Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pandangan dunia Seno Gumira Ajidarma tentang kebenaran dalam novel Kitab Omong Kosong. Hasil penelitian diambil dari teks sastra dan data-data yang relevan. Data kemudian dianalisis menggunakan teori yang dipakai dalam penelitian ini. tahap akhir pembahasan, diambil kesimpulan dengan mengaitkan data dengan teori-teori serta informasi yang mendukung dari buku, penelitian, maupun media massa. Novel Kitab Omong Kosong diterbitkan pertama kali pada tahun 2004 oleh Bentang Pustaka. Sebelumnya pernah sebagai cerita bersambung di Koran Tempo, dari Senin 2 April sampai Rabu 10 Oktober 2001, dengan judul Rama- Sinta dimuat bersama terbitnya koran tersebut untuk pertama kalinya Ajidarma, 2004 dan ceritasukab.blogspot.com . Meskipun tidak secara langsung simbolik, novel Kitab Omong Kosong mengambarkan kondisi sosial pada saat novel itu terbit. Seno Gumira Ajidarma mencoba mempertanyaakan hal yang telah dianggap “benar” dalam masyarakat tentang Ramayana dengan beberapa tokohnya salah satunya melalui Sinta. Serta sosok rakyat Maneka dan Satya kecil yang mempertanyakan kodrat peranannya kepada sang pengarang Ramayana, yakni Walmiki. Penelitian ini mengkaji tentang 1 struktur tematik dalam novel Kitab Omong Kosong, 2 kondisi sosial yang melatarbelakangi penulisan novel Kitab Omong Kosong, 3 pandangan dunia kelompok sosial pengarang tentang kebenaran dalam novel Kitab Omong Kosong, 4 relevansi antara pandangan dunia kelompok sosial pengarang dengan novel Kitab Omong Kosong. Goldmann memiliki konsep struktur yang bersifat tematik via Faruk, 2012:72. Pusat perhatian dalam struktur tematik adalah relasi antartokoh dan relasi tokoh dengan objek yang ada di sekitarnya. Penelitian hubungan antartokoh yang dimaksudkan, ialah hubungan antara tokoh hero atau tokoh utama dengan tokoh-tokoh lain yang dianggap berpengaruh dalam peristiwa cerita. Beberapa penelitian mengolongkan bahwa karya-karya Seno bersifat posmodernisme, seperti yang dilakukan oleh Fuller dan Pujiharto. Begitu pula dengan novel Kitab Omong Kosong memiliki ciri sebagai novel postmodenisme. Pujiharto 2010: 365 menyebutkan bahwa tokoh dalam fiksi pascamodern memiliki pengetahuan fiksionalitas diri mereka, seorang tokoh dapat mengubah peran tokoh fiktifnya sesuai dengan kemauan tokohnya. Dengan tokoh mengetahui fiksionalitas maka muncul berbagai problematika dalam tiap tokoh pada Kitab Omong Kosong. Beberapa tokoh yang berasal dari kisah Ramayana mencoba mencari pengarangnya Walmiki. Tokoh yang muncul dalam novel ini memilki kemungkinan menjadi tokoh hero yang problematik, namun dalam penelitian ini ditekankan pada intensitas kemunculan tokoh serta berpengaruhnya