Uji Reliabilitas Keabsahan Data 1. Uji Validitas
Penelitian ini mengkaji tentang 1 struktur tematik dalam novel Kitab Omong Kosong, 2 kondisi sosial yang melatarbelakangi penulisan novel Kitab
Omong Kosong, 3 pandangan dunia kelompok sosial pengarang tentang kebenaran dalam novel Kitab Omong Kosong, 4 relevansi antara pandangan
dunia kelompok sosial pengarang dengan novel Kitab Omong Kosong. Goldmann memiliki konsep struktur yang bersifat tematik via Faruk,
2012:72. Pusat perhatian dalam struktur tematik adalah relasi antartokoh dan relasi tokoh dengan objek yang ada di sekitarnya. Penelitian hubungan antartokoh
yang dimaksudkan, ialah hubungan antara tokoh hero atau tokoh utama dengan tokoh-tokoh lain yang dianggap berpengaruh dalam peristiwa cerita.
Beberapa penelitian mengolongkan bahwa karya-karya Seno bersifat posmodernisme, seperti yang dilakukan oleh Fuller dan Pujiharto. Begitu pula
dengan novel Kitab Omong Kosong memiliki ciri sebagai novel postmodenisme. Pujiharto 2010: 365 menyebutkan bahwa tokoh dalam fiksi pascamodern
memiliki pengetahuan fiksionalitas diri mereka, seorang tokoh dapat mengubah peran tokoh fiktifnya sesuai dengan kemauan tokohnya. Dengan tokoh
mengetahui fiksionalitas maka muncul berbagai problematika dalam tiap tokoh pada Kitab Omong Kosong. Beberapa tokoh yang berasal dari kisah Ramayana
mencoba mencari pengarangnya Walmiki. Tokoh yang muncul dalam novel ini memilki kemungkinan menjadi tokoh hero yang problematik, namun dalam
penelitian ini ditekankan pada intensitas kemunculan tokoh serta berpengaruhnya
tokoh terhadap alur cerita dalam novel. Dalam novel Kitab Omong Kosong tokoh hero yang problematik adalah
Satya, Maneka, Hanoman, Walmiki, Dewi Sinta. Objek yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah latar waktu, tempat, dan sosial.
Tabel 1. Struktur Tematik dalam Kitab Omong Kosong Karya Seno Gumira Ajidarma
Struktur Tematik A. Hubungan
Antartokoh Sifat Hubungan
Satya dengan Maneka
Satya merupakan seorang pemuda 16 pengembala yang berasal dari Mantura. Melakukan perjalanan karena
desanya telah hancur akibat persembahan kuda pasukan Ayodya. Satya bertemu dan menemani Maneka untuk
bertemu dengan Walmiki Sang penulis Ramayana. Dalam perjalananya ia sempat menjadi penulis,
penerjemah, dan penyalin kitab. Selain untuk bertemu Walmiki mereka juga mencari ‘Kitab Omong Kosong’,
dalam perjalannya tersebut keduanya salaing bertukar pikiran tentang hakikat kebenaran.
Satya dengan Walmiki
Tanpa sengaja Satya bertemu dengan Walmiki disebuah kedai saat mencari Maneka yang diculik oleh bandit
gurun Thar. Satya menceritakan bagaimana Maneka sangat menderita akibat rajah kuda yang ada
dipunggungnya dan mencoba untuk bertemu dengan Walmiki kenapa jalan hidupnya harus seperti ini.
Satya dengan Hanoman
Pertemuan dengan Hanoman dan setelah menjelaskan tentang ‘Kitab Omong Kosong’ membuat Satya semakin
terobsesi dengan Ilmu pengetahuan, Satya bertekad untuk mencari bagian lain dan menyebarluaskan.
Peretemuan dengan Hanoman juga menjadi hal menarik karena Hanoman merupakan tokoh dongeng yang
diciptakan oleh Walmiki.
Maneka dengan Walmiki
Maneka 21 adalah seorang pelacur yang ingin mengubah nasibnya. Sejak umur 9 tahun ia telah dijual
ayahnya di sebuah rumah bordil. Ia merasa tersiksa dengan adanya sebuah rajah kuda yang berada di
punggungnya. Maneka kabur dari rumah bordil untuk mencari Walmiki agar mengubah nasibnya dan
mengeluarkannya dari alur cerita yang dibuat Walmiki.