Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
diinspirasi oleh Schopenhauer. Gagasan Schopenhauer yang menginspirasi kehendak untuk berkuasa adalah Das Ding an Sich. Gagasan inilah yang membuat
Nietzsche mencari apa yang sesungguhnya ada di dalam manusia. Nietzsche menemukan bahwa yang membuat manusia menjadi apa yang manusia itu
harapkan, bukan disebabkan oleh kepandaian kekayaan atau jabatan. Manusia mampu mewujudkan cita-citanya karena Das Ding an Sich manusia yang berupa
Der Wille zur Macht Kehendak untuk Berkuasa Sunardi, 92-95:2006.
Seseorang harus sangat berhati-hati dalam memahami kehendak untuk berkuasa, jika tidak berhati-hati maka pemahaman yang keliru yang ia dapatkan
dan itu berbahaya baik bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Seseorang dapat berpendirian bahwa menyakiti menindas dan melakukan kejahatan adalah
tindakan yang benar, yang terpenting seseorang tersebut menjadi penguasa di semua tempat yang ia inginkan. Hal ini yang terjadi pada Hitler, jadi apa yang
Hitler pahami adalah sebuah kesalahan. Nietzsche sesungguhnya merumuskan kehendak untuk berkuasa sebagai
pembeda antara manusia dengan binatang. Tanpa adanya kehendak untuk berkuasa manusia dan hewan dapat digolongkan dalam satu kelas karena kedua
makhluk tersebut memiliki aktivitas yang serupa. Kehendak untuk berkuasa yang membuat manusia mengerti tujuan hakiki setiap tindakan yang ia lakukan
kemudian berusaha melestarikan tujuan tersebut untuk kehidupan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pembahasan yang diungkapkan oleh Bapak St. Sunardi
bahwa kehendak untuk berkuasa merupakan motif dasar manusiawi dan juga merupakan titik pusat etika Sunardi, 2006:104. Penjelasan pada kalimat-kalimat
sebelumnya yang membuat Nietzsche menjadikan kehendak untuk berkuasa sebagai dasar pandangan filsafatnya. Bukti dari hal ini nampak pada kutipan
kalimat dalam prolog roman Also Sprach Zarathustra. “Du groβes Gestirn Was wäre dein Glück, wenn du nicht die hättest,
welchen du leuchtest ”
1
Artinya adalah: “Kamulah sang Bintang AgungDimana keberuntunganmu, ketika kamu
tidak pernah memilikinya, sebagaimana kamu bersinar ”Nietzsche, 1994
: 1 “Alle Wesen bisher schufen Etwas über sich hinaus: und ihr wollt die
Ebbe dieser grossen Fluth sein und lieber noch zum Tiere zurückgehn, als den Menschen überwinden?“
2
Artinya adalah: “Semua makhluk telah menciptakan sesuatu yang melebihi dirinya: dan
kalian akan menjadi surut dari arus pasang yang agung ini dan lebih suka menjadi binatang kembali daripada melampaui manusia?” Nietzsche,
1994:10.
Pada prolog roman Also Sprach Zarathustra apa yang sedang Zarathustra sampaikan ialah hasil pemikirannya. Cara-cara penggambaran tokoh, kutipan
tersebut menggunakan teknik yang dinamakan teknik pikiran tokoh Sayuti, 2000:95. Teknik ini sengaja digunakan untuk memberikan gambaran tokoh
Zarathustra, karena melalui pikiran kita dapat mengenali watak seseorang. Di kutipan pertama Zarathustra mengungkapkan pemikirannya tentang siapa
sesungguhnya manusia. Manusia adalah kehendak untuk berkuasa yang agung namun manusia tidak pernah menyadarinya, dan ini yang membuat manusia
sebagai kehendak untuk berkuasa yang agung. Seorang manusia yang menganggap dirinya sesuatu yang sempurna justru tidak akan pernah