Penyaluran tulangan kawat polos las dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
12.8 Penyaluran tulangan kawat polos las dalam kondisi tarik
Kekuatan leleh tulangan kawat polos las harus dianggap disalurkan oleh penanaman dua kawat silang dengan kawat silang yang lebih dekat tidak kurang dari 50 mm dari titik penampang kritis Gambar S12.8. Akan tetapi, d tidak boleh kurang dari 3,3 y b d c f A s f 12-3 Gambar S12.7 - Penyaluran tulangan kawat ulir las Min. 50 mm Penampang kritis d 200 mm Min. 50 mm Penampang kritis d 150 mm Gambar S12.8 - Penyaluran tulangan kawat polos las “Hak Cip ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan” SNI 2847:2013 © BSN 2013 117 dari 255 dimana d diukur dari titik penampang ke kawat silang terjauh, s adalah spasi antara kawat yang disalurkan, dan seperti yang diberikan dalam 12.2.4d. Bila tulangan terpasang melebihi yang diperlukan, d dapat dikurangi sesuai dengan 12.2.5. Panjang, d , tidak boleh kurang dari 150 mm kecuali dalam perhitungan sambungan lewatan dengan 12.19.12.9 Penyaluran strand prategang
12.9.1 Kecuali seperti yang diberikan dalam 12.9.1.1, strand tujuh kawat harus dilekatkan melewati penampang kritis, dengan suatu jarak tidak kurang dari 21 7 ps se se d b b f f f d d 12-4 Perumusan dalam kurung digunakan sebagai konstanta tanpa satuan. 12.9.1.1 Penanaman kurang dari d diizinkan pada penampang komponen struktur asalkan tegangan strand desain pada penampang tersebut tidak melebihi nilai yang diperoleh dari hubungan bilinier yang didefinisikan oleh Pers. 12-4. 12.9.1.2 Pembatasan investigasi pada penampang-penampang yang terdekat ujung komponen struktur yang diperlukan untuk mengembangkan kekuatan desain penuh di bawah beban terfaktor yang ditentukan diizinkan kecuali bila lekatan satu atau lebih strand tidak melewati sampai ujung komponen struktur, atau bila beban terpusat diterapkan dalam panjang penyaluran strand. 12.9.1.3 Bila lekatan strand tidak menerus hingga ujung komponen struktur, dan desain melibatkan tarik saat beban layan pada daerah tarik pratekan seperti diizinkan oleh 18.4.2, d yang ditentukan dalam 12.9.1 harus diduakalikan. 12.10 Penyaluran tulangan lentur - Umum 12.10.1Parts
» SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» Standar ini tidak mengatur desain dan konstruksi tangki dan reservoir. 1.2 Dokumen
» Persetujuan sistem khusus untuk desain atau konstruksi
» max min SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» max SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» V SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» Definisi Istilah berikut didefinisikan untuk penggunaan umum dalam Standar ini. Definisi khusus
» Material Agregat .1 Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
» Stud berkepala dan gabungan stud berkepala harus memenuhi ASTM A1044M. 3.5.6 Baja Kawat,
» Batasan wcm maksimum dalam Pasal 4 tidak berlaku untuk beton ringan. 4.2
» Pencatatan data kekuatan rata-rata
» Jika suatu uji kekuatan tekan lihat 5.6.2.4 benda uji silinder yang dirawat di
» Baja prategang harus bersih dan bebas dari minyak, kotoran, lapisan permukaan hasil oksidasi
» Tulangan yang Tulangan Lingkungan korosif
» Bila balok atau brakit brackets yang merangka dari empat arah ke dalam suatu
» Pada semua penampang bilamana diperlukan, tulangan untuk menahan tegangan
» Faktor panjang efektif k harus ditentukan menggunakan nilai E
» Inti beton berselubung baja struktural .1
» Kekuatan tumpu desain beton tidak boleh melebihi
» V V Kekuatan geser yang disediakan oleh beton untuk komponen struktur non- prategang
» Tipe tulangan geser Batas spasi untuk tulangan geser
» Torsi terkecil yang terdeteksi threshold
» Detail tulangan torsi .1 Tulangan torsi minimum .1
» Spasi tulangan torsi .1 Desain alternatif untuk torsi
» Metoda desain geser-friksi .1 Geser-friksi .1
» Penyaluran beban kolom melalui sistem lantai min min Balok tinggi
» A Ketentuan untuk brakit brackets dan korbel .1
» Bukaan pada slab Penyaluran momen dalam sambungan slab-kolom .1
» Penyaluran kait standar dalam kondisi tarik
» Penyaluran tulangan kawat polos las dalam kondisi tarik Penyaluran strand prategang
» Penyaluran tulangan lentur - Umum .1
» Penyaluran tulangan momen positif .1
» Penyaluran tulangan momen negatif .1 Penyaluran tulangan badan web .1
» 12d SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» Sambungan tulangan –– Umum .1 Sambungan batang tulangan dan kawat ulir dalam kondisi tarik .1
» Detail tulangan pada slab tanpa balok .1
» Umum .1 Bukaan pada sistem slab .1
» Prosedur desain SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» Momen statis terfaktor total untuk suatu bentang Momen terfaktor negatif dan positif
» Momen terfaktor pada lajur kolom Momen terfaktor pada balok .1
» Rangka ekivalen Metoda rangka ekivalen .1
» Kolom .1 Komponen struktur puntir Pengaturan beban hidup
» Umum .1 Tulangan minimum SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» Geser pada fondasi tapak .1 Penyaluran tulangan dalam fondasi tapak .1
» Tebal minimum fondasi tapak Penyaluran gaya pada dasar kolom, dinding, atau pedestal bertulang .1
» Distribusi gaya di antara komponen struktur .1 Desain komponen struktur .1 Integritas struktur
» Desain sambungan dan tumpuan .1
» Lingkup .1 Umum .1 Penopangan Kekuatan geser vertikal .1
» Kekuatan geser horizontal .1 SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
» Pengikat untuk geser horizontal .1 Lingk .1 Umum .1
» Metoda desain Daerah pengangkuran tendon pasca tarik
» Pemilihan proporsi Grouting untuk tendon dengan lekatan .1
» Kehilangan prategang Selongsong ducts pasca tarik .1 Kekuatan desain bahan
» Penentuan dimensi dan properti material yang diperlukan .1
» Tulangan pada rangka momen khusus dan dinding struktur khusus
» Pengangkuran pada beton Balok .1
» Persyaratan umum Komponen struktur lentur rangka momen khusus
» Desain untuk beban lentur dan aksial
» Balok kopel coupling Komponen struktur lentur rangka momen khusus
» Joint konstruksi Rangka batang trusses struktur .1 Lingkup .1
» Balok pengikat grade dan slab di atas tanah .1
» Metoda desain empiris Batasan .1
» V V Geser pada fondasi tapak beton polos
» P P SNI Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
Show more