Teknik Penentuan Validitas atau Keabsahan Data
memperbaiki kekurangannya, bahkan bisa menyalahgunakan kesempurnaan dirinya. Pemikiran-pemikiran yang disampaikan Zarathustra, terlihat bahwa
Zarathustra adalah sesosok manusia yang kuat dan tahan menderita. Kekuatannya muncul pada pikirannya yaitu ia harus menjadi seorang yang mampu melampaui
batas normal. Dan untuk melampaui batas tersebut tidak mudah, hanya orang yang sanggup menahan cobaan maupun kegagalan penderitaan yang mampu
mewujudkannya. Penokohan tersebut sesuai dengan apa yang ingin Nietzsche sampaikan dalam roman Also Sprach Zarathustra. Ia ingin menyampaikan bahwa
kehendak untuk berkuasa seharusnya membuat orang menjadi kuat dan tahan menderita.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa kehendak untuk berkuasa memang dimiliki untuk dipergunakan manusia yang selalu ingin meningkatkan taraf
hidupnya. Manusia yang selalu dapat mengatasi tantangan dan rasa sakitnya atau manusia yang dapat mewujudkan kehendaknya adalah manusia sejati. Nietzsche
memiliki pendapat bahwa yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia mempunyai tujuan yang hanya dapat dicapai oleh manusia itu sendiri.
Tujuan manusia dapat membuatnya menjadi lebih baik atau menjadikannya lebih buruk, meski ia di tempat yang baik.
Kutipan prolog di atas tidak hanya menunjukkan bahwa kehendak untuk berkuasa sebagai Das Ding an Sich agar orang menjadi kuat, tahan terhadap
penderitaan demi mencapai tujuannya. Kehendak untuk berkuasa juga menunjukkan kekuatan power atau kehendak Macht, will yang dapat muncul
ketika seseorang tidak menyadarinya. Dan hal ini bisa terjadi sebaliknya. Orang
membutuhkan power Macht supaya ia dapat mengatasi dan mengembangkan physis
-nya dalam proses pencapaian tujuannya. Penjelasan pada paragraf ini juga memaparkan tentang Ethics of Power atau kekuatan etika. Semakin baik Ethics
seseorang maka ia semakin berpeluang untuk menjadi kehendak untuk berkuasa yang agung Levine, 2002:318-320.
Wujud kasat mata kehendak untuk berkuasa berupa potensi. Kehendak untuk berkuasa sebagai potensi yang dimiliki manusia terdapat dalam kalimat
sebuah cerita yang berjudul Von Den Verächtern Des Leibes “Der Leib ist eine groβe Vernunft, eine Vielheit mit Einem Sinn, ein
Krieg und ein Frieden, eine Herde und ein Hirt “.
“Tubuh adalah sebuah akal yang hebat, sebuah keberagaman dengan satu tujuan, sebuah perjuangan dan sebuah kedamaian, seorang tuan dan
seorang Gembala ” Nietzsche, 1994:13.
3
Pada kalimat tersebut Nietzsche mengungkapkan potensi-potensi yang ada pada Übermensch
. Potensi itu sudah alamiah ada di diri Übermensch. Seorang manusia harus dapat memanfaatkan potensi yang ada supaya impiannya terwujud
sempurna. Seorang Übermensch tidak patut mengatakan bahwa ia tidak memiliki potensi untuk kesuksesannya. Nietzsche mengungkapkan bahwa potensi manusia
terletak pada individu-individu tertingginya. Maksud Nietzsche dengan potensi terletak pada individu tertinggi bahwa karakter turut berperan menjadikannya
individu yang mulia dan berharga di mata bangsanya. Karakter Übermensch yang berasal dari kehendak yang membuat dunia terus berjalan.
Terciptanya dunia dan manusia berasal dari satu kehendak. Dan dunia ini dapat terus berjalan juga disebabkan oleh kehendak. Kehendak juga yang
menyebabkan adanya aturan dan norma moral yang berlaku pada suatu