Maneka dengan Hanoman
Rajah kuda yang ada di punggungnya membuat ia diculik oleh bandit gurun Thar dan hampir ia dirajam,
namun Maneka diselamatkan oleh Hanoman. Walmiki dengan
Tokoh Ramayana Pertemuan Walmiki dengan beberapa tokoh Ramayana
membuat dirinya berhenti untuk menjadi tukang cerita, dan lebih memilih untuk berkelana.
Rama dengan Sinta dan Hanoman
Rama lebih mempercayai desas-desus yang beredar di Ayodya dari pada mempercayai istrinya sendiri. Sinta
lebih memilih untuk pergi dari Ayodya. Hanoman mengetahui bahwa semuanya akibat gelembung
Rahwana yang telah menyebar dan Hanoman lebih memilih untuk menjadi petapa.
B. Latar Tokoh dengan Objek Sekitar
Waktu Keberadaan pencarian Walmiki yang selalu menuju ke
arah matahari terbenam terkadang menunjukkan waktu dalam novel ini. Kejadian dalam novel ini berlangsung
setelah upacara Peresembahan Kuda.
Tempat Perjalanan Satya dan Maneka dalam pencarian Walmiki
dan Kitab Omong Kosong ini mereka harus menelusuri Anak Benua, dan beberapa kota seperti Campa,
Mantura, Citradurga, Delhi, gurun Thar dan beberapa tempat yang berada dalam negeri
dongengRamayana seperti Gunung Kendalisada yang merupakan tempat pertapaan Hanoman.
Sosial Keadaan setelah peperangan Persembahan Kuda yang
menghancurkan pusat-pusat pemerintahan, perpustakaan, tempat peribadatan, dan pusat kebudayaan
menyebabkan masyarakat harus memulai dari awal dalam membangun peradaban. Terjadi kelaparan, ribuan
pengungsi yang mencari kehidupan yang layak, serta perampokan dan penjarahan dimana-mana. Hal ini yang
ditemui ketika perjalanan Satya dan Maneka dalam pencarian Walmiki dan Kitab Omong Kosong
Kondisi sosial yang mengiringi kemunculan novel Kitab Omong Kosong
dapat dikategorikan berdasarkan latar belakang sosiobudaya yang menjadi acuan novel ini. Berdasarkan catatan publikasi novel ini dari edisi cerita bersambung 2
April- 10 Oktober 2001 hingga terbit sebagai novel 2004, konteks kehidupan sosial politik Indonesia mengacu pada masa sehabis mundurnya Presiden
Soeharto pada tahun 1998, seperti dalam tabel berikut.
Tabel 2. Kondisi Sosial yang Melatarbelakangi Penulisan Kitab Omong Kosong
No Kondisi sosial saat Kitab Omong Kosong terbit
1 Bermunculan berbagai media massa baru, banyaknya partai politik
baru, serta tokoh-tokoh baru. 2
Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan 3
Meluasnya pengangguran, PHK secara besar-besaran, serta ribuan usaha gulung tikar, harga BBM naik dua kali lipat.
4 Maraknya tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat, baik di
Ibukota maupun daerah. 5
Berbagai gerakan separatis muncul di berbagai daerah seperti di Aceh, Maluku, dan Papua.
6 Konflik antar golongan, kerusuhan, dan pembunuhan antaretnis
Pandangan dunia merupakan kesadaran kolektif sebagai hasil dari situasi
sosial yang dihadapi oleh subjek kolektif. Kondisi sosial ini yang kemudian menstrukturasi struktur karya dalam mediasi pandangan dunia. Melihat hero
problematik dalam Kitab Omong Kosong berbagai masalah muncul tentang hakikat kebenaran, bagaimana memandang sebuah kebenaran, serta
mempertanyakan kembali nilai kebenaran yang selama ini telah ada.
Tabel 3. Pandangan Dunia Tentang Kebenaran dalam Kitab Omong Kosong
Teori Kebenaran Pandangan Dunia
Paham Koherensi Paham Korespondensi
Paham Pragmatisme Mempertanyakan kembali nilai-nilai kebenaran,
keindahan, dan keadilan yang selama ini dianggap mapan Ramayana
Mengemukakan dunia yang serba relatif, termasuk tentang kebenaran relatif, kebenaran hanya sebuah
dongeng Memperbincangkan berbagai sudut pandang dalam
melihat suatu kebenaran Manusia terbatasi oleh ketercakrawalaannya dalam
melihat kebenaran Kebenaran bukan milik sekelompok orang atau hanya
dimonopoli penguasa
Setelah penentuan pandangan dunia maka selanjutnya menentukan genesis dari novel Kitab Omong Kosong. Relevansi yang muncul antara
pandangan dunia kelompok sosial pengarang dengan struktur teks Kitab Omong Kosong, seperti yang digambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Relevansi antara Pandangan Dunia Kelompok Sosial Pengarang dengan Novel Kitab Omong Kosong
No Relevansi Pandangan Dunia Kelompok Sosial Pengarang dengan
Novel Kitab Omong Kosong Realitas Sosial
Realitas dalam Novel
1 Berbagai tindakan represif
dilakukan pemerintah demi mempertahankan sebuah versi
‘kebenaran’ politis Semua kerajaan yang telah
menerima surat dari Sri Rama harus tunduk, apabila tidak maka akan
dibumihanguskan
2 Negara Indonesia sedang
mengalami masa transisi dari Orde Baru menuju era reformasi
Akibat upacara persembahan kuda peradaban hancur dan masyarakat
anak benua dalam masa transisi mencoba membangun peradaban
3 Seno memiliki latar belakang
pendidikan filsafat dan mendapatkan Magister Ilmu
Filsafat. Melalui bagian-bagian ‘Kitab
Omong Kosong’ bagaimana memandang sebuah kebenaran,
keindahan, dan ilmu pengetahuan diperoleh
4 Tokoh-tokoh Seno menunjukkan
atas kehendak gigih yang diperlukan untuk menentang
penindasan Orde Baru Dengan menggunakan tokoh-tokoh
dengan kejiwaan yang problematis, Seno menolak ideologi dominan
yang memperiotaskan hak-hak suatu komunitas yang umum dan
abstrak di atas hak-hak individual.