besar dari D-16 dengan
f
y
tidak kurang dari 420 MPa; atau
b 0,0015 untuk batang tulangan ulir lainnya; atau
c 0,0012 untuk tulangan kawat las yang tidak lebih besar dari
-16 atau D-16.
14.3.3
Rasio minimum luas tulangan horisontal terhadap luas beton bruto,
t
, harus: a
0,0020 untuk batang tulangan ulir yang tidak lebih besar dari D-16 dengan
f
y
tidak kurang dari 420 MPa; atau
b 0,0025 untuk batang tulangan ulir lainnya; atau
c 0,0020 untuk tulangan kawat las yang tidak lebih besar dari
-16 atau D16.
14.3.4
Dinding lebih dari tebal 250 mm, kecuali dinding besmen basement, harus
mempunyai tulangan untuk setiap arah dipasang dalam dua lapis sejajar dengan muka dinding sesuai dengan berikut ini:
a Satu lapis tidak kurang dari setengah dan tidak lebih dari dua pertiga tulangan total yang dibutuhkan untuk setiap arah harus ditempatkan tidak kurang dari 50 mm atau tidak
lebih dari sepertiga tebal dinding dari permukaan eksterior;
b Lapisan lainnya, sisa tulangan yang diperlukan dalam arah tersebut, harus ditempatkan tidak kurang dari 20 mm atau tidak lebih dari sepertiga tebal dinding dari permukaan
interior.
14.3.5
Jarak tulangan vertikal dan horisontal satu sama lain tidak boleh lebih jauh dari tiga kali tebal dinding, atau lebih jauh dari 450 mm.
“Hak Cip
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
dan tidak untuk di komersialkan”
SNI 2847:2013
© BSN 2013 142 dari 255
14.3.6
Tulangan vertikal tidak perlu dilingkupi oleh pengikat transversal bila luas tulangan vertikal tidak lebih besar dari 0,01 kali luas beton bruto, atau bila tulangan vertikal tidak
dibutuhkan sebagai tulangan tekan.
14.3.7
Sebagai tambahan untuk tulangan minimum yang disyaratkan oleh 14.3.1, tidak kurang dari dua batang tulangan D-16 pada dinding yang mempunyai dua lapis tulangan dan
satu tulangan D-16 untuk dinding dengan satu lapis tulangan dalam kedua arah, harus disediakan mengelilingi jendela, pintu, dan bukaan dengan ukuran serupa. Batang tulangan
tersebut harus diangkur untuk mengembangkan
f
y
dalam kondisi tarik pada sudut-sudut bukaan.
14.4 Dinding yang didesain sebagai komponen struktur tekan