Penelitian Yang Relevan KAJIAN TEORI

57

BAB IV PEMIKIRAN FILOSOFIS NIETZSCHE DALAM ROMAN

ALSO SPRACH ZARATHUSTRA

A. Deskripsi Roman Also Sprach Zarathustra

Roman Also Sprach Zarathustra sesungguhnya berisi tentang teori-teori filsafat Nietzsche. Hal tersebut akan dijelaskan dalam deskripsi pada subbab ini. Pendeskripsian diawali dari sampul buku roman Demikian Sabda Zarathustra. Sampul buku roman Also Sprach Zarathustra hanya bertuliskan judul roman, kemudian di tengah-tengah sampul terdapat tulisan „„Ein Buch für Alle und Keinen“ dan nama sang Penulis terletak di paling bawah pada sampul buku. Sampul ini ingin menunjukkan bahwa Nietzsche berpendapat dunia ini adalah kosong. Tidak ada satu hal yang paling bermakna di dunia ini, semua kembali pada individu masing-masing. Roman ini terbagi dalam 3 bab, setiap bab terdiri dari 7-12 sub cerita. Bab pertama bercerita tentang awal mula Zarathustra menyebarkan ilmunya setelah ia bertapa di kaki gunung. Zarathustra berjumpa dengan beberapa orang ketika ia sedang menuruni gunung untuk menyebarkan ilmunya. Orang-orang yang menjumpainya heran mengapa Zarathustra mau turun dan mengajarkan ilmunya. Kebanyakan orang kota justru menghindari perkotaan karena mereka ingin mencari kedamaian, keamanan dan kenyamanan. Mereka beranggapan bahwa Zarathustra sudah tidak waras karena berlainan atau berbeda dengan kebanyakan orang. Pada bab awal ini Nietzsche menunjukkan bahwa orang-orang sudah mulai kehilangan eksistensi masing-masing individu. Masyarakat pada saat itu bergerak menuju kemapanan yang ditimbulkan oleh modernisasi. Rasa kemapanan yang ada membuat manusia kala itu mulai menilai sesuatu dengan melihat sesuatu dari fisik. Nietzsche berpandangan hal ini yang mampu menggoyahkan keimanan masyarakat saat itu. Bab selanjutnya dari roman Also Sprach Zarathustra adalah kisah bagaimana Zarathustra menyebarkan ajaran dan mengajarkan ilmunya. Pada satu tahap ini, Nietzsche mulai memaparkan teori-teori filsafatnya. Pada bab dimana Nietzsche mulai memaparkan teori filsafatnya, ada satu subbab cerita tentang kebajikan-kebajikan yang diajarkan oleh seorang Pendeta. Di subbab cerita ini juga Zarathusttra mengkritisi kebajikan yang diajarkan oleh Pendeta tersebut. Bab ini menjelaskan bahwa ada pemikiran-pemikiran atau kearifan yang seharusnya berubah karena kurang sesuai apabila diterapkan dengan keadaan masyarakat saat itu. Bab III memaparkan bagaimana mengatasi keadaan yang bisa menghancurkan eksistensi manusia. Pada bab ini juga menjelaskan apa yang terjadi jika nihilisme tidak diatasi. Bentuk-bentuk kehancuran dan tanda-tandanya juga disebutkan secara jelas pada bab ini. Nietzsche tidak hanya memaparkan cara mengatasi nihilisme tapi ia juga menuliskan pengharapannya jika ada manusia yang mampu mengikuti pemikirannya. Setiap isi cerita dalam bab ini mendukung deskripsi di atas. Roman Also Sprach Zarathustra adalah sebuah karya Nietzsche yang dimana ia menguraikan seluruh gagasan filsafatnya dalam bentuk sastra. Roman ini memang mengandung seluruh gagasan filsafat Nietzsche karena pada buku karya Nietzsche yang lain Nietzsche hanya menjelaskan satu gagasan filsafatnya. Roman ini mempunyai tahapan cerita yang bagus. Setiap isi cerita dalam setiap bab mampu mendukung baik alur maupun gagasan filsafat Nietzsche.

B. Tema-tema Pokok Pemikiran Filosofis Nietzsche

Roman Also Sprach Zarathustra selain mengungkapkan pemikiran- pemikiran filosofis Nietzsche juga mengungkapkan kritik Nietzsche mengenai bahasa. Kritik bahasa yang dibahas terutama mengenai gramatika. Kritik bahasa yang disampaikan olehnya merupakan bagian dari isi filsafat postmodern. Pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan selama ini membuktikan bahwa pemikiran filosofis Nietzsche dalam roman Also Sprach Zarathustra terbagi dalam beberapa tema dan kritik bahasa terdapat dalam beberapa tema tersebut. Pemikiran filosofi Nietzsche yang terbagi dalam 5 tema pokok pemikiran, yaitu Der Wille zur Macht Kehendak untuk Berkuasa, Übermensch Adimanusia, Nihilismus Nihilisme, die ewige Wiederkehr des Gleichen Kembalinya Sesuatu yang sama yang abadi, Der Gott ist Tot Tuhan Telah Mati. Kelima pokok pemikiran ini didapatkan dari buku-buku karya Nietzsche yang lain contohnya Fröhlichen Wissenschaft, Ecce Homo, Mörgenrote dan Der Antichrist. Buku-buku tersebut dibaca kemudian disimpulkan pokok pikiran yang ada pada masing- masing buku. 1. Der Wille zur Macht Kehendak untuk Berkuasa Kehendak untuk berkuasa adalah gagasan filsafat yang pertama atau yang tercetus ketika permulaan Nietzsche menjadi seorang filsuf. Gagasan ini