Gorga simeol eol Gorga Dalihan natolu

‘Tangan adalah lengan’ ‘Bagian ujungnya adalah jari-jari’ ‘Selalu kita menyampaikan kata’ ‘Terlebih dahulu kita meminta maaf’ Maksud dari umpasa ‘pantun’ di atas adalah pada kata bangko ni hata do dohonon, asal jumolo marsantabi menandakan bahwa dalam mengucapkan kata- kata kepada siapa pun atau yang lebih tua dari kita, sebaiknya tidaklah sombong dan meminta maaflah jika kita salah.

4.14 Gorga simeol eol

Gambar 4.14. Gorga Simeol eol Universitas Sumatera Utara

A. Bentuk

Simeol eol berarti melenggak-lenggok. Gorga Simeol eol ini berbentuk sulur yang terjalin dengan kesan melenggak-lenggok yang menghasilkan keindahan dan terletak di setiap sisi papan rumah adat Batak Toba.

B. Fungsi

• Sebagai sikap dan perilaku tentang kecintaan terhadap seni Batak Toba, seperti menari manortor, martumba . Gorga Simeol eol melambangkan kegembiraaan. Jadi, setiap orang yang menempati rumah itu adalah orang yang patuh dalam adat dan seni Batak Toba dan menjalankannya di kehidupan sehari-hari. • -Sebagai lambang hiasan untuk memperindah rumah adat Batak Toba. Rumah tanpa perabot tidaklah indah dilihat, begitu juga gorga, tanpa adanya ukiran-ukiran tersebut rumah tersebut tidak akan indah.

C. Makna

Gorga Simeol eol ini melambangkan kegembiraan dan berfungsi untuk menambah keindahan rumah adat Batak Toba. Variasi lain dari gorga ini disebut Gorga Simeoleol Marsialoan, yang bentuknya tidak jauh berbeda hanya karena motif yang berlawanan marsialoan. Dari makna Gorga Simeol eol di atas yang melambangkan kegembiraan, dapat dikaitkan dengan umpasa ‘pantun’ : Balintang ma pagabe Universitas Sumatera Utara Tumundalhon sitadoan Arinta ma gabe Molo masipaolooloan ‘Alat bertenun tempat bersandar’ ‘Tempat alas kaki waktu bertenun’ ‘Hari kita bahagia’ ‘Jika kita saling seia sekata’ Maksud umpasa ‘pantun’ di atas adalah pada kata arinta ma gabe, molo masipaolooloan menandakan bahwa seseorang yang menyatukan pendapat dalam suatu pertemuan adat, walaupun berbeda pendapat tetap hasilnya tidak sengan pertengkaran.

4.15 Gorga Dalihan natolu

Gambar 4.15. Gorga Dalihan natolu Universitas Sumatera Utara

A. Bentuk

Gorga Dalihan Natolu ini berbentuk jalinan sulur yang saling terikat. Dalihan natolu terdiri atas tiga makna yaitu: somba Marhula-hula, manat Mardongan tubu dan elek marboru. Dari falsafah Dalaihan Na Tolu di atas, masyarakat Batak Toba menjalankan itu sebagai aturan dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hubungan kekerabatan yang di miliki masyarakat sangat erat. Terletak di dinding depan rumah adat Batak Toba.

B. Fungsi

• Sebagai tanda kekompakan dan rasa kekeluargaan yang kuat diantara masyarakat Batak Toba. Gorga Dalihan Natolu melambangkan falsafah hidup orang batak. Jadi, setiap orang yang menempati rumah itu memiliki rasa kekeluargaan dilihat dari falsafah itu yaitu somba marhula-hula, manat mardongan tubu, daan elek marboru sehingga masyarakat Batak Toba memiliki kekompakan dalam kehidupannya. • Sebagai lambang hiasan untuk memperindah rumah adat Batak Toba. Rumah tanpa perabot tidaklah indah dilihat, begitu juga gorga, tanpa adanya ukiran-ukiran tersebut rumah tersebut tidak akan indah.

C. Makna

Gorga Dalihan natolu melambangkan falsafah Dalihan Natolu yang merupakan falsafah hidup orang Batak dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu: somba Marhula-hula, manat Mardongan tubu dan elek marboru. Universitas Sumatera Utara Dari falsafah Dalaihan Na Tolu di atas, masyarakat Batak Toba menjalankan itu sebagai aturan dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hubungan kekerabatan yang di miliki masyarakat sangat erat. Gorga Dalihan Natolu ini biasanya terdapat di dorpijolo dinding depan. Dari makna Gorga Dalihan Natolu di atas yaitu melambangkan falsafah Dalihan Natolu yang merupakan falsafah hidup orang Batak dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu: somba Marhula-hula, manat Mardongan tubu dan elek marboru, dapat dikaitkan dengan umpasa ‘pantun’ : Bintang na rumiris Tu ombun na sumorop Anak pe di hamu sai riris Boru pe antong torop ‘Bintang yang beriringan’ ‘Ke embun yang sejuk’ ‘Anak laki-laki pun bertambah’ ‘Anak perempuan semakin banyak’ Maksud umpasa ‘pantun’ di atas adalah pada kata anak pe di hamu sai riris, boru pe antong torop menandakan bahwa dalam falsafah orang batak menyatakan jika anak laki-laki dan perempuan dalam suatu keluarga banyak, itu menandakan banyak rezeki. Itulah yang menandakan keluarga tersebut gabe. Universitas Sumatera Utara

4.16 Gorga Gaja dompak